Artis

Artis Bukan Lagi Prioritas, Parpol Fokus Kader Berkualitas

Artis Bukan Lagi Prioritas, Parpol Fokus Kader Berkualitas
Artis Bukan Lagi Prioritas, Parpol Fokus Kader Berkualitas

JAKARTA - Partai politik kini mulai menunjukkan komitmen baru dalam menghadapi Pemilu. Fokus utama bergeser dari popularitas semata menuju substansi dan penguatan internal partai. Dua partai besar, Partai Demokrat dan Partai Golkar, telah mengisyaratkan arah yang lebih serius dan berbasis pada kaderisasi dengan menyatakan tidak lagi memprioritaskan artis sebagai calon legislatif.

Langkah ini mencerminkan semangat perubahan untuk membangun parlemen yang kuat melalui wakil-wakil rakyat yang memahami seluk-beluk politik serta mampu menjalankan fungsi pengawasan dan legislasi dengan baik.

Partai Demokrat secara terbuka menyatakan tidak akan lagi mengandalkan popularitas artis demi menarik suara. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Saan Mustopa, partainya kini lebih memprioritaskan kader-kader internal atau individu nonkader yang telah memiliki pengalaman dalam bidang politik.

"Kami ingin lebih substantif," ujar Saan Mustopa di kompleks parlemen, Senayan. Ia menegaskan bahwa Demokrat menginginkan anggota Dewan yang kelak terpilih mampu memperkuat institusi parlemen dan mendukung eksistensi partai politik sebagai salah satu tiang utama demokrasi.

Saan menambahkan bahwa Demokrat saat ini hanya memiliki dua pesohor di dalam struktur partai, yaitu Nurul Qomar dan Venna Melinda. Keduanya sudah lama bergabung dan aktif di bidang politik serta dianggap memiliki pemahaman yang cukup dalam menjalankan tugas legislatif. Ia menegaskan bahwa hingga kini belum ada artis baru yang mendaftarkan diri melalui Partai Demokrat.

“Partai juga tidak sedang melakukan pendekatan khusus kepada artis. Kami utamakan proses pengkaderan,” tambahnya.

Langkah serupa juga ditunjukkan oleh Partai Golkar. Wakil Sekretaris Jenderal Golkar, Nurul Arifin, menuturkan bahwa hingga saat ini belum ada artis yang mengajukan diri melalui Golkar untuk menjadi calon anggota legislatif. Bahkan, ia menyebut bahwa partainya juga tidak sedang melakukan penjajakan kepada figur-figur publik dari kalangan selebritas.

"Sekarang artis di Golkar cuma Nurul Arifin dan Tantowi Yahya," katanya dengan lugas.

Pernyataan dari dua partai besar tersebut memberi sinyal kuat bahwa pemilihan legislatif kini tidak lagi sekadar soal popularitas. Fokusnya bergeser ke arah penguatan kualitas personal dan kontribusi nyata dalam kerja-kerja politik.

Sikap ini bisa dimaknai sebagai upaya menyajikan wajah baru parlemen, di mana integritas, pengalaman, dan kapasitas menjadi penentu utama, bukan semata tingkat keterkenalan publik. Dengan kata lain, pengalaman politik dan proses kaderisasi menjadi fondasi penting untuk menjamin keberhasilan dalam tugas-tugas kenegaraan yang kompleks.

Berbeda dengan Demokrat dan Golkar, PDI Perjuangan masih tetap membuka ruang bagi para artis yang ingin bergabung dan mencalonkan diri dalam Pemilu 2014. Bahkan, beberapa nama populer telah diumumkan sebagai bakal calon legislatif dari partai berlambang banteng ini.

Figur-figur seperti Sony Tulung, Edo Kondologit, Nico Siahaan, dan Yessy Gusman termasuk dalam deretan artis yang dinyatakan siap untuk maju. Mereka akan mengikuti proses pencalegan sebagaimana kader lainnya dan diharapkan dapat memberikan warna baru dalam kontestasi politik nasional.

PDI Perjuangan sendiri telah lebih dahulu mengintegrasikan kalangan selebritas ke dalam kegiatan partai secara aktif. Rieke Diah Pitaloka, misalnya, tidak hanya dikenal sebagai artis, tetapi juga sebagai anggota parlemen aktif dan belakangan menjadi calon Gubernur Jawa Barat. Demikian pula dengan Rano Karno, yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Banten.

Fenomena ini menegaskan bahwa keterlibatan artis dalam dunia politik tetap relevan selama disertai dengan komitmen dan dedikasi yang tinggi untuk menjalankan tugas publik.

Meski memiliki pendekatan berbeda, baik Demokrat, Golkar, maupun PDI Perjuangan menunjukkan semangat untuk memberikan yang terbaik dalam Pemilu 2014. Perbedaan strategi ini memperkaya dinamika politik tanah air sekaligus membuka ruang bagi masyarakat untuk menilai pilihan terbaik mereka.

Bagi Demokrat dan Golkar, keputusan untuk tidak aktif merekrut artis adalah bagian dari proses pendewasaan partai. Pengalaman selama beberapa periode sebelumnya dijadikan refleksi untuk menyusun langkah yang lebih terukur. Dengan demikian, keterlibatan dalam dunia politik tidak hanya berdasarkan nama besar, tetapi juga pemahaman yang kuat terhadap tanggung jawab sebagai wakil rakyat.

Langkah ini bukan berarti menutup peluang artis untuk berpolitik. Namun, proses seleksi dan pendekatannya kini lebih ketat dan terstruktur, agar setiap kandidat yang diusung benar-benar siap menjadi bagian dari proses legislasi yang konstruktif dan produktif.

Melalui kebijakan ini, kedua partai berharap bisa melahirkan kader-kader unggul yang akan membawa perubahan positif di Senayan, memperjuangkan aspirasi rakyat, dan berkontribusi dalam pembangunan nasional dengan integritas yang tinggi.

Dengan semakin banyak partai yang menunjukkan arah baru dalam perekrutan calon legislatif, publik bisa berharap pada kualitas parlemen yang lebih baik di masa mendatang. Di tengah tantangan demokrasi yang terus berkembang, langkah untuk mengutamakan kader berkualitas adalah bentuk optimisme menuju politik yang sehat dan berdaya saing tinggi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index