Wisata

Wisata Goa Eksplorasi Kutai Kartanegara

Wisata Goa Eksplorasi Kutai Kartanegara
Wisata Goa Eksplorasi Kutai Kartanegara

JAKARTA - Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, menyimpan surga tersembunyi bagi para pencinta wisata petualangan dan alam. Desa Sanggulan di Kecamatan Sebulu menjadi pusat dari destinasi ekowisata yang tengah dikembangkan dengan memanfaatkan keunikan formasi goa-goa alami yang menawan. Di antaranya, Goa Binuang yang kini menjadi magnet utama, selain Goa Labirin dan Goa Tanjak Langit, menawarkan pengalaman berbeda yang memadukan petualangan, edukasi, dan konservasi.

Pengembangan kawasan wisata ini didorong oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Benua Raya, yang melihat potensi besar destinasi goa sebagai ikon wisata minat khusus di Kukar. Ketua Pokdarwis Benua Raya, Sopian, mengungkapkan antusiasmenya terhadap potensi tersebut. Menurutnya, Goa Binuang menjadi primadona karena menyuguhkan sensasi petualangan menyusuri sungai bawah tanah yang menantang, sepanjang kurang lebih 300 meter.

Wisata susur goa ini bukanlah aktivitas biasa. Pengunjung diwajibkan menggunakan perlengkapan keselamatan seperti helm, jaket pelampung, senter, dan wearpack, agar pengalaman berjalan dengan aman di jalur yang basah dan licin. Pendampingan pemandu bersertifikat juga menjadi syarat utama demi menjaga keselamatan. “Susur goa tidak bisa sembarangan. Jalurnya basah dan licin, jadi wajib safety. Kita pandu, dan wajib pakai lengan panjang,” ujar Sopian menjelaskan.

Namun, tidak semua pengunjung harus menyusuri aliran sungai bawah tanah. Bagi mereka yang ingin pengalaman lebih santai, tersedia jalur reguler yang mengajak pengunjung menjelajah goa kering dengan ornamen stalaktit dan stalagmit yang memukau. Keindahan formasi batuan alami ini menjadi suguhan utama yang menghadirkan nuansa megah dan magis. Di sepanjang perjalanan, pemandu akan memaparkan sejarah goa dan keunikan geologinya, menjadikan wisata ini juga sebagai sarana edukasi bagi pengunjung.

Biaya masuk ke jalur reguler ini dibanderol sebesar Rp50.000 per orang. Sementara itu, untuk jalur susur sungai bawah tanah tarifnya sekitar Rp150.000 per orang, dengan penyesuaian yang bisa dilakukan sesuai kondisi dan kesepakatan reservasi. Metode reservasi diterapkan secara ketat untuk memastikan kesiapan pemandu dan keamanan pengunjung.

Tidak hanya aktivitas susur goa, kawasan Sanggulan juga menyediakan area berkemah lengkap dengan fasilitas dasar seperti toilet dan tempat bernaung. Area camping ini memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk memperpanjang pengalaman berinteraksi dengan alam pedalaman, sekaligus menjadi tempat yang cocok untuk bersantai dan menikmati ketenangan malam. Sopian menegaskan bahwa area berkemah dirancang sebagai tempat untuk beristirahat dengan fasilitas yang memadai, sehingga pengunjung bisa merasakan kedekatan dengan alam secara utuh.

Sejak diperkenalkan secara lebih luas melalui kegiatan Mahakam Explore pada 2022 dan didukung oleh promosi komunitas Borneo Venture pada 2024, Goa Binuang dan sekitarnya mulai mendapat perhatian dari kalangan wisatawan lokal maupun nasional. Namun, demi menjaga kualitas pelayanan dan keselamatan, sistem pengelolaan wisata di Sanggulan masih berbasis reservasi. Tidak ada petugas tetap di lokasi, sehingga setiap kunjungan harus dikonfirmasi terlebih dahulu kepada tim Pokdarwis.

Sopian menegaskan, “Kalau ada yang mau datang, wajib reservasi dulu. Kami sesuaikan dengan kesiapan anggota Pokdarwis.” Pendekatan ini tidak hanya menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung, tetapi juga menegaskan komitmen pengelola untuk memberikan layanan yang profesional dan bertanggung jawab.

Meskipun fasilitas dan infrastruktur di lokasi masih dalam tahap pengembangan, aspek keselamatan dan keberlanjutan menjadi prioritas utama. Wisata susur goa tidak diizinkan dilakukan saat kondisi cuaca buruk karena adanya risiko banjir tiba-tiba akibat curah hujan yang mempengaruhi aliran sungai di dalam goa. “Kalau pagi hujan, atau cuaca mendung berat, kami tunda kegiatan. Air bisa naik sewaktu-waktu,” terang Sopian.

Dua anggota Pokdarwis bahkan telah mengantongi sertifikasi pemandu wisata, menambah kepercayaan pengunjung akan profesionalisme layanan yang diberikan. Pengelolaan wisata berbasis komunitas ini tidak hanya memberikan nilai tambah berupa pengalaman wisata yang unik, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan kearifan lokal.

Lebih dari sekadar destinasi rekreasi, Goa Binuang dan goa-goa di sekitarnya menawarkan makna mendalam. Melalui petualangan menjelajah kedalaman bumi, pengunjung diajak untuk merenungkan hubungan manusia dengan alam dan pentingnya pelestarian lingkungan. "Goa Binuang dan sekitarnya bukan sekadar tempat rekreasi, melainkan perjalanan menuju kedalaman bumi dan kesadaran akan pentingnya melestarikan alam. Di sinilah wisata menemukan makna yang lebih dalam melampaui hiburan, menjadi ruang kontemplasi, tantangan, dan keindahan yang tak tergantikan," pungkas Sopian.

Dengan segala keunikan dan potensi yang dimiliki, Goa Binuang di Kutai Kartanegara menjadi destinasi wajib bagi para petualang yang menginginkan pengalaman wisata berbeda dan sarat makna. Keindahan alam yang terjaga dan pengelolaan yang berwawasan lingkungan menjadikan destinasi ini bukan hanya pelarian dari hiruk-pikuk kota, tapi juga ruang pembelajaran tentang harmoni antara manusia dan alam.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index