Lifestyle

Lifestyle Halal Makin Hidup di Masjid Sunda Kelapa

Lifestyle Halal Makin Hidup di Masjid Sunda Kelapa
Lifestyle Halal Makin Hidup di Masjid Sunda Kelapa

JAKARTA - Gagasan mengintegrasikan ibadah dengan gaya hidup yang positif dan relevan terus berkembang di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), Jakarta. Kali ini, upaya tersebut mendapat warna baru dengan hadirnya layanan perjalanan umrah eksklusif yang melengkapi ekosistem halal lifestyle di kawasan masjid bersejarah ini.

Setelah sukses menghidupkan kawasan masjid melalui pembukaan coffee shop yang menarik minat masyarakat urban, kini Koperasi Bahtera MASK menjalin kolaborasi dengan biro perjalanan Ada Multi Wisata (AMW). Kehadiran AMW di kawasan masjid bukan hanya untuk memperluas layanan ibadah, tetapi juga menjadi simbol sinergi antara spiritualitas dan pemberdayaan ekonomi umat dalam satu ruang yang harmonis.

AMW merupakan biro perjalanan umrah yang telah berpengalaman lebih dari satu dekade. Mereka berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi jemaah, khususnya yang berasal dari komunitas MASK. Penandatanganan kerja sama antara AMW dan Koperasi Bahtera MASK berlangsung di Agreya Coffee, sebuah kedai kopi yang kini menjadi pusat aktivitas sosial di lingkungan masjid.

Komisaris AMW, Sheliza, menuturkan rasa syukurnya atas terwujudnya kemitraan ini. “Kami bersyukur atas kemitraan dengan Koperasi Bahtera MASK, serta dengan Bank BSI. Kami bangga menjadi bagian dari keluarga besar Masjid Agung Sunda Kelapa, yang memang sudah dikenal beberapa tahun terakhir sebagai rumah ibadah yang inklusif, serta terbuka dengan inovasi-inovasi baru,” ujarnya.

Tak hanya berhenti di kolaborasi dua institusi, kehadiran AMW turut diperkuat dengan dukungan dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Lembaga keuangan syariah terbesar di tanah air ini melihat potensi besar dalam penyediaan layanan umrah berbasis komunitas. Hal itu diungkapkan langsung oleh Regional CEO BSI Jakarta, Deden Durachman.

“Antusiasme masyarakat terhadap perjalanan umrah sangat tinggi, seperti yang kami saksikan dalam gelaran BSI International Expo. Kami yakin, ADA Tour di Masjid Agung Sunda Kelapa akan berkembang dengan membanggakan,” ucap Deden.

Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap sosok M. Arief Rosyid Hasan yang telah turut mendorong terciptanya ekosistem masjid yang sehat dan produktif secara ekonomi. Arief merupakan pengurus MASK sekaligus tokoh muda yang dikenal aktif mengembangkan jejaring ekonomi umat berbasis masjid.

Lebih dari sekadar penyedia layanan umrah, kolaborasi ini diwarnai semangat pemberdayaan yang menjadi ruh utama gerakan ekonomi berbasis masjid. Model kerja sama antara AMW dan MASK membuka peluang bagi jemaah untuk terlibat lebih aktif dalam kegiatan ekonomi, termasuk menjadi agen perjalanan umrah. Bahkan, setiap transaksi perjalanan yang dilakukan akan turut menyisihkan dana infak untuk mendukung kegiatan pemberdayaan di lingkungan masjid.

“Kami memiliki visi membentuk ekosistem masjid modern yang tak hanya mengakomodasi kegiatan ibadah, tetapi juga membangun fondasi ekonomi umat yang kuat. Kehadiran ADA Multi Wisata merupakan bagian penting dari visi tersebut,” ujar Bambang Setiono, Ketua Koperasi Bahtera MASK.

Ia menjelaskan, ekosistem yang dibangun di MASK kini telah mencakup berbagai sektor strategis. Mulai dari penyelenggaraan haji dan umrah, layanan kuliner halal, hingga aktivitas kewirausahaan yang melibatkan UMKM lokal. Tak berhenti sampai di situ, rencana pengembangan ke depan juga mencakup penyediaan layanan kesehatan berbasis komunitas masjid.

“Selain ruang ibadah, pemberdayaan ekonomi umat, haji dan umrah, kuliner, dan halal lifestyle, ke depan kami sedang menggarap juga masjid sebagai sarana untuk pelayanan kesehatan. Kita harapkan pengembangan ekonomi umat yang selama ini kita cita-citakan bisa berjalan lancar,” lanjut Bambang.

Arief Rosyid menegaskan pentingnya adaptasi masjid terhadap kebutuhan umat masa kini. Menurutnya, inovasi yang dilakukan MASK merupakan bentuk respons terhadap perubahan zaman dan tuntutan gaya hidup masyarakat urban yang semakin kompleks namun tetap berlandaskan nilai-nilai keislaman.

“Masjid telah memiliki koperasi dan unit-unit usaha. Semakin lengkap karena ada BSI untuk mendukung dari aspek keuangan. Jadi, ini semua gayung bersambut, BSI dan MASK punya komitmen yang sama untuk membangun ekosistem ekonomi umat,” tutur Arief.

Tak hanya layanan ibadah dan perjalanan religi, kawasan MASK juga telah menjadi tempat bertumbuhnya ekonomi kreatif berbasis halal. Sebagai contoh, kerja sama MASK dengan Agreya Coffee dan Kopi Kalaras sukses menghadirkan pilihan destinasi ngopi unik di area masjid. Dalam waktu singkat, kedai-kedai ini mampu menarik perhatian masyarakat dan menjadikannya titik pertemuan baru di kawasan Menteng.

Keberhasilan membangun ekosistem halal lifestyle di Masjid Agung Sunda Kelapa menunjukkan bahwa masjid mampu berperan lebih dari sekadar tempat ibadah. Ia bisa menjadi pusat aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya yang membawa kemaslahatan luas bagi umat. Konsep inilah yang terus dikembangkan oleh pengurus MASK, dengan harapan menjadi inspirasi bagi masjid-masjid lainnya di Indonesia.

Langkah ini juga menegaskan bahwa membangun ekosistem halal bukan sekadar jargon, melainkan bentuk konkret dari upaya mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan kebutuhan dan gaya hidup masa kini. Dengan pendekatan kolaboratif seperti yang terjadi di MASK, masa depan ekonomi umat tampak lebih inklusif, mandiri, dan memberdayakan.

Melalui kolaborasi antara koperasi masjid, biro perjalanan, dan perbankan syariah, MASK telah menegaskan posisinya sebagai pelopor gerakan halal lifestyle yang modern namun tetap berpijak pada nilai tradisional keislaman. Sebuah model pemberdayaan yang positif, progresif, dan patut diapresiasi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index