Sepak Bola

Sepak Bola Hidup Lagi di Sintang

Sepak Bola Hidup Lagi di Sintang
Sepak Bola Hidup Lagi di Sintang

JAKARTA – Upaya peningkatan mutu perwasitan di Kabupaten Sintang mendapat angin segar lewat pelatihan resmi wasit sepak bola yang diikuti oleh 35 peserta dari 14 kecamatan. Tak sekadar pelatihan teknis, kegiatan ini menjadi bagian dari langkah strategis pembinaan olahraga yang lebih terstruktur dan berorientasi pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Pelatihan ini digelar atas inisiatif Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Sintang, dengan menghadirkan dua instruktur berlisensi dari PSSI Pusat. Mereka adalah Budi Handayani yang menangani materi kebugaran, serta Achmad Slamet Hariyanto yang membawakan materi teknik perwasitan.

Kegiatan ini menjadi ruang penting untuk mencetak wasit-wasit lokal berkualitas yang mampu menjunjung tinggi profesionalisme dan sportivitas. Dalam sambutannya, Helmi, selaku Staf Ahli Bupati Sintang Bidang Perekonomian, Pembangunan dan Keuangan, menekankan pentingnya posisi wasit dalam ekosistem olahraga.

“Wasit dituntut memiliki integritas, kejujuran, serta kemampuan mengambil keputusan dengan cepat. Kami berharap dari pelatihan ini lahir wasit lokal yang tidak hanya bertugas di tingkat kabupaten, tetapi mampu menembus level regional bahkan nasional,” ungkap Helmi.

Ia juga mengingatkan agar para peserta tidak hanya menjadikan pelatihan ini sebagai formalitas semata. Lebih dari sekadar sertifikasi, menurutnya, integritas dan ketegasan wasit adalah kualitas utama yang wajib dimiliki.

“Jangan sekadar mengejar sertifikat. Jadilah wasit yang dihormati karena keadilannya dan disegani karena ketegasannya,” tambahnya, memberi semangat kepada para peserta.

Pelatihan ini tidak hanya mendapat dukungan dari pemerintah daerah, tetapi juga dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Sintang. Perwakilan KONI, Momon Herwanto, menyampaikan bahwa peran wasit dalam dunia olahraga tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan, posisinya disejajarkan dengan pelatih dalam menentukan kualitas jalannya pertandingan.

“Cabor sepak bola adalah salah satu yang paling bergengsi. Prestasi Askab sudah baik, namun harus terus ditingkatkan. Pelatihan seperti ini sangat dibutuhkan agar kualitas pertandingan ikut meningkat,” ujar Momon.

Ia juga menjelaskan bahwa dari total 39 cabang olahraga yang bernaung di bawah KONI Sintang, saat ini terdapat 37 cabang yang masih aktif. Pihaknya berkomitmen untuk mengelola dan mendistribusikan anggaran secara profesional dan merata agar semua cabang memiliki peluang yang sama untuk berkembang dan berprestasi.

Menurutnya, semangat pembinaan olahraga di Kabupaten Sintang sudah berada di jalur yang benar. Namun untuk mencapai level kompetitif yang lebih tinggi, diperlukan intervensi langsung melalui program-program konkret seperti pelatihan wasit ini.

Pelatihan ini juga diharapkan menjadi pondasi awal terbentuknya sistem pembinaan perwasitan yang berkelanjutan di Sintang. Keberadaan wasit yang mumpuni dan bersertifikat akan memberikan dampak langsung terhadap kualitas penyelenggaraan kompetisi, baik di tingkat lokal maupun saat membawa nama daerah ke level regional.

Disporapar Sintang sendiri telah merancang pelatihan ini sebagai bagian dari agenda pembinaan jangka panjang. Bukan hanya untuk menghasilkan wasit, tapi juga sebagai langkah memperkuat tata kelola pertandingan sepak bola secara profesional di kabupaten.

Instruktur dari PSSI yang hadir dalam pelatihan ini membawa materi yang disusun sesuai standar nasional. Hal ini memastikan bahwa para peserta memiliki pemahaman mendalam, baik dari sisi fisik maupun teknis, sebelum benar-benar terjun ke lapangan. Budi Handayani memberikan porsi besar pada pentingnya kebugaran fisik seorang wasit, sementara Achmad Slamet Hariyanto membekali peserta dengan pemahaman teknis dan filosofi dasar dalam mengambil keputusan di tengah pertandingan.

Para peserta berasal dari berbagai latar belakang, namun semuanya memiliki kesamaan semangat untuk berkontribusi dalam kemajuan sepak bola di wilayah masing-masing. Pelatihan ini pun menjadi momentum kebangkitan sepak bola Sintang dari sisi pengelolaan pertandingan yang lebih profesional.

Sepak bola sebagai olahraga paling populer di masyarakat memiliki magnet tersendiri. Untuk itu, pengelolaannya pun menuntut keseriusan, baik dari sisi pemain, pelatih, hingga wasit. Dengan adanya pelatihan ini, maka simpul-simpul pembinaan di level akar rumput dapat lebih solid dan terarah.

Langkah Pemkab Sintang melalui Disporapar dalam memfasilitasi kegiatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, karena menunjukkan keseriusan pemerintah dalam membangun sektor olahraga secara holistik. Tidak hanya berorientasi pada prestasi atlet, tetapi juga pada pembinaan perangkat pertandingan yang adil dan profesional.

Sintang kini tidak hanya fokus melahirkan atlet berprestasi, tetapi juga wasit-wasit berintegritas. Harapannya, mereka akan menjadi duta sportifitas yang membawa harum nama daerah ke kancah yang lebih tinggi. Dengan semangat kolaborasi antara Pemkab, KONI, dan PSSI, jalan menuju sepak bola yang lebih berkualitas di Sintang tampaknya bukan hal yang mustahil.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index