JAKARTA - Hermanto Tanoko, konglomerat asal Surabaya yang dikenal aktif membawa perusahaan nasional ke bursa saham, kini menyiapkan langkah besar di sektor kimia bahan bangunan. Dalam waktu 1hingga 2 tahun ke depan, ia berencana melakukan penawaran umum perdana (IPO) saham sebuah perusahaan baru yang bergerak di bisnis building material dan menyasar pasar Business-to-Consumer (B2C). IPO ini diprediksi bernilai besar dan akan menjadi tambahan portofolio strategis Hermanto di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hal tersebut disampaikan Hermanto Tanoko usai menghadiri seremoni pencatatan saham PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) di Gedung BEI, Jakarta. Ia menegaskan, rencana IPO kali ini merupakan bagian dari visi besarnya untuk menguatkan industri dalam negeri serta mengurangi ketergantungan produk impor.
“Masih ada yang antre, tapi semuanya harus perform dulu. Yang ini dari sektor kimia, tetap Business-to-Consumer (B2C) dan bisa masuk ke seluruh jaringan PT Avia Avian Tbk (AVIA). Arah utamanya tetap ke building material. Mungkin 1 hingga 2 tahun lagi lah (IPO-nya),” ujar Hermanto.
Perusahaan yang akan dibawa ke bursa ini memiliki potensi besar mengingat sektor kimia bahan bangunan merupakan industri yang sangat dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur dan properti di Indonesia. Dengan jaringan distribusi yang sudah tersedia melalui kerjasama dengan PT Avia Avian Tbk, langkah IPO ini dinilai cukup strategis untuk penetrasi pasar yang luas.
Sebelumnya, Hermanto Tanoko juga dikenal sebagai investor strategis PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) yang resmi melantai di BEI. Saham MERI langsung meraih respons positif pasar dengan kenaikan signifikan hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA), naik 34,38% ke level Rp 172 per saham. Kesuksesan tersebut menegaskan kemampuan Hermanto dalam memilih dan mengembangkan perusahaan yang berpotensi.
Selain berfokus pada pertumbuhan perusahaan, Hermanto juga memiliki misi besar memperkuat kemandirian nasional melalui ekspansi perusahaan nasional di pasar modal. Ia ingin lebih banyak perusahaan lokal bisa menjadi pemimpin pasar di Indonesia dan bersaing secara sehat dengan produk impor.
“Saya ingin semakin banyak perusahaan nasional yang bisa menjadi pemimpin pasar di Indonesia. Jangan semua produk diambil dari luar negeri, kita tidak hanya ingin menyamai, tapi bisa menciptakan kelebihan-kelebihan inovasi yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia tercinta,” katanya.
Hermanto juga menekankan bahwa IPO bukanlah langkah yang bisa dilakukan sembarangan. Menurutnya, perusahaan harus menunjukkan performa yang baik dan memiliki potensi pertumbuhan berkelanjutan sebelum dibawa ke publik. “Kalau perusahaannya belum siap bertumbuh ya tidak akan saya lepas ke publik. Tapi kalau perusahaan itu sudah terbukti bisa berkembang dan punya masa depan, saya izinkan untuk IPO,” tegasnya.
Di tengah tingginya antusiasme terhadap investasi saham, Hermanto mengingatkan pentingnya literasi dan kesadaran bagi investor ritel. Ia mengajak para investor untuk memandang investasi saham sebagai instrumen jangka panjang, bukan sekadar mencari keuntungan cepat yang rawan fluktuasi.
“IPO itu ajakan berbagi. Tapi kita berbagi kebahagiaan, bukan kerugian. Jadi sebelum berinvestasi, harus tahu dulu fundamental perusahaannya, bagaimana rasio PE-nya, dan apakah masih bisa bertumbuh ke depan. Yuk, berinvestasi itu untuk jangka panjang. Jangan hanya dilihat hari ini naik atau tidak, atau besok untung atau tidak. Lihat setahun, dua tahun ke depan. Semua perusahaan yang saya masuki, itu untuk jangka panjang, bukan spekulasi jangka pendek,” ujarnya menutup pembicaraan.
Langkah Hermanto Tanoko ini sekaligus membuka peluang bagi investor untuk menyaksikan geliat perusahaan nasional yang semakin solid di pasar modal. Dengan kombinasi visi bisnis yang matang dan fokus pada pembangunan industri dalam negeri, IPO di sektor kimia bahan bangunan ini diprediksi akan menjadi salah satu momentum penting bagi dunia saham Indonesia.