JAKARTA - Upaya Kementerian Kesehatan untuk memajukan sistem kesehatan nasional terus melibatkan pendekatan teknologi dan kolaborasi strategis. Kali ini, kerja sama konkret diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Kemenkes dengan dua institusi pendidikan tinggi ternama, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Del (IT Del).
Penandatanganan ini menegaskan komitmen pemerintah dalam memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan pengembangan bioteknologi untuk mendukung transformasi layanan kesehatan Indonesia. Kerja sama ini sekaligus menjadi bagian dari transformasi pilar ke-6 sistem kesehatan, yakni transformasi teknologi kesehatan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa kerja sama ini difokuskan pada pemanfaatan riset-riset strategis dari perguruan tinggi, yang nantinya dapat diadopsi untuk memperkuat layanan kesehatan masyarakat secara nasional. Fokus utamanya adalah pada pengembangan teknologi digital dan bioteknologi yang relevan dengan kebutuhan sistem kesehatan modern.
“Kami sangat terbuka untuk kolaborasi dengan berbagai institusi pendidikan dan riset agar transformasi teknologi kesehatan bisa terwujud secara komprehensif,” ujar Budi.
Budi menekankan bahwa teknologi merupakan pilar penting dalam enam transformasi sistem kesehatan Indonesia. Melalui kolaborasi ini, Kemenkes berupaya memperluas akses terhadap inovasi teknologi, mempercepat digitalisasi layanan kesehatan, serta memastikan bahwa pengembangan AI dan bioteknologi bisa digunakan untuk mendukung kebijakan kesehatan berbasis data.
Dalam pernyataannya, Budi mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia memiliki potensi besar untuk menghasilkan teknologi kesehatan yang mandiri. Hal tersebut dapat dicapai dengan kolaborasi lintas sektor yang tidak hanya melibatkan kementerian, tetapi juga institusi pendidikan, lembaga riset, dan sektor industri.
MoU antara Kemenkes dengan ITB dan IT Del mencakup beberapa ruang lingkup kerja sama. Beberapa di antaranya adalah pengembangan aplikasi berbasis AI untuk analisis data kesehatan, sistem deteksi dini penyakit, serta pengembangan produk bioteknologi dalam negeri. Kerja sama ini juga meliputi dukungan terhadap pembangunan ekosistem riset dan pengembangan (R&D) di bidang kesehatan.
Dekan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, menyambut baik kerja sama ini. Ia menyatakan bahwa ITB siap berkontribusi dalam mengembangkan teknologi yang berdampak langsung terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.
“Sebagai institusi pendidikan dan riset, kami berkomitmen mendukung penuh transformasi teknologi kesehatan yang diusung oleh Kemenkes,” jelas Jaka.
Senada dengan itu, Rektor IT Del, Dr. Luhut P. Tampubolon, mengungkapkan bahwa kerja sama ini menjadi langkah penting dalam memadukan dunia akademik dengan kebutuhan konkret layanan kesehatan di lapangan. Ia menambahkan, IT Del siap memperkuat peran sebagai inkubator inovasi di bidang teknologi dan bioteknologi kesehatan.
“Kami percaya bahwa sinergi seperti ini akan mempercepat pengembangan solusi kesehatan yang sesuai dengan konteks Indonesia, khususnya di wilayah-wilayah yang membutuhkan intervensi teknologi yang efektif,” kata Luhut.
Pihak Kemenkes pun menegaskan bahwa hasil dari kerja sama ini akan difokuskan untuk menciptakan dampak nyata dalam sistem layanan kesehatan. Misalnya, melalui aplikasi AI yang bisa mempercepat deteksi dini penyakit menular atau sistem digital yang mampu menyatukan data pasien dari berbagai fasilitas kesehatan.
Tidak hanya itu, bioteknologi juga menjadi perhatian utama dalam kerja sama ini. Pengembangan vaksin, terapi sel, hingga rekayasa genetika untuk diagnosis dan pengobatan penyakit tertentu akan menjadi agenda jangka panjang.
Langkah Kemenkes ini dinilai strategis karena tidak hanya mengandalkan sumber daya internal, tetapi juga menggandeng pihak luar yang memiliki keunggulan di bidang teknologi dan riset. Model kolaboratif seperti ini dinilai sebagai pendekatan yang paling adaptif untuk menjawab tantangan kesehatan masa depan.
Transformasi sistem kesehatan yang dicanangkan pemerintah saat ini terdiri dari enam pilar, yaitu transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, serta transformasi teknologi kesehatan.
Dengan menggandeng institusi seperti ITB dan IT Del, Kemenkes berupaya memastikan bahwa transformasi teknologi dapat berjalan paralel dengan peningkatan kualitas layanan dan pemerataan akses kesehatan di seluruh Indonesia.
Langkah-langkah tersebut sejalan dengan misi besar pemerintah dalam membangun sistem kesehatan nasional yang lebih tangguh, mandiri, dan adaptif terhadap dinamika global. Dalam hal ini, teknologi bukan hanya sekadar alat bantu, melainkan menjadi fondasi utama dalam membangun sistem kesehatan yang berbasis data, efisien, dan berorientasi pada pasien.
Melalui kolaborasi strategis seperti ini, Kemenkes optimis bahwa transformasi teknologi kesehatan bisa segera diwujudkan. Dengan demikian, masyarakat Indonesia dapat menikmati layanan kesehatan yang lebih cepat, akurat, dan terjangkau, didukung oleh sistem yang berbasis inovasi dan riset dalam negeri.