JAKARTA - Ketika dunia tinju terus menanti kehadiran bintang baru yang mampu mengguncang panggung internasional, nama Hamzah Sheeraz kini bersinar terang sebagai salah satu atlet paling menjanjikan di kelas super menengah. Petinju asal Inggris ini mencetak sejarah besar dalam kariernya setelah menjadi sosok pertama yang berhasil merobohkan petinju tangguh asal Puerto Rico, Edgar Berlanga prestasi yang belum bisa diraih oleh banyak nama besar, termasuk Canelo Alvarez sekalipun.
Dalam pertarungan yang digelar di Louis Armstrong Stadium, New York, Sheeraz tampil mendominasi. Dengan kombinasi hook keras yang telak, ia menjatuhkan Berlanga dua kali di ronde keempat, memaksa wasit menghentikan laga di ronde kelima untuk menghindari cedera serius pada Berlanga. Pertarungan berakhir dengan kemenangan TKO yang bukan hanya memperpanjang rekor tak terkalahkannya, tetapi juga mengukuhkan posisinya sebagai petinju papan atas kelas 168 lbs.
Kini, Sheeraz tercatat memiliki rekor impresif 22 kali menang, 1 kali seri, tanpa pernah menelan kekalahan, dengan 18 kemenangan diraih lewat KO. Kemenangan spektakuler atas Berlanga bukan hanya soal statistik, tetapi juga pembuktian bahwa ia layak diperhitungkan untuk menghadapi para juara dunia, seperti David Benavidez hingga Canelo Alvarez.
Warisan Keluarga dan Awal Karier
Hamzah Sheeraz bukan hanya petinju biasa. Ia lahir di Slough, Inggris, pada 25 Mei 1999 dari keluarga berdarah Pakistan yang memiliki sejarah panjang di bidang olahraga. Ayahnya, Kamran Sheeraz, adalah mantan pemain kriket profesional, sementara kakek dan pamannya merupakan petinju amatir yang cukup dikenal di komunitas mereka.
Sejak usia delapan tahun, Sheeraz sudah akrab dengan sarung tinju. Ia menghabiskan masa kecilnya di ring tinju lokal, mengasah keterampilan, dan belajar dari para seniornya. Namun perjalanannya sempat tersendat di masa remaja. Ketika tidak dipanggil untuk bergabung dengan tim Commonwealth Youth, Sheeraz merasa kecewa dan sempat menjauh dari dunia tinju.
Meski demikian, semangatnya tak pernah benar-benar padam. Berkat dukungan dan dorongan dari pelatihnya, ia kembali menapaki jalur profesional pada usia 18 tahun. Sejak saat itu, Sheeraz tak pernah menoleh ke belakang.
Perjalanan Menuju Puncak
Menjadi awal perjalanan profesional Sheeraz di bawah naungan promotor kenamaan Frank Warren. Seiring waktu, ia dikenal dengan gaya bertinju yang teknis, jab panjang yang akurat, serta ketajaman dalam membaca ritme pertarungan. Keahliannya dalam menyelesaikan laga sebelum bel akhir berbunyi membuat namanya cepat melejit di arena tinju Inggris dan Eropa.
Keberhasilan demi keberhasilan datang secara konsisten. Ia berhasil merebut gelar WBO European di kelas junior middleweight, lalu melanjutkan kiprahnya dengan naik ke kelas menengah. Di sana, Sheeraz sukses menjadi pemegang gelar WBC Silver dan Commonwealth middleweight.
Namun lonjakan besar dalam kariernya. Dalam dua laga penting melawan Austin Williams dan Tyler Denny, Sheeraz berhasil menunjukkan kelasnya sebagai petinju berkaliber dunia. Kemenangan itu membuka jalan menuju pertarungan gelar dunia melawan Carlos Adames untuk sabuk WBC middleweight pada Februari 2025 di Riyadh.
Pertarungan melawan Adames berakhir imbang dengan kontroversi, tetapi secara tidak langsung mempertegas bahwa Sheeraz memang layak diperhitungkan di pentas dunia. Tak lama setelah itu, ia memutuskan naik ke kelas super middleweight dan menantang Edgar Berlanga dalam laga eliminasi gelar WBC keputusan yang terbukti tepat, karena dari sanalah lahir momen bersejarah dalam kariernya.
Sosok yang Menginspirasi
Sebagai petinju Muslim keturunan Pakistan, Hamzah Sheeraz memiliki peran yang lebih besar dari sekadar atlet. Ia menjadi simbol harapan dan inspirasi bagi banyak anak muda, terutama dari komunitas Asia Selatan dan Muslim di Inggris. Keberhasilannya menunjukkan bahwa kerja keras dan ketekunan dapat menembus batas apa pun, termasuk dalam arena olahraga yang kerap didominasi oleh nama-nama dari budaya mayoritas.
Selain kariernya di ring, Sheeraz juga aktif dalam kegiatan sosial, sering terlibat dalam kampanye kesehatan mental, serta mendorong kaum muda untuk menjalani gaya hidup sehat dan disiplin. Ia menjadikan pengalaman hidupnya sebagai pelajaran yang dibagikan kepada generasi berikutnya, terutama tentang pentingnya bangkit dari kegagalan.
Masa Depan Cerah di Depan Mata
Dengan kemenangan atas Edgar Berlanga, jalan menuju panggung utama tinju dunia semakin terbuka lebar bagi Sheeraz. Nama-nama besar seperti David Benavidez dan Canelo Alvarez kini bukan lagi mimpi semata, melainkan lawan potensial dalam waktu dekat. Dunia tinju tengah menyaksikan kebangkitan seorang bintang baru yang tidak hanya bertalenta, tetapi juga membawa kisah perjuangan yang menginspirasi.
Hamzah Sheeraz bukan hanya petinju yang kuat secara fisik, tetapi juga kokoh dalam nilai-nilai yang ia pegang. Ia adalah representasi dari keberagaman yang mampu bersinar di tengah kerasnya kompetisi olahraga global. Melalui tinju, Sheeraz tidak hanya berjuang untuk kemenangan, tetapi juga untuk menjadi panutan yang membawa perubahan positif.