Danantara

Danantara Perkuat Komitmen Energi Hijau

Danantara Perkuat Komitmen Energi Hijau
Danantara Perkuat Komitmen Energi Hijau

JAKARTA - Langkah konkret Danantara Indonesia dalam mempercepat transisi energi bersih kembali mendapat penguatan, kali ini lewat kemitraan strategis dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Kolaborasi ini tidak hanya mencerminkan sinergi antarnegara, tetapi juga menjadi simbol kepercayaan internasional terhadap arah pembangunan Indonesia yang berorientasi pada keberlanjutan.

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Danantara dan JBIC yang dilakukan pada awal Juli 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan Danantara sebagai lembaga investasi yang mengedepankan prinsip hijau. MoU tersebut menjadi dasar eksplorasi bersama dalam membiayai proyek-proyek besar yang mendukung pembangunan berkelanjutan di berbagai sektor penting.

CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menilai kemitraan ini sebagai bentuk nyata kepercayaan dunia terhadap konsistensi Indonesia dalam mengembangkan ekonomi hijau. “Kemitraan dengan JBIC ini merupakan sinyal kuat kepercayaan global terhadap arah pembangunan hijau Indonesia,” ujarnya menegaskan.

Rosan juga menekankan bahwa Danantara tidak hanya fokus pada penyediaan modal, tetapi juga memastikan bahwa setiap investasi memenuhi standar keberlanjutan global dan praktik tata kelola yang baik. Ini menjadi cerminan dari upaya lembaga tersebut untuk menghadirkan solusi keuangan yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan dan sosial.

Kerja sama ini mencakup berbagai pendekatan keuangan yang fleksibel, mulai dari pinjaman, penyertaan modal (ekuitas), hingga instrumen jaminan dan skema pembiayaan khusus. Hal ini memungkinkan pendanaan terhadap proyek-proyek berskala besar yang berorientasi pada dekarbonisasi serta ekonomi sirkular.

Melalui nota kesepahaman tersebut, Danantara dan JBIC sepakat untuk secara aktif mengidentifikasi dan mengembangkan proyek prioritas di sektor energi baru dan terbarukan. Beberapa proyek yang akan menjadi perhatian utama mencakup pengembangan energi terbarukan, pembangunan jaringan transmisi listrik, pengelolaan limbah dan air bersih, pengembangan pusat data berwawasan lingkungan (green data center), hingga sektor kesehatan.

Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyusun skema pendanaan yang diarahkan khusus untuk memperkuat sektor panas bumi di Indonesia. “Kalau saya tidak salah, nilainya mendekati sekitar US$120 juta,” ungkap Pandu.

Pendanaan tersebut akan dikucurkan untuk mendukung proyek-proyek pengembangan panas bumi yang strategis dan berdampak luas. Salah satunya adalah pengembangan kapasitas PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), yang akan ditingkatkan hingga mencapai 3 gigawatt dalam beberapa tahun ke depan.

Proyek prioritas yang menjadi sorotan Danantara dalam konteks ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Tiga dengan kapasitas 55 megawatt. Proyek ini baru saja diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Dalam sambutannya, Presiden menegaskan bahwa ketahanan energi merupakan bagian dari kedaulatan nasional, dan Indonesia memiliki potensi besar untuk tampil sebagai pemimpin global dalam bidang energi bersih.

“Ketahanan energi adalah bagian penting dari kedaulatan bangsa,” ujar Presiden Prabowo, yang sekaligus menyampaikan komitmen pemerintah dalam memberikan dukungan kebijakan yang progresif terhadap pengembangan energi hijau di seluruh pelosok negeri.

Kerja sama antara Danantara dan JBIC juga menandai momentum baru bagi iklim investasi sektor energi di Indonesia. Dengan masuknya lembaga keuangan internasional, seperti JBIC, ke dalam ekosistem pembiayaan hijau, peluang untuk mempercepat transisi energi di dalam negeri menjadi semakin terbuka.

Selain itu, dukungan dari mitra global juga memperkuat posisi Indonesia dalam merespons tantangan iklim sekaligus membuka peluang ekonomi baru di berbagai sektor. Keberhasilan pengembangan proyek panas bumi dan sektor hijau lainnya akan memberikan dampak jangka panjang, tidak hanya bagi pengurangan emisi, tetapi juga penciptaan lapangan kerja, pemerataan pembangunan, dan penguatan ketahanan energi nasional.

Ke depan, Danantara diproyeksikan akan menjadi katalis utama dalam mengakselerasi investasi strategis yang berkelanjutan, khususnya di sektor yang mendukung agenda transisi energi. Fokusnya tidak terbatas pada sektor energi, namun juga mencakup infrastruktur pendukung, seperti jaringan transmisi, serta layanan dasar yang berkelanjutan seperti sanitasi dan layanan kesehatan yang ramah lingkungan.

Langkah-langkah progresif Danantara menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga transformasi menyeluruh menuju pembangunan yang berorientasi lingkungan. Sinergi antara kebijakan nasional, aktor domestik, dan mitra internasional seperti JBIC menjadi kunci utama untuk memastikan keberhasilan agenda hijau tersebut.

Dengan landasan kerja sama yang semakin kuat dan dukungan dari berbagai pihak, Danantara menunjukkan komitmen jangka panjangnya dalam membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau, lebih tangguh, dan lebih berkelanjutan. Kolaborasi dengan JBIC menjadi satu dari sekian langkah besar yang membuktikan bahwa masa depan energi Indonesia tidak hanya cerah, tetapi juga hijau dan inklusif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index