Danantara

Danantara Dipantau Langsung Erick

Danantara Dipantau Langsung Erick
Danantara Dipantau Langsung Erick

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjukkan komitmen penuh terhadap pengawasan kinerja lembaga baru di bawah naungan Kementerian BUMN. Salah satunya adalah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau yang lebih dikenal dengan nama BPI Danantara.

Untuk memastikan Danantara berada di jalur yang benar dalam pengelolaan investasi, Erick memutuskan untuk berkantor langsung di Wisma Danantara satu kali dalam seminggu. Langkah ini bukan sekadar simbolis, melainkan sebagai bentuk pengawasan langsung terhadap jalannya lembaga tersebut.

“Saya akan berkantor seminggu sekali di sini, karena saya ingin memastikan ekosistem yang kita bangun, termasuk Danantara, betul-betul bisa transparan dan akuntabel,” tegas Erick dalam pernyataannya.

Langkah tersebut menunjukkan pendekatan kerja Erick yang tidak hanya administratif, tetapi juga langsung terjun ke lapangan. Ia ingin memastikan setiap program berjalan sesuai rencana, apalagi Danantara merupakan lembaga penting yang diharapkan menjadi pilar investasi masa depan Indonesia.

Transformasi dan Sinergi

Danantara sendiri dibentuk sebagai bagian dari strategi jangka panjang BUMN untuk mengelola aset secara optimal serta menciptakan nilai tambah dari dana investasi. Lembaga ini mengelola dana abadi dan bertugas menjaring investor global maupun lokal untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan mengambil bagian dari pengawasan langsung, Erick ingin memastikan bahwa seluruh langkah yang diambil Danantara sejalan dengan tujuan reformasi BUMN, yakni profesionalisme, transparansi, dan peningkatan nilai.

“BUMN hari ini tidak bisa lagi dijalankan dengan cara lama. Kita harus mendorong perubahan, mulai dari struktur, budaya kerja, hingga ekosistem yang mendukung,” ujar Erick.

Menurutnya, peran Danantara sangat strategis karena berada di titik temu antara kepentingan negara, investor, dan masyarakat. Maka dari itu, pendekatan pengawasan harus berbeda, yakni langsung, responsif, dan terlibat sejak awal.

Kepercayaan Publik Jadi Taruhan

Erick menyadari bahwa kepercayaan publik terhadap institusi seperti Danantara sangat krusial. Oleh sebab itu, keterlibatannya secara rutin menjadi langkah untuk menjamin bahwa lembaga tersebut tidak berjalan sendiri tanpa arah.

“Saya tidak ingin nanti ada persepsi bahwa Danantara hanya lembaga investasi biasa. Ini bukan sekadar pengelolaan aset, tapi juga amanah dari negara untuk mempercepat pembangunan,” jelasnya.

Keterlibatan Erick juga merupakan bentuk penguatan akuntabilitas publik. Dengan berkantor langsung, ia akan lebih mudah menerima laporan, mengidentifikasi hambatan, dan memberikan arahan strategis kepada para pengelola Danantara.

Fasilitas Wisma Danantara Siap Menunjang Kinerja

Wisma Danantara dipilih sebagai markas utama lembaga ini karena memiliki fasilitas dan infrastruktur yang memadai untuk menunjang kerja profesional. Bangunan tersebut juga merepresentasikan identitas baru dari BPI Danantara yang ingin tampil sebagai institusi modern, progresif, dan terpercaya.

Di lokasi tersebut, berbagai aktivitas perencanaan, evaluasi, dan diskusi strategis dilakukan. Tak hanya internal, Danantara juga terbuka untuk menjalin komunikasi dengan berbagai stakeholder eksternal, termasuk investor, mitra internasional, serta perwakilan kementerian terkait.

Dengan Erick turut hadir secara berkala, koordinasi lintas sektor bisa berjalan lebih efektif. Hal ini sesuai dengan gaya kepemimpinan Erick yang dikenal inklusif dan mendorong kolaborasi.

Mengawal Arah Investasi Jangka Panjang

Keberadaan Danantara dianggap sangat penting dalam ekosistem investasi nasional. Lembaga ini tidak hanya mengelola dana dari dalam negeri, tetapi juga diharapkan menjadi titik masuk investasi luar negeri yang bersifat jangka panjang.

Untuk itu, transparansi dan profesionalisme pengelolaan menjadi hal utama. Erick menegaskan bahwa kehadirannya bukan untuk mengatur teknis harian, tetapi untuk memastikan lembaga ini memiliki arah yang jelas dan tidak melenceng dari semangat awal pendiriannya.

“Saya tidak akan mengintervensi, tapi saya harus tahu ke mana arah kebijakan investasi berjalan. Jangan sampai nanti kita keluar dari rel,” tegas Erick.

Tegas namun Terbuka

Erick Thohir selama ini dikenal sebagai pemimpin yang tegas namun tetap terbuka terhadap ide-ide baru. Dalam konteks Danantara, pendekatan ini juga diterapkan. Ia mendorong adanya inovasi dan pemikiran segar dari tim yang bekerja di sana, namun tetap dalam koridor kepentingan nasional.

Ia juga menekankan bahwa semua jajaran pengelola Danantara harus memiliki integritas dan komitmen terhadap transparansi. Menurut Erick, tantangan terbesar dari lembaga semacam ini adalah menjaga integritas di tengah potensi konflik kepentingan yang mungkin terjadi dalam dunia investasi.

“Yang paling penting adalah karakter orang-orangnya. Kalau dari awal sudah tidak jujur, semua sistem pun tidak akan bisa menyelamatkan,” katanya.

Dengan memutuskan untuk berkantor seminggu sekali di Wisma Danantara, Erick Thohir memberikan sinyal kuat bahwa pengawasan terhadap lembaga ini tidak akan dilakukan setengah hati. Ia ingin memastikan bahwa semua proses berjalan sesuai misi besar membangun investasi yang berkelanjutan bagi Indonesia.

Keputusan ini juga menjadi pesan bahwa setiap lembaga di bawah naungan BUMN akan diawasi ketat, sekaligus diberi ruang untuk berkembang secara profesional dan mandiri. Sebab bagi Erick, Danantara bukan hanya institusi investasi, tetapi juga cermin dari reformasi BUMN yang terus didorong olehnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index