JAKARTA - Di tengah derasnya arus digitalisasi yang membuat generasi muda akrab dengan gawai, semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap olahraga tradisional seperti sepak bola tetap menyala. Hal ini terlihat dari antusiasme luar biasa dalam pembukaan Turnamen Sepak Bola Gala Desa Putra Mayana Cup I yang berlangsung meriah di Lapang Putra Mayana, Desa Kadugede, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan.
Turnamen yang dihelat pada Minggu pagi ini menjadi bukti bahwa olahraga bukan hanya soal fisik, tetapi juga ruang bagi masyarakat lintas usia untuk terlibat, berkumpul, dan menyatukan energi positif dalam kebersamaan.
Sebanyak 16 tim dari tujuh kecamatan berbeda turut ambil bagian. Beberapa tim bahkan berasal dari daerah di luar Kadugede seperti Cibingbin dan Sindang Jawa. Kehadiran mereka menandakan bahwa meskipun ini merupakan turnamen perdana, gaungnya telah menyebar hampir ke seluruh penjuru Kabupaten Kuningan.
Dadang Suganda, Ketua Panitia Turnamen Sepak Bola Gala Desa Putra Mayana Cup I, mengungkapkan rasa syukur dan bangganya atas pelaksanaan turnamen yang menurutnya mendapat sambutan luas dari masyarakat.
“Alhamdulillah, meskipun ini turnamen pertama, gaungnya sudah hampir se-Kabupaten Kuningan. Dari tujuh kecamatan terdapat 16 tim yang ikut bertanding, bahkan ada yang datang dari Cibingbin dan Sindang Jawa,” ungkap Dadang.
Menurut Dadang, suksesnya penyelenggaraan kegiatan ini tidak lepas dari dukungan kolektif berbagai pihak. “Turnamen ini terlaksana berkat dorongan dari para donatur, mulai dari pak camat, bapak danramil, Kapolsek, semuanya ikut andil beserta kepala desa yang memberikan support untuk terlaksananya turnamen ini. Mudah-mudahan turnamen ini berjalan dengan lancar, sukses tanpa akses, tidak ada halangan satu apa pun,” tambahnya.
Momen pembukaan turnamen ini menjadi semakin spesial dengan kehadiran langsung Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar. Dalam sambutannya, Bupati Dian menyampaikan pentingnya menghadirkan ruang aktivitas fisik di tengah anak-anak dan remaja, terutama dalam era digital saat ini.
“Waktu kecil remaja, kita banyak beraktivitas di luar, di lapang, beda dengan anak-anak hari ini yang banyak berputar dengan gadget-nya di kamar. Mudah-mudahan momentum ini tidak hanya membangkitkan dunia olahraga sepak bola saja, tapi menyadarkan kembali kita bahwa kehidupan tidak sempit, tidak hanya berkutat dengan HP dan gadget, tapi aktivitas motorik juga harus kita perhatikan,” ujarnya di hadapan para pemain dan warga yang hadir.
Lebih jauh, Bupati Dian menyoroti pentingnya kompetisi seperti ini dalam menggali potensi anak-anak muda yang punya bakat sepak bola. Ia menyebut bahwa turnamen-turnamen lokal bisa menjadi gerbang awal munculnya atlet berbakat yang bisa dibina untuk menembus jenjang yang lebih tinggi.
“Dengan adanya kegiatan seperti ini, saya sangat berharap muncul bibit-bibit muda atlet sepak bola serta menjadi solusi membuka peta jalan prestasi atlet sepak bola,” ujar Bupati Dian penuh harap.
Turnamen Gala Desa Putra Mayana Cup I tidak hanya menjadi ajang bertanding antar-tim, melainkan simbol kolaborasi dan persatuan di tingkat desa dan kecamatan. Dalam suasana penuh sportivitas, para pemain, ofisial, dan warga saling menyemangati dan menjunjung nilai-nilai kebersamaan yang menjadi ciri khas desa.
Selain sebagai wadah kompetisi, kegiatan ini pun menjadi sarana rekreasi masyarakat. Sejumlah warga tampak antusias datang membawa keluarga untuk menyaksikan pertandingan sekaligus menikmati suasana kekeluargaan yang tumbuh dari lapangan sepak bola.
Bagi para pemain muda, turnamen ini menjadi tempat pembelajaran dan panggung pembuktian diri. Di tengah teriakan suporter dan sorak-sorai dari pinggir lapangan, semangat untuk bermain dengan sepenuh hati jelas terlihat. Tak hanya teknik bermain, nilai disiplin, kerja sama tim, dan semangat pantang menyerah juga terasah dalam pertandingan yang penuh semangat ini.
Turnamen ini diperkirakan akan berlangsung beberapa hari ke depan hingga seluruh tim menyelesaikan babak demi babak. Panitia sudah menyiapkan sistem pertandingan yang rapi dan menjamin jalannya turnamen secara fair play. Keamanan dan kenyamanan pun menjadi prioritas utama dengan dukungan dari aparat setempat.
Antusiasme masyarakat terhadap turnamen ini juga menjadi sinyal positif bagi geliat olahraga di daerah. Jika dikelola secara berkesinambungan, kompetisi seperti ini bisa menjadi kalender tahunan yang dinanti-nanti warga sekaligus menjadi ajang pencarian bakat sepak bola usia dini.
Bagi Kabupaten Kuningan sendiri, turnamen ini membuka ruang untuk menyiapkan regenerasi atlet. Dari desa-desa inilah, bibit unggul bisa tumbuh apabila diberikan kesempatan, pembinaan, dan dukungan yang berkelanjutan.
Seperti harapan Bupati Dian, sepak bola bukan hanya permainan, tetapi jembatan untuk merangkul masa depan generasi muda yang sehat, aktif, dan penuh semangat kolaborasi.
Turnamen Gala Desa Putra Mayana Cup I pun menjadi saksi bagaimana semangat gotong royong, sportivitas, dan rasa cinta terhadap sepak bola hidup dalam masyarakat. Sebuah langkah awal yang penuh harapan untuk menjadikan olahraga sebagai bagian penting dalam kehidupan sosial dan pendidikan karakter generasi muda.