JAKARTA - Kolaborasi antara pemerintah desa dan pelaku industri kian menunjukkan hasil positif di Kabupaten Pasuruan. Salah satu buktinya terlihat dari peresmian lapangan sepak bola baru di Desa Dawuhansengon, Kecamatan Purwodadi. Momen ini tidak sekadar menandai hadirnya sarana olahraga, tetapi juga menjadi simbol keberhasilan sinergi lintas sektor dalam membangun desa.
Lapangan yang diberi nama Soccer Field DS ini dibangun dengan memanfaatkan lahan kas desa. Pembangunannya lahir dari kerjasama erat antara pemerintah desa dan dunia usaha. Bupati Pasuruan, HM Rusdi Sutejo, yang akrab disapa Mas Rusdi, hadir langsung dalam acara peresmian tersebut pada Sabtu (5/7) dan memberikan apresiasi besar atas inisiatif tersebut.
Menurut Mas Rusdi, pembangunan lapangan sepak bola ini merupakan bukti nyata bagaimana kemitraan antara pemerintah dan dunia usaha bisa membuahkan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Semoga peresmian lapangan sepakbola ini, memberikan berkah dan manfaat untuk masyarakat Desa Dawuhansengon. Ini bukti kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Sehingga bisa saling berkoordinasi untuk kemajuan bersama. Khususnya Desa Dawuhansengon,” ujar Mas Rusdi dalam sambutannya.
Ia menilai langkah seperti ini layak dijadikan contoh bagi desa-desa lainnya. Dalam pandangannya, sinergi seperti ini adalah cerminan dari kemitraan modern yang memadukan inisiatif lokal dengan dukungan industri.
Pembangunan sarana olahraga seperti lapangan sepak bola tidak hanya berfungsi sebagai tempat bermain atau berolahraga, tapi juga menjadi wadah pemersatu masyarakat. Hal itu terlihat dari antusiasme warga yang sangat tinggi dalam menyambut acara peresmian.
“Saya tidak menyangka acaranya sebesar ini. Terima kasih semuanya. Antusias warga juga dalam menyemarakkannya,” ujar Mas Rusdi, mengungkapkan rasa kagumnya.
Tak hanya itu, Mas Rusdi bahkan memuji kualitas lapangan yang dibangun. Menurutnya, lapangan di Dawuhansengon itu bahkan lebih bagus dibandingkan salah satu stadion kebanggaan daerah.
“Lapangan sepakbola di Desa Dawuhansengon ini bahkan lebih bagus daripada stadion Pogar Bangil. Mungkin ke depannya bisa digunakan sebagai lokasi pertandingan penyisihan Piala Bupati,” imbuhnya.
Pernyataan tersebut tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Desa Dawuhansengon. Lapangan yang awalnya hanya harapan kini menjadi kenyataan yang sangat potensial, baik untuk pengembangan olahraga maupun pembangunan karakter masyarakat melalui kegiatan positif.
Lebih jauh, Mas Rusdi berharap kehadiran lapangan ini bisa mencetak prestasi di masa mendatang. Ia menyampaikan harapannya agar Soccer Field DS bisa menjadi tempat tumbuhnya atlet-atlet sepak bola berbakat dari Kabupaten Pasuruan.
“Semoga bibit-bibit olahragawan baru di Kabupaten Pasuruan bisa lahir tercipta dari kegiatan-kegiatan olahraga yang akan digelar di sini. Sekali lagi terimakasih kepada semuanya,” katanya penuh optimisme.
Pernyataan ini menyiratkan harapan besar bahwa pembangunan sarana olahraga bukan hanya soal fisik bangunan, tapi juga tentang investasi jangka panjang untuk pembentukan generasi masa depan yang sehat, kuat, dan berdaya saing.
Sebagai kepala daerah, Mas Rusdi tampak tidak hanya meresmikan secara seremonial, tetapi benar-benar menghidupi semangat kolaborasi dan pembangunan berkelanjutan. Ia meyakini bahwa pembangunan yang dilakukan dengan pendekatan partisipatif—yakni melibatkan pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta—akan menghasilkan manfaat yang lebih luas dan tahan lama.
Langkah seperti yang dilakukan di Dawuhansengon ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. Sarana olahraga seperti lapangan sepak bola diyakini mampu menjadi pemicu tumbuhnya aktivitas positif, sekaligus menekan potensi penyimpangan sosial di kalangan pemuda.
Kegiatan olahraga juga dikenal sebagai sarana ampuh dalam membangun karakter, kedisiplinan, serta kebersamaan. Lapangan baru ini diharapkan menjadi ruang terbuka yang hidup, bukan hanya tempat berolahraga, tapi juga lokasi berbagai interaksi sosial yang mempererat hubungan antarmasyarakat.
Secara khusus, keterlibatan dunia industri dalam pembangunan ini patut diapresiasi. Kolaborasi seperti ini bukan hanya soal CSR semata, melainkan bentuk nyata keterlibatan sektor usaha dalam pembangunan lokal. Bila pola ini direplikasi secara luas, maka banyak desa bisa berkembang lebih cepat dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Desa Dawuhansengon menunjukkan bahwa dengan komitmen dan komunikasi yang baik, pembangunan infrastruktur desa dapat terwujud bahkan melampaui ekspektasi. Kini tinggal bagaimana masyarakat dan pihak-pihak terkait menjaga dan memanfaatkan lapangan tersebut secara maksimal.
Keberadaan lapangan ini pun bisa menjadi magnet baru yang menggerakkan sektor lain, seperti UMKM, pariwisata lokal, dan pendidikan olahraga. Dari desa, gairah sepak bola bisa menyala dan menjadi kebanggaan daerah.
Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi lintas sektor, Desa Dawuhansengon tak hanya membangun lapangan, tetapi juga masa depan yang lebih cerah bagi generasi mudanya.