JAKARTA - Guna memperkuat kesiapan mahasiswa menghadapi dunia kerja di industri penyiaran, Program Studi Penyiaran dari Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menyelenggarakan kegiatan “Simulasi Berita TV”. Kegiatan ini berlangsung dan menjadi wadah bagi mahasiswa untuk merasakan atmosfer kerja jurnalistik secara langsung di lingkungan akademik.
Alih-alih hanya belajar teori di ruang kelas, mahasiswa UBSI dibekali kemampuan praktik jurnalistik nyata melalui simulasi produksi berita televisi. Dalam kegiatan ini, mereka ditempa untuk memahami alur kerja di balik layar produksi berita hingga tampil percaya diri sebagai pembawa berita di depan kamera.
Kegiatan ini dibagi dalam dua sesi, yakni pukul 08.00 hingga 11.00 WIB dan 13.00 hingga 16.00 WIB. Masing-masing sesi dirancang intensif dan dinamis, melibatkan Wahyu Triyogo, seorang praktisi jurnalistik yang juga anggota Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), sebagai narasumber utama.
Dalam pemaparannya, Wahyu menyampaikan secara rinci berbagai tahap penting dalam proses produksi berita televisi. Mulai dari merancang liputan, menyusun naskah, melakukan pengambilan gambar, hingga bagaimana teknik membawakan berita secara profesional di depan kamera.
“Mahasiswa diajak memahami bahwa menjadi jurnalis televisi tidak hanya tentang tampil menarik di layar kaca, tapi juga tentang ketelitian menyusun berita dan menjunjung tinggi etika jurnalistik,” demikian yang tergambar dari penjelasan Wahyu.
Sesi ini tidak semata-mata menjadi tempat belajar teori. Mahasiswa langsung diposisikan untuk memainkan berbagai peran penting dalam sebuah redaksi berita. Mereka bertindak sebagai reporter lapangan, presenter, kameramen, hingga editor. Simulasi tersebut menyerupai suasana newsroom profesional, yang membuat mahasiswa harus mampu berpikir dan bertindak cepat, layaknya dalam situasi kerja yang sesungguhnya.
Selain kemampuan teknis, kegiatan ini juga menekankan pada penguatan kerja tim, komunikasi visual yang efektif, serta kemampuan membuat keputusan cepat—tiga elemen penting yang sangat dibutuhkan dalam dunia penyiaran televisi yang serba cepat dan akurat.
Kehadiran Tim Unit Pengembangan Akademik (UPA) Program Studi Penyiaran UBSI menjadi pengawas sekaligus pendamping dalam simulasi tersebut. Mereka memastikan kegiatan berlangsung edukatif, relevan dengan kebutuhan industri, serta sesuai dengan standar kualitas produksi berita yang berlaku di dunia penyiaran nasional.
“Simulasi ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Mereka bisa mengimplementasikan teori dari kelas ke praktik nyata. Kami ingin membentuk lulusan yang kompeten, profesional, dan siap masuk industri media,” jelas perwakilan Tim UPA.
Penekanan pada pembelajaran berbasis praktik merupakan bentuk komitmen UBSI untuk mencetak lulusan yang tak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga siap terjun langsung ke industri dengan keterampilan yang relevan dan adaptif. Dunia media yang berubah cepat menuntut lulusan penyiaran untuk lebih fleksibel dan mampu menyesuaikan diri dalam berbagai situasi.
Tak hanya itu, kegiatan seperti ini juga melatih mahasiswa dalam etika profesi, tanggung jawab sosial jurnalis, serta memperkuat kepercayaan diri dalam menyampaikan informasi secara kredibel. Kombinasi antara praktik dan nilai moral ini diharapkan dapat menghasilkan jurnalis muda yang tidak hanya mahir secara teknis, tetapi juga memiliki integritas tinggi dalam menyampaikan fakta kepada publik.
“Mahasiswa bisa memahami bahwa tanggung jawab seorang jurnalis tidak hanya terletak pada keakuratan informasi, tetapi juga pada cara menyampaikannya yang adil, jujur, dan sesuai dengan kode etik jurnalistik,” ujar salah satu dosen pendamping yang turut serta dalam kegiatan.
Melalui Simulasi Berita TV ini, UBSI menunjukkan keseriusannya dalam menyiapkan generasi muda yang unggul dalam bidang penyiaran. Tak hanya menekankan aspek penguasaan alat teknis atau software editing, UBSI juga mengajarkan pentingnya nilai-nilai dalam menyajikan informasi, termasuk kecepatan, akurasi, serta sikap profesionalisme dalam situasi tekanan sekalipun.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa proses belajar tidak melulu harus bersifat satu arah di ruang kelas. Dengan mengintegrasikan simulasi dunia kerja ke dalam kurikulum, mahasiswa diajak untuk mengalami sendiri tantangan dan dinamika profesi penyiaran.
Program Studi Penyiaran UBSI telah membangun reputasi sebagai kampus yang adaptif terhadap kebutuhan industri media. Dengan berbagai kegiatan berbasis praktik seperti ini, mahasiswa bukan hanya lulus sebagai sarjana komunikasi, tetapi juga sebagai calon profesional media yang siap bersaing.
Dengan pengalaman langsung tersebut, diharapkan mahasiswa UBSI mampu tampil percaya diri, komunikatif, serta memiliki nilai tambah di dunia kerja yang sangat kompetitif.