JAKARTA - Upaya menanggulangi kemiskinan tidak lagi sekadar memberikan bantuan sesaat. Pemerintah kini mengedepankan pendekatan jangka panjang melalui pendidikan bermartabat. Komitmen ini diwujudkan lewat peluncuran program Sekolah Rakyat Menengah Pertama, gagasan Kementerian Sosial RI yang menyasar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem.
Sebagai bentuk nyata komitmen Presiden RI Prabowo Subianto dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya, Sekolah Rakyat hadir bukan sekadar menjadi tempat belajar, tetapi juga sebagai rumah kedua bagi 75 siswa angkatan pertama yang akan tinggal dan belajar di Sentra Tumou Tou, Manado. Kehidupan berasrama mereka akan ditunjang oleh negara secara penuh, mulai dari makan, pakaian, hingga kebutuhan dasar sehari-hari.
“Orang tua tak perlu khawatir. Anak-anak akan mendapat gizi yang cukup, pakaian layak, hingga perhatian dari wali asuh dan guru yang tinggal di lokasi,” ujar Kepala Sentra Tumou Tou, Meerada Saryati Aryani, menjelaskan fasilitas yang akan dinikmati siswa Sekolah Rakyat.
Program ini dibiayai melalui Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Kementerian Sosial, yang memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan perhatian secara holistik. Tak hanya fasilitas, perhatian juga diberikan dalam bentuk pendampingan personal oleh guru, wali asuh, hingga konselor yang menetap di lingkungan sekolah.
Lebih dari sekadar program sosial, Sekolah Rakyat merupakan bentuk investasi jangka panjang yang bertujuan mengubah kehidupan anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Pemerintah tidak ingin anak-anak ini terus terjebak dalam lingkaran kemiskinan antargenerasi.
“Kalau bantuan sosial hanya menyambung hidup, Sekolah Rakyat ini menyelamatkan masa depan. Ini adalah langkah preventif dan jangka panjang,” tegas Meerada, menegaskan posisi strategis program ini dibandingkan bentuk bantuan karitatif konvensional.
Mendukung pelaksanaan program ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) turut turun tangan merehabilitasi sepuluh bangunan di Sentra Tumou Tou. Rehabilitasi ini mencakup asrama siswa, ruang belajar, serta fasilitas untuk guru dan wali asuh, yang semuanya dipersiapkan untuk peluncuran resmi pada 14 Juli mendatang.
Program Sekolah Rakyat juga memiliki keunggulan dari sisi kurikulum. Berbeda dengan sekolah reguler, kurikulum di sekolah ini dirancang secara lintas kementerian. Materi ajar tidak hanya menekankan pada akademik, tetapi juga membentuk karakter, keterampilan hidup, dan pemberdayaan sosial.
Dengan pendekatan pendidikan yang menyeluruh, siswa dididik untuk menjadi individu mandiri dan produktif. Pendampingan intensif oleh guru, pendamping sosial, dan konselor diharapkan membentuk kepribadian kuat dan membuka peluang hidup yang lebih baik di masa depan.
Pemerintah menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari implementasi Astacita Presiden, khususnya poin pertama yang menekankan pada pembangunan manusia Indonesia melalui pelayanan dasar. Pendekatan yang diambil bukan sekadar menyembuhkan luka sosial akibat kemiskinan, tetapi menyasar akar permasalahannya.
“Ini bukti negara hadir. Tidak hanya memberi sembako atau uang tunai, tapi benar-benar mengubah nasib generasi miskin lewat pendidikan yang bermartabat,” tambah Meerada dengan penuh keyakinan.
Melalui pendekatan ini, negara menunjukkan keberpihakan yang nyata terhadap masyarakat miskin ekstrem, terutama anak-anak yang selama ini berpotensi terabaikan. Model pendidikan yang dikembangkan bukan hanya menjadi solusi lokal, tetapi diharapkan dapat direplikasi di daerah lain di seluruh Indonesia.
“Kami ingin memutus rantai kemiskinan secara sistemik dan lintas generasi melalui pendidikan. Bantuan bisa habis, tapi ilmu akan bertahan seumur hidup,” pungkas Meerada, menyampaikan harapannya.
Langkah besar ini menjadi penanda bahwa pembangunan sumber daya manusia adalah kunci dalam mengatasi kemiskinan. Pemerintah tidak lagi memandang bantuan sebagai tujuan, tetapi sebagai jembatan menuju perubahan struktural yang lebih mendalam.
Dengan dimulainya program Sekolah Rakyat, anak-anak dari latar belakang miskin ekstrem kini memiliki akses pada pendidikan berkualitas dan berkelanjutan. Mereka tidak lagi hanya menjadi objek belas kasihan, tetapi diberikan ruang untuk tumbuh sebagai subjek perubahan dalam kehidupan mereka sendiri.
Lebih jauh, Sekolah Rakyat menjadi manifestasi nyata dari konsep investasi sosial yang selama ini digaungkan. Memberikan pendidikan yang layak, lengkap, dan penuh perhatian pada anak-anak yang paling rentan bukan hanya membangun masa depan mereka, tetapi juga masa depan bangsa.
Jika model ini terbukti berhasil dan mendapat dukungan berkelanjutan, bukan tidak mungkin Sekolah Rakyat menjadi katalis bagi reformasi besar di sektor pendidikan sosial di Indonesia. Maka, Sekolah Rakyat bukan hanya tentang sekolah itu sendiri, tetapi tentang bagaimana bangsa ini mulai menulis ulang takdir anak-anak miskin menjadi kisah harapan dan perubahan.