Sepak Bola

Sepak Bola dan Asa dari Lampung

Sepak Bola dan Asa dari Lampung
Sepak Bola dan Asa dari Lampung

JAKARTA - Meski dunia sepak bola kerap didominasi laki-laki, semangat perempuan muda asal Lampung ini mampu membalikkan anggapan tersebut. Adalah Siti Novita Sari, sosok yang mengubah pandangan tentang keterlibatan perempuan dalam olahraga paling populer di dunia itu.

Perempuan kelahiran Mesuji, 23 November 2005, itu kini menjadi salah satu penggerak sepak bola putri di Lampung. Kisahnya tidak hanya menggugah karena perjalanannya yang tak lazim, tetapi juga karena konsistensinya dalam membangun ekosistem sepak bola yang inklusif bagi kaum perempuan.

Perkenalannya dengan sepak bola pun bermula secara tidak sengaja. Tahun 2018, Novita, yang saat itu masih remaja, hanya mengikuti ajakan teman. Namun siapa sangka, dari keterlibatan iseng itu, tumbuh kecintaan yang mendalam terhadap dunia sepak bola. Seiring waktu, keseriusannya pun meningkat.

Berkat dedikasi dan kerja keras, Novita tak sekadar menjadi pemain. Ia bahkan mencicipi seleksi nasional dalam ajang Piala Pertiwi U17 dan juga ajang Street Soccer 2023. Saat itu, ia bergabung dalam klub Persada Tulang Bawang, yang dilatih oleh Timotius. Klub inilah yang menjadi tempatnya menempa kemampuan dan memperluas wawasan tentang sepak bola.

Kini, mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia itu memilih fokus pada pembinaan pemain muda, terutama pesepakbola putri. Ia aktif melatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) PS Amor Kedaton, Bandar Lampung, dan terus memupuk harapan untuk melihat kemajuan sepak bola putri di Provinsi Lampung.

“Saya ingin ada pemain putri dari Lampung yang bisa tembus ke timnas,” ujar Novita penuh semangat saat ditemui di Kantor PSSI Lampung.

Baginya, impian itu bukan sesuatu yang mustahil. Namun ia juga sadar bahwa jalan yang ditempuh tidak mudah. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah minimnya minat anak perempuan untuk bermain sepak bola. Menurut Novita, kurangnya SDM menjadi hambatan besar dalam membangun regenerasi pemain.

“Anak perempuan yang mau main bola masih jarang. Saya harus berpikir keras bagaimana menciptakan regenerasi,” ucapnya.

Namun, keterbatasan itu justru tak membuatnya mundur. Ia menyusun program latihan yang disesuaikan dengan kapasitas individu pemain. Latihan pun dijadwalkan secara rutin tiga kali seminggu. Menurutnya, konsistensi dan pendekatan yang tepat bisa membangun fondasi yang kuat untuk perkembangan pemain.

Lebih dari sekadar urusan teknik dan fisik, Novita percaya bahwa sepak bola bisa menjadi media pembentukan karakter. “Sepak bola bukan hanya tentang menang dan kalah, tetapi juga soal membentuk karakter, semangat juang, dan kerja sama,” tegasnya.

Dalam pandangannya, menjadi pesepakbola bukan hanya tentang meraih prestasi, tetapi juga tentang bagaimana menghadapi tantangan dan menjaga nilai-nilai sportivitas. Inilah yang ingin ia tanamkan kepada setiap pemain binaannya.

Dengan tekad yang tak kendur, Novita terus menjelajahi berbagai peluang untuk memperkuat pembinaan sepak bola putri di Lampung. Ia tak hanya melatih, tapi juga berperan sebagai motivator dan panutan bagi para atlet muda. Di tengah keterbatasan fasilitas dan dukungan, ia berusaha keras menciptakan lingkungan yang mendorong tumbuhnya rasa percaya diri di kalangan pesepakbola putri.

Ia percaya bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil. Dan meski langkah itu terkadang tertatih, semangatnya tetap menyala. “Lampung harus bisa bangkit di sepak bola putri. Saya yakin, dengan pembinaan yang tepat dan semangat bersama, itu bisa terwujud,” ujarnya penuh keyakinan.

Cerita Novita adalah gambaran nyata bahwa semangat dan kecintaan terhadap sepak bola mampu menembus batasan gender, keterbatasan fasilitas, dan stigma sosial. Ia membuktikan bahwa perempuan pun bisa berkiprah di lapangan hijau dan menjadi bagian dari perubahan.

Upayanya tidak hanya relevan dalam konteks olahraga, tetapi juga menjadi simbol perjuangan perempuan dalam memperjuangkan ruang yang setara. Ia menunjukkan bahwa kepemimpinan dan dedikasi bukan soal jenis kelamin, melainkan soal keberanian mengambil peran dan tekun menjalaninya.

Dengan segala keterbatasan yang ada, langkah Novita Sari layak diapresiasi. Ia adalah wajah muda sepak bola putri yang pantang menyerah dan terus berjuang agar bendera Lampung berkibar melalui kaki-kaki pesepakbola perempuan. Dari Mesuji hingga Bandar Lampung, ia terus menebar semangat dan harapan.

Perjalanan ini memang masih panjang, tetapi dengan figur seperti Novita, harapan akan bangkitnya sepak bola putri Lampung bukan sekadar mimpi. Itu adalah visi yang sedang ia wujudkan satu pelatihan demi satu, satu pemain demi satu. Dan siapa tahu, dalam waktu dekat, salah satu anak didiknya akan benar-benar mengenakan seragam timnas, mewujudkan mimpi yang ia tanam sejak 2018.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index