8 Tata Cara Menentukan Harga Jual Produk dengan Tepat

8 Tata Cara Menentukan Harga Jual Produk dengan Tepat
cara menentukan harga jual produk

Memahami cara menentukan harga jual produk penting dalam usaha karena harga yang tepat sangat berpengaruh pada kesuksesan bisnis.

Penjual perlu lebih dari sekadar menghitung biaya produksi saat menentukan harga jual suatu barang, karena masih ada berbagai aspek penting lainnya yang perlu diperhitungkan agar tetap memperoleh margin keuntungan yang diharapkan.

Harga jual bukan sekadar angka, melainkan elemen krusial dalam strategi pemasaran yang berdampak langsung terhadap keuntungan serta daya beli konsumen. 

Oleh sebab itu, setiap pelaku usaha wajib menetapkan harga dengan pertimbangan yang matang. 

Proses ini tidaklah semudah yang dibayangkan karena memerlukan analisis terhadap berbagai faktor pasar dan internal perusahaan. Jika harga dipatok terlalu tinggi, hal ini berpotensi menurunkan minat beli konsumen. 

Dampaknya, jumlah penjualan akan berkurang, dan perusahaan bisa gagal menutup biaya yang telah dikeluarkan—baik dari sisi produksi maupun operasional lainnya.

Kesulitan lain dalam menentukan harga juga muncul ketika perusahaan tidak melakukan survei pasar secara menyeluruh, terutama dalam hal memilih pemasok bahan baku. 

Kurangnya riset dapat menyebabkan harga pokok produksi menjadi tinggi, yang akhirnya turut memengaruhi penentuan harga jual di pasaran.

Meskipun perhitungan harga jual tampak mudah dilakukan, kenyataannya diperlukan strategi dan ketelitian agar harga yang ditentukan tidak membuat usaha merugi. 

Jika penetapan harga dilakukan secara asal tanpa pertimbangan yang tepat, maka usaha yang dijalankan bisa menghadapi risiko kegagalan, termasuk kerugian dalam jangka panjang.

Jadi, seperti apa sebenarnya cara menentukan harga jual produk yang tepat? Penjelasan selengkapnya akan membahas mulai dari definisi, faktor-faktor yang memengaruhinya, hingga langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan oleh para pelaku usaha.

Pengertian Harga Jual 

Penetapan nilai jual adalah jumlah yang ditentukan oleh pelaku usaha sebagai imbalan atas produk atau layanan yang ditawarkan, berdasarkan satuan jumlah, berat, atau ukuran tertentu. 

Dalam menjalankan bisnis, pelaku usaha perlu menetapkan nilai jual secara tepat agar kegiatan penjualan menghasilkan pendapatan yang menguntungkan dan menjaga posisi usaha tetap kompetitif di pasar.

Ada berbagai elemen yang dapat memengaruhi proses penghitungan nilai jual suatu produk atau jasa. Beberapa di antaranya mencakup tingkat kebutuhan konsumen, dinamika pasar, kondisi musiman, hingga lokasi geografis. 

Selain itu, pelaku usaha juga dapat menyesuaikan harga dengan memperhatikan pendekatan penetapan harga dari pesaing bisnis.

Hal penting lainnya yang perlu dipahami adalah perbedaan antara nilai jual dan harga beli. 

Harga beli merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh bahan mentah, komponen, atau barang setengah jadi dari pemasok sebagai bagian dari proses produksi.

Agar memperoleh hasil usaha yang menguntungkan, maka penting untuk memperhatikan baik nilai jual maupun harga beli. 

Jika nilai jual yang ditetapkan lebih rendah dari harga beli, perusahaan bisa mengalami kerugian karena pendapatan yang masuk tidak mampu menutupi biaya produksi.

Di sisi lain, terdapat sejumlah faktor lain yang turut memengaruhi keputusan dalam menentukan nilai jual suatu produk. 

Beberapa di antaranya termasuk sensitivitas permintaan terhadap perubahan harga, besar kecilnya laba yang diinginkan, jenis produk yang ditawarkan, target pasar yang dituju, hingga persaingan dan permintaan pelanggan. 

Oleh sebab itu, penetapan nilai jual idealnya mempertimbangkan tiga unsur utama, yaitu total biaya produksi, biaya tambahan di luar produksi, serta keuntungan yang ingin dicapai.

Tanpa mempertimbangkan ketiga unsur tersebut secara menyeluruh, perusahaan dapat menghadapi dua risiko, yaitu:

  • Jika nilai jual ditetapkan terlalu rendah, produk memang berpotensi laku dalam jumlah besar, namun keuntungan yang didapat kemungkinan sangat minim.
  • Sebaliknya, jika menetapkan nilai jual terlalu tinggi, jumlah produk yang terjual mungkin sedikit, dan pada akhirnya laba yang diharapkan pun tidak tercapai.

Oleh karena itu, memahami dengan benar proses penentuan harga sangatlah penting agar penghitungan biaya pokok penjualan tidak keliru dan usaha dapat berjalan dengan lebih stabil.

Faktor yang Mempengaruhi Harga Jual Produk

Terdapat sejumlah aspek penting yang turut berpengaruh dalam penetapan nilai jual suatu barang. Berikut ini penjelasannya:

Pengeluaran Tetap (Fixed Cost)

Pengeluaran tetap adalah salah satu komponen awal yang wajib diperhitungkan ketika hendak menetapkan nilai jual suatu produk. Jenis biaya ini tidak berubah meskipun volume produksi mengalami peningkatan atau penurunan. 

Contoh dari biaya tetap antara lain adalah biaya perawatan alat produksi, tagihan listrik bulanan, biaya sewa tempat usaha, hingga gaji karyawan tetap.

Dengan kata lain, pengeluaran jenis ini tidak bergantung pada perubahan jumlah barang atau layanan yang dihasilkan dalam kapasitas produksi tertentu. Biaya tetap bersifat konstan dan tidak secara langsung terpengaruh oleh aktivitas operasional harian.

Pengeluaran Variabel (Variable Cost)

Selain biaya tetap, pengeluaran variabel juga menjadi komponen penting dalam penetapan nilai jual. Biaya variabel berubah seiring dengan banyaknya produk yang diproduksi. 

Contoh dari jenis biaya ini mencakup pembelian bahan baku, pembayaran tenaga kerja tambahan bila diperlukan, serta biaya produksi tambahan lainnya.

Artinya, jumlah biaya yang dikeluarkan akan meningkat ketika volume produksi naik, dan sebaliknya akan menurun jika produksi berkurang. Perubahan ini sangat erat kaitannya dengan tingkat produksi yang berlangsung di perusahaan.

Titik Impas (Break Even Point/BEP)

Titik impas merupakan indikator lain yang berperan penting dalam penentuan harga. 

Dalam istilah akuntansi, titik impas adalah kondisi di mana jumlah biaya produksi yang dikeluarkan sama persis dengan pendapatan dari penjualan, sehingga perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.

Mengetahui titik impas sangat penting dalam menyusun strategi harga, karena bisa menjadi dasar perhitungan mengenai seberapa banyak barang yang harus diproduksi dan dijual agar seluruh biaya bisa tertutupi. 

Dengan informasi ini, pelaku usaha bisa membuat perencanaan yang lebih akurat dalam menentukan harga jual serta volume produksi yang sesuai untuk menghindari kerugian.

Cara Menentukan Harga Jual Produk 

Berikut ini merupakan beberapa langkah yang dapat diterapkan dalam cara menentukan harga jual produk agar selaras dengan strategi dan arah kebijakan bisnis yang dijalankan.

Penetapan Harga Berdasarkan Margin

Salah satu pendekatan yang bisa digunakan dalam menetapkan harga jual suatu barang adalah metode margin. Melalui cara ini, pelaku usaha dapat memperkirakan besarnya keuntungan yang diperoleh dari setiap produk yang berhasil dipasarkan.

Selain itu, metode ini juga memungkinkan pelaku usaha untuk membandingkan harga jualnya dengan pesaing di pasar, guna menilai apakah produk yang ditawarkan terlalu mahal atau terlalu murah.

Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

Persentase Margin = (Nilai Jual – Biaya Dasar) / Nilai Jual x 100%

Sebagai ilustrasi, misalnya ada usaha kuliner yang menjual aneka makanan ringan seperti pisang molen dan kue kering. 

Jika satu kotak pisang molen dijual seharga Rp20.000,00, sementara biaya pembuatannya Rp15.000,00, maka keuntungan dapat dihitung dengan rumus:

(Rp20.000 – Rp15.000) / Rp20.000 x 100% = 25%

Itu berarti setiap satu kotak produk yang terjual menghasilkan keuntungan sebesar 25%. Umumnya, keuntungan yang ideal berada pada angka 50% dari biaya pembuatan, sehingga harga jual masih bisa dinaikkan bila diperlukan.

Penetapan Harga Berdasarkan Markup

Metode berikutnya adalah markup, yakni teknik perhitungan harga dengan menambahkan persentase keuntungan di atas biaya dasar produksi. 

Pendekatan ini cocok digunakan jika pengusaha telah memiliki target persentase keuntungan tertentu.

Rumus dari pendekatan ini adalah:

Nilai Jual = Biaya Dasar + (Biaya Dasar x Persentase Laba)

Contoh perhitungannya, jika biaya pembuatan satu kotak pisang molen adalah Rp20.000 dan pelaku usaha ingin mendapatkan laba sebesar 50%, maka perhitungannya sebagai berikut:

Rp20.000 + (Rp20.000 x 50%) = Rp30.000

Dengan demikian, untuk mendapatkan keuntungan 50%, produk tersebut harus dijual seharga Rp30.000 per kotaknya.

Penetapan Harga Berdasarkan Biaya Produksi Total (Cost Plus)

Alternatif lainnya adalah metode perhitungan harga berbasis pada seluruh biaya produksi yang dikeluarkan. 

Dalam pendekatan ini, harga jual dihitung dengan menjumlahkan semua biaya pembuatan dan menambahkan persentase keuntungan yang diharapkan.

Rumus yang digunakan:

Nilai Jual = Jumlah Total Biaya + (Persentase Laba x Jumlah Total Biaya)

Sebagai contoh, sebuah usaha retail memproduksi kaos sepak bola. Dalam satu hari, mereka menghasilkan 100 kaos dengan biaya tetap sebesar Rp25.000.000 dan biaya variabel sebesar Rp50.000.000. 

Jika ingin memperoleh keuntungan sebesar 10%, maka:

Rp25.000.000 + (10% x Rp25.000.000) = Rp27.500.000

Jumlah ini kemudian dibagi dengan 100, sehingga harga jual setiap kaos menjadi Rp275.000.

Penetapan Harga Berdasarkan Titik Impas (Break Even)

Pendekatan lainnya adalah menentukan harga berdasarkan titik impas, yakni kondisi di mana pendapatan dari penjualan setara dengan biaya produksi.

Pendekatan ini memperhitungkan biaya produksi serta tingkat permintaan di pasar dalam menentukan harga setiap unit barang.

Jika hasil penjualan berada di bawah titik impas, berarti bisnis mengalami kerugian. Sebaliknya, apabila pendapatan melebihi titik impas, bisnis akan memperoleh keuntungan.

Dalam pelaksanaannya, ketika permintaan terhadap produk meningkat, maka harga juga bisa dinaikkan. Namun, jika permintaan menurun, maka penyesuaian harga ke bawah mungkin diperlukan.

Penetapan Harga Ganda (Keystone Pricing)

Metode ini merupakan salah satu pendekatan dalam menentukan nilai jual suatu barang dengan menetapkan harga dua kali lipat dari keseluruhan biaya produksi. Biasanya digunakan oleh pelaku usaha di sektor ritel.

Sebagai ilustrasi, jika biaya produksi satu buah kaos olahraga dewasa mencapai Rp350.000, maka harga jualnya ditetapkan sebesar Rp700.000 dengan menggunakan pendekatan ini.

Namun, penting untuk memastikan bahwa harga yang ditentukan sebanding dengan mutu produk yang ditawarkan. Jangan sampai harga yang tinggi tidak dibarengi dengan kualitas yang memadai karena bisa menurunkan kepercayaan pelanggan.

Harga Rekomendasi Pabrik (Manufacturer Suggested Retail Price)

Pendekatan ini cukup sering digunakan dalam penentuan harga, di mana harga jual mengikuti angka yang telah ditetapkan oleh pihak produsen. 

Biasanya digunakan dalam industri seperti otomotif, elektronik, dan sejenisnya yang bergerak di bidang manufaktur.

Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan pendekatan ini diterapkan dalam bisnis skala kecil. 

Banyak pelaku usaha yang tetap mengubah angka dari harga rekomendasi demi memperoleh margin keuntungan yang lebih besar sesuai kebijakan usaha mereka.

Penetapan Harga Berdasarkan Nilai (Value Based Pricing)

Dalam metode ini, nilai suatu produk menjadi acuan utama dalam menentukan harga. Artinya, pelanggan bersedia membayar lebih apabila produk yang ditawarkan dianggap memiliki manfaat atau keunikan tinggi.

Untuk menerapkan pendekatan ini, pemilik bisnis perlu melakukan survei terhadap calon pembeli untuk mengetahui sejauh mana mereka menghargai produk tersebut. 

Teknik ini umumnya diterapkan dalam usaha yang menjual barang-barang langka atau koleksi antik, di mana persepsi nilai lebih berpengaruh dibandingkan biaya produksi.

Harga Berdasarkan Pasar (Market Pricing)

Pendekatan terakhir ini menggunakan harga yang berlaku di pasaran sebagai acuan utama dalam menetapkan nilai jual barang. 

Biasanya pengusaha akan menghitung harga jual dengan mempertimbangkan biaya yang telah dikeluarkan untuk produksi, lalu menyesuaikannya dengan harga pasar.

Sebagai contoh, jika harga umum untuk seporsi nasi goreng spesial adalah Rp15.000, maka pelaku usaha dapat menetapkan harga sedikit lebih murah atau sedikit lebih mahal, tergantung dari strategi yang ingin diterapkan serta kualitas produk yang ditawarkan. 

Dengan begitu, perhitungan modal serta margin keuntungan bisa dilakukan dengan lebih realistis.

Sebagai penutup, memahami cara menentukan harga jual produk secara tepat akan membantu bisnis bertumbuh, bersaing sehat, dan meraih keuntungan yang maksimal.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index