Kemenkes

Kemenkes Dorong Vaksin RSV untuk Lansia

Kemenkes Dorong Vaksin RSV untuk Lansia
Kemenkes Dorong Vaksin RSV untuk Lansia

JAKARTA - Meningkatnya ancaman penyakit saluran pernapasan yang ditimbulkan oleh virus Respiratory Syncytial Virus (RSV), covid-19, dan influenza mendorong Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengambil langkah proaktif dalam melindungi kelompok usia lanjut. Salah satu upaya pencegahan yang kini digencarkan adalah dengan menyarankan vaksinasi RSV bagi warga lanjut usia (lansia).

Tujuan dari langkah ini adalah menghindari terjadinya fenomena tripledemic, yakni kondisi ketika ketiga virus pernapasan tersebut bersirkulasi bersamaan dalam masyarakat. Vaksinasi RSV dinilai penting karena lansia memiliki kapasitas kekebalan tubuh yang lebih rendah dan lebih rentan terhadap infeksi.

"Vaksinasi ini penting karena kapasitas instrinsik kan dia turun dan meningkatnya prevalensi berbagai penyakit,” jelas Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes, Imran Pambudi, dalam temu media di Jakarta.

Imran menekankan pentingnya menciptakan populasi lansia yang tidak hanya sehat, tetapi juga bermartabat. Apalagi, pada tahun 2024 ini, jumlah lansia di Indonesia diperkirakan mencapai 30,4 juta jiwa atau sekitar 12 persen dari total populasi. Angka ini bahkan diproyeksikan akan meningkat menjadi 20 persen pada 2045.

Dalam penjelasannya, Imran mengungkapkan bahwa RSV memiliki daya tular yang tinggi, bahkan melebihi covid-19. Ia menambahkan bahwa tingkat keparahan medis dari infeksi RSV juga cenderung lebih serius, terutama bagi kelompok usia dewasa.

“RSV menjadi salah satu penyebab paling umum pneumonia akibat virus,” ujarnya.

Ia menjelaskan, penularan RSV cukup cepat, di mana satu orang yang terinfeksi bisa menularkan virus kepada tiga orang lain. Masa penularannya pun cukup panjang, yaitu berkisar antara tiga hingga delapan hari.

“Sedangkan untuk pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti lansia, dapat menularkan virus sampai dengan empat minggu,” imbuh Imran.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa penularan RSV bisa terjadi melalui droplet atau percikan saluran napas dari orang yang terinfeksi. Kondisi-kondisi yang melibatkan kerumunan dalam waktu lama, seperti saat menjalankan ibadah haji atau berkumpul bersama keluarga saat liburan, menjadi faktor yang memperbesar risiko penularan virus ini.

Situasi ini diperburuk oleh fakta bahwa hingga saat ini belum ada pengobatan khusus yang bisa menyembuhkan RSV secara efektif, terutama pada orang dewasa. Oleh sebab itu, tindakan pencegahan seperti vaksinasi menjadi sangat vital.

“Hingga saat ini belum tersedia pengobatan khusus untuk mengatasi RSV pada orang dewasa, yang meningkatkan kesulitan dalam penanganannya, sehingga tindakan preventif termasuk vaksin RSV adalah hal yang penting,” tegas Imran.

Di sisi lain, ia juga menyoroti pentingnya peningkatan edukasi kepada masyarakat, terutama untuk kalangan lansia. Penyuluhan dan kampanye informasi kesehatan menjadi salah satu upaya agar kelompok usia lanjut lebih sadar terhadap pentingnya menjaga kesehatan secara menyeluruh, terlebih dalam menghadapi ancaman penyakit infeksi saluran napas.

“Penting untuk secara aktif berkonsultasi dengan tenaga medis guna mendapatkan perlindungan kesehatan yang tepat,” tutur Imran.

Dalam acara yang sama, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa dari Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Sukamto Koesnoe, turut memberikan pandangannya. Ia menyampaikan bahwa pihaknya telah meluncurkan Jadwal Imunisasi Dewasa 2025 yang merekomendasikan vaksin RSV, terutama untuk individu berusia 50 tahun ke atas.

“Ini dapat menjadi antisipasi terjadinya tripledemic yaitu kejadian penyakit infeksi saluran pernapasan yang diakibatkan oleh influenza, covid-19, dan RSV serta kemungkinan kasus koinfeksi antara ketiganya,” jelas Sukamto.

Dalam konteks kesehatan masyarakat, langkah ini menjadi bagian dari strategi komprehensif untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit pernapasan. Seperti diketahui, lansia merupakan kelompok yang paling rentan terhadap komplikasi serius ketika terinfeksi virus-virus tersebut, terutama jika mereka memiliki penyakit penyerta seperti penyakit jantung, diabetes, atau gangguan pernapasan kronis.

Pemerintah juga berharap agar vaksinasi RSV bisa menjadi bagian dari budaya pencegahan penyakit di tengah masyarakat. Perlindungan terhadap kelompok lansia dianggap sebagai kunci dalam membangun sistem kesehatan yang tangguh menghadapi berbagai tantangan, termasuk potensi wabah baru.

Dengan adanya jadwal imunisasi terbaru yang bisa diakses melalui laman resmi https://satgasimunisasipapdi.com/, masyarakat kini bisa lebih mudah memperoleh informasi dan mengakses layanan vaksinasi sesuai anjuran tenaga medis.

Upaya ini merupakan bukti nyata bahwa kolaborasi antara lembaga pemerintah dan asosiasi medis menjadi krusial dalam membangun sistem kesehatan yang responsif terhadap ancaman penyakit menular. Terutama ketika menyangkut kelompok yang sangat rentan seperti warga lansia, pencegahan menjadi solusi paling rasional sekaligus strategis.

Kemenkes dan para profesional kesehatan berharap agar kampanye vaksinasi RSV ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat luas. Dengan populasi lansia yang terus bertumbuh, menjaga daya tahan tubuh mereka melalui vaksinasi menjadi bentuk kepedulian sekaligus investasi jangka panjang bagi kesehatan bangsa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index