Olahraga

Olahraga Jadi Kunci Bangkitkan Kebumen

Olahraga Jadi Kunci Bangkitkan Kebumen
Olahraga Jadi Kunci Bangkitkan Kebumen

JAARTA - Dorongan besar terhadap kemajuan olahraga di Kabupaten Kebumen kini semakin nyata. Tak hanya bertumpu pada aspek kompetisi, olahraga juga diposisikan sebagai instrumen strategis pembangunan daerah yang inklusif, progresif, dan berdaya saing. Hal itu tercermin dari keseriusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kebumen yang bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dalam mendorong transformasi dunia olahraga lokal menuju level nasional.

Komitmen ini diperkuat dalam forum Sarasehan Cabang Olahraga (Cabor) yang digelar di Pendopo Kabumian. Lebih dari 150 insan olahraga dari 42 cabor hadir dalam acara tersebut, menggambarkan antusiasme dan semangat kolektif untuk menjadikan Kebumen sebagai pusat pembinaan dan prestasi olahraga.

Sarasehan ini turut dihadiri oleh Bupati Kebumen Lilis Nuryani, Wakil Bupati Zaeni Miftah, Plt Ketua KONI Kebumen, serta sejumlah kepala dinas dan tokoh olahraga nasional seperti H. Ayub Lutfi dan H. Fuad Yahya. Kehadiran mereka menjadi bukti nyata dukungan lintas sektor terhadap pengembangan olahraga di daerah yang dikenal sebagai Kota Beriman ini.

Dalam sambutannya, Bupati Lilis Nuryani menggarisbawahi pentingnya membangun sinergi yang kuat antara pemerintah daerah dan KONI. Menurutnya, kemajuan olahraga tidak bisa dicapai secara terpisah, melainkan harus menjadi bagian dari visi besar Kebumen BERDAYA: Beriman, Maju, Sejahtera, dan Berbudaya.

“Satu visi dan langkah bersama menjadi kunci. Pemkab dan KONI harus berada dalam satu gerak untuk membangun ekosistem olahraga yang kokoh dan berkelanjutan,” ujar Lilis.

Namun, dalam sarasehan tersebut, muncul pula sejumlah catatan penting yang perlu menjadi perhatian bersama. Salah satu isu utama adalah optimalisasi peran KONI dan cabor, terutama terkait dengan infrastruktur, pola pembinaan, hingga pendanaan. Banyak pihak menilai bahwa dukungan saat ini masih belum memadai untuk menunjang pembinaan atlet secara maksimal.

Untuk menjawab tantangan tersebut, disampaikan usulan untuk memperkuat kolaborasi dengan dunia pendidikan, sektor swasta, hingga komunitas lokal. Salah satu ide menarik yang mencuat adalah penerapan skema “Bapak/Ibu Asuh” bagi atlet. Skema ini dinilai mampu menjadi solusi pendanaan yang berkelanjutan, sekaligus membuka peluang keterlibatan masyarakat secara lebih luas dalam dunia olahraga.

Tak bisa dipungkiri, Kebumen memiliki potensi besar dalam bidang olahraga. Sejumlah atlet daerah ini telah menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional dalam berbagai cabang seperti bola voli, futsal, hingga rugby. Rekam jejak tersebut menjadi dasar kuat bagi keyakinan bahwa Kebumen mampu menjadi pusat pembinaan atlet dan pelatihan olahraga yang berkualitas.

Lebih lanjut, pembinaan atlet muda menjadi agenda utama dalam perbincangan. Para peserta sarasehan menekankan bahwa regenerasi atlet harus dilakukan secara terstruktur dan profesional. Dalam hal ini, strategi feeder school atau sekolah pengumpan menjadi salah satu pendekatan yang diusulkan. Dengan menggandeng sekolah formal, klub olahraga, dan sanggar di desa, pembinaan dapat dilakukan sejak usia dini dengan lebih terarah.

Tentu saja, pembinaan yang baik memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Maka dari itu, pembangunan sport center yang representatif menjadi salah satu rekomendasi penting dalam forum ini. Fasilitas ini diharapkan tidak hanya mendukung latihan atlet, tetapi juga menjadi tempat penyelenggaraan kompetisi, serta magnet bagi wisata olahraga (sports tourism).

Skema pembangunan bertahap atau multiyears disebutkan sebagai salah satu opsi realistis. Dengan demikian, pembangunan tidak perlu menunggu anggaran besar sekaligus, melainkan bisa dilakukan secara bertahap namun terukur.

Selain mengejar prestasi, olahraga juga dinilai memiliki nilai ekonomi yang sangat strategis. Aktivitas olahraga dapat memicu tumbuhnya industri pendukung seperti peralatan olahraga, pelatihan, hingga pariwisata. Ini berpotensi menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memperkuat identitas budaya lokal melalui sportainment.

“Olahraga adalah pintu masuk untuk membangun Kebumen yang lebih berdaya saing, bukan hanya di tingkat Jawa Tengah, tetapi juga nasional,” tegas Imam Satibi yang bertindak sebagai moderator dan pemantik diskusi dalam sarasehan tersebut.

Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi lintas sektor, sarasehan ini diharapkan menjadi titik awal terbentuknya ekosistem olahraga yang sehat, berprestasi, dan berdampak luas bagi masyarakat Kebumen. Apalagi, dalam jangka panjang, keberhasilan dunia olahraga akan ikut meningkatkan rasa bangga terhadap daerah dan memperkuat jati diri generasi muda Kebumen.

Bagi para pengurus cabor, pelatih, guru olahraga, dan pemangku kepentingan lainnya, forum ini menjadi ruang bertukar pikiran sekaligus menyatukan komitmen. Dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat diyakini akan melahirkan atlet-atlet tangguh dan menjadikan Kebumen sebagai rujukan nasional dalam pembangunan olahraga berbasis daerah.

Dengan tekad dan strategi yang tepat, Kebumen tidak hanya berpotensi menghasilkan prestasi, tetapi juga mengukuhkan diri sebagai kota olahraga masa depan Indonesia. Sebuah perwujudan nyata dari visi Kebumen BERDAYA melalui jalur olahraga.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index