JAKARTA - Upaya strategis Danantara dalam memperluas jaringan kemitraan global menunjukkan progres signifikan. Langkah konkret diwujudkan melalui penjajakan kerja sama dengan investor asal Qatar, Australia, dan China, dengan fokus untuk mendukung investasi skala besar di Indonesia.
Inisiatif ini tak hanya menandai komitmen Danantara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi juga membuka ruang baru bagi masuknya arus investasi berkualitas yang mampu mendorong akselerasi pembangunan.
Chief Executive Officer Danantara, Dimas Oky Nugroho, menyampaikan bahwa pendekatan yang dilakukan pihaknya bukan sekadar mengincar pendanaan, tetapi lebih kepada membangun ekosistem investasi yang sehat, strategis, dan berdampak jangka panjang. “Kami sedang membangun kesepahaman dengan investor dari Qatar, Australia, dan China. Tujuan kami adalah menyiapkan dana abadi untuk mendukung pembangunan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan,” ujar Dimas.
Menurutnya, strategi investasi yang dikembangkan Danantara mengacu pada model Sovereign Wealth Fund (SWF) yang bertumpu pada tata kelola yang baik dan prinsip-prinsip keberlanjutan. Hal ini menjadi fondasi utama dalam proses penjajakan investasi yang sedang berlangsung.
Dimas menambahkan, pertemuan-pertemuan intensif telah dilakukan dengan sejumlah entitas strategis dari ketiga negara tersebut. Prosesnya melibatkan diskusi mendalam mengenai peluang investasi, skema pendanaan jangka panjang, hingga model bisnis yang inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan Indonesia ke depan.
“Investor yang kami dekati bukan hanya mencari keuntungan finansial semata, tapi juga memiliki komitmen kuat terhadap pembangunan yang berkelanjutan dan adil secara sosial,” kata Dimas.
Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah Indonesia yang mendorong pembentukan dan penguatan lembaga pengelola dana abadi. Seperti diketahui, pemerintah tengah menjajaki berbagai opsi untuk menghadirkan sumber pendanaan jangka panjang yang tidak bergantung pada pembiayaan konvensional atau fiskal tahunan.
Dimas menekankan bahwa pendekatan Danantara juga mencakup model co-investment, di mana investor luar negeri akan bekerja sama dengan pemangku kepentingan lokal, baik swasta maupun BUMN, untuk memastikan investasi berdampak langsung terhadap masyarakat.
Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah pertemuan strategis telah dilakukan. Di Qatar, misalnya, Danantara melakukan penjajakan kerja sama dengan lembaga keuangan dan pengelola aset terkemuka. Di Australia, pendekatan lebih diarahkan kepada mitra sektor energi terbarukan dan teknologi agrikultur. Sementara di China, pembahasan difokuskan pada peluang investasi infrastruktur dan penguatan konektivitas digital.
“Setiap negara memiliki kekuatan dan fokus masing-masing. Kami menjajaki potensi mereka untuk disinergikan dengan prioritas pembangunan di Indonesia,” jelas Dimas.
Danantara juga disebut tengah menyiapkan sejumlah produk investasi yang dapat menjadi pilihan bagi mitra internasional. Produk tersebut tidak hanya berbasis proyek-proyek pembangunan, tetapi juga instrumen keuangan yang dirancang untuk mendukung transisi energi, inklusi keuangan, serta digitalisasi layanan publik.
Keberadaan Danantara sebagai bagian dari inisiatif strategis nasional menjadi salah satu nilai tambah tersendiri. Dengan mandat untuk memperkuat kapasitas pendanaan jangka panjang, lembaga ini diharapkan mampu menjadi jembatan antara kebutuhan pembangunan nasional dan kepentingan investor global yang ingin berpartisipasi secara aktif.
Di sisi lain, Danantara juga berupaya memastikan bahwa investasi yang masuk akan memiliki prinsip keberlanjutan dan menjunjung tinggi aspek tata kelola yang transparan. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan mitra global serta memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan investasi strategis.
Sementara itu, kolaborasi yang sedang dirancang ini mendapat sambutan positif dari sejumlah pihak, termasuk kalangan pelaku usaha dan analis kebijakan. Mereka menilai langkah Danantara sebagai pendekatan cerdas yang tidak hanya mengandalkan instrumen konvensional, tetapi juga membuka jalur investasi baru yang adaptif terhadap dinamika global.
Dimas meyakini bahwa kolaborasi lintas negara ini tidak hanya penting dari sisi pembiayaan, tetapi juga akan membawa transfer teknologi, peningkatan kapasitas SDM, serta penguatan rantai pasok nasional. “Kami percaya bahwa masa depan ekonomi Indonesia harus dibangun dengan fondasi kolaborasi. Investor global adalah mitra, bukan sekadar penyandang dana. Mereka harus hadir bersama, tumbuh bersama Indonesia,” tegasnya.
Melalui pendekatan visioner ini, Danantara terus melangkah mantap dalam misi jangka panjangnya. Jika kolaborasi dengan ketiga negara besar ini berhasil difinalisasi, bukan hanya potensi dana jumbo yang akan diperoleh, tetapi juga pembuktian bahwa Indonesia memiliki daya tarik strategis sebagai destinasi investasi yang menjanjikan.
Dengan menggabungkan visi pembangunan berkelanjutan, manajemen profesional, dan keterbukaan terhadap mitra global, Danantara menegaskan peran pentingnya dalam ekosistem pembangunan nasional yang inklusif dan berdampak luas.