JAKARTA - Keberanian untuk keluar dari zona nyaman menjadi langkah penting bagi aktris sekaligus model Windy Apsari dalam kariernya. Kali ini, Windy menantang dirinya untuk berakting dalam genre yang belum pernah ia jajal sebelumnya film musikal. Debutnya itu ditandai dengan keikutsertaannya dalam film bertajuk Arti Cinta, karya sutradara Monty Tiwa dan Tepan Kobain.
“Ini adalah film musikal pertama aku. Ya, aku happy dan semoga yang nonton juga happy,” ujar Windy Apsari dengan wajah sumringah setelah pemutaran film tersebut di Jakarta.
Langkah Windy ke dunia musikal bukan tanpa hambatan. Salah satu tantangan terbesarnya adalah keharusan untuk menyanyi secara langsung selama proses pengambilan gambar. Ini menjadi hal baru yang cukup menguras tenaga dan mental, mengingat ia sendiri mengaku tidak memiliki latar belakang menyanyi sebelumnya.
“Nyanyi live, karena satu udah pasti nervous. Tapi untungnya temen-temen yang lain sangat mensupport. Jadi ketika scene nyanyi bareng-bareng aku bisa let it go gitu,” ungkap Windy jujur.
Untuk menyempurnakan perannya, Windy menjalani proses pembekalan yang cukup intensif. Ia mengikuti workshop selama dua bulan, tidak hanya untuk menyanyi, tetapi juga latihan koreografi. Meski demikian, porsinya dalam menari tidak sebanyak rekan-rekan lainnya, sehingga ia bisa lebih memusatkan perhatiannya pada vokal.
“Workshop sekitar dua bulanan kayaknya. Itu udah workshop sama nari-narinya juga. Cuman memang kayaknya narinya kalau aku gak begitu banyak, jadi aku lebih fokus ke nyanyinya karena dibanding yang lain aku paling gak ada basic nyanyinya,” paparnya lagi.
Arti Cinta diproduksi oleh Fish Eye Production, dan mempertemukan Windy dengan jajaran pemain ternama seperti Tio Pakusadewo, Sita Nursanti, Samo Rafael, Marthino Lio, Karina Salim, dan Marini Soerjosoemarno. Film ini mengusung kisah keluarga yang tampak harmonis di permukaan, namun menyimpan luka dan rahasia kelam di dalamnya.
Cerita berfokus pada kehidupan rumah tangga Guntur Sadewa dan Anna, pasangan yang tampaknya bahagia bersama putri mereka, Julie. Namun di balik senyuman keluarga kecil itu, Guntur ternyata menyimpan rahasia: sebuah perselingkuhan yang membuat kehancuran perlahan menghampiri. Perselingkuhan itu bukan hanya melukai Anna, tetapi juga meninggalkan bekas mendalam bagi Julie sebagai anak yang menjadi korban dari perpecahan orang tuanya.
Pertanyaan besar pun menggantung di sepanjang cerita: mampukah Guntur menebus kesalahannya dan memulihkan kebahagiaan yang telah porak-poranda? Pertarungan emosional ini dikemas dalam format musikal yang segar, dengan balutan lagu dan koreografi yang memperkuat suasana dramatis film.
Film ini tidak hanya menjadi ujian bagi kemampuan akting Windy, tetapi juga menjadi panggung untuk membuktikan bahwa ia mampu menaklukkan tantangan baru di luar model peran yang selama ini biasa ia jalani. Dukungan dari tim produksi dan para aktor senior yang terlibat pun diakuinya sangat membantu proses adaptasinya.
Keterlibatan Windy dalam Arti Cinta menjadi salah satu bukti bahwa dunia perfilman Indonesia terus membuka ruang eksplorasi baru, termasuk dalam genre musikal yang belum terlalu banyak digarap. Format musikal di Indonesia memang masih menjadi tantangan tersendiri bagi sineas dan aktor, karena mengharuskan perpaduan harmonis antara akting, vokal, dan tari.
Sebagai proyek musikal pertamanya, Windy berharap pengalaman ini menjadi pembuka jalan bagi peran-peran serupa di masa depan, sekaligus memberi warna baru dalam perjalanan kariernya di dunia hiburan. Ia juga mengungkapkan apresiasinya atas kesempatan yang diberikan, dan berharap penonton bisa merasakan emosi yang ditampilkan dalam setiap adegan dan lagu di film tersebut.
"Semoga penonton bisa merasakan cerita yang kami sampaikan lewat film ini. Semua pemain dan kru sudah berusaha memberikan yang terbaik, dan semoga ini bisa dinikmati dengan hati,” ujar Windy menutup perbincangan.
Film Arti Cinta dijadwalkan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 17 Juli 2025. Penonton dapat menyaksikan bagaimana musikal bukan hanya menjadi pengisi hiburan, tetapi juga medium yang kuat untuk menyampaikan emosi dan pesan moral. Bagi Windy Apsari, ini adalah awal dari babak baru dalam perjalanannya di dunia seni peran sebuah babak yang penuh tantangan, tetapi juga sarat dengan pelajaran dan semangat.