BRI

BRI Resmi Ubah Nama Liga 1

BRI Resmi Ubah Nama Liga 1
BRI Resmi Ubah Nama Liga 1

JAKARTA - Transformasi besar tengah digulirkan dalam dunia sepak bola Indonesia. Musim depan, kompetisi kasta tertinggi tanah air akan tampil dengan wajah baru, seiring dengan keputusan resmi untuk mengganti nama Liga 1 menjadi BRI Super League. Langkah ini menjadi bagian dari upaya menyegarkan identitas dan nilai komersial liga demi mendongkrak daya saing di tingkat regional maupun global.

Perubahan nama tersebut diumumkan oleh PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar di Jakarta. Seluruh 18 klub peserta Liga 1 turut hadir dan menyatakan kesepakatan atas perubahan strategis ini.

“Mulai musim ini kami sudah melakukan rebranding LIB (Liga Indonesia Baru). Entitas tetap LIB, namun brand-nya ialah I-League (bukan lagi LIB). BRI Super League untuk Liga 1 dan Pegadaian Championship untuk Liga 2,” kata Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus.

Langkah rebranding ini tidak hanya menyasar nama kompetisi, namun juga identitas perusahaan operator liga. Istilah PT LIB tidak lagi digunakan dalam konteks brand identity, dan akan digantikan dengan nama baru, I-League. Meskipun entitas hukum tetap tidak berubah, pengenalan identitas baru ini diyakini sebagai tonggak penting untuk membangun citra yang lebih profesional dan menarik perhatian sponsor maupun investor.

Tidak hanya Liga 1 yang mengalami pergantian nama. Kompetisi kasta kedua, Liga 2, juga akan tampil dengan identitas baru sebagai Pegadaian Championship. Sementara itu, untuk liga semi-profesional dan amatir di level bawah, nama Liga Nusantara tetap dipertahankan.

Perubahan ini tentu mencerminkan dorongan kuat dari berbagai pihak untuk menjadikan kompetisi sepak bola nasional lebih kompetitif, terstruktur, dan bernilai jual tinggi. Rebranding tersebut menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun ekosistem industri sepak bola yang berkelanjutan.

Bukan hanya perubahan nama semata, transformasi ini membawa nuansa nostalgia bagi para pencinta sepak bola Indonesia. Istilah Super League sejatinya bukan hal baru dalam sejarah kompetisi nasional. Sebelumnya, Indonesia pernah memiliki Indonesia Super League (ISL) yang eksis dari 2008 hingga 2015. Setelah sempat terhenti karena sanksi FIFA pada 2015, kompetisi kembali bergulir dengan nama Liga 1 sejak musim 2017.

Kini, seiring dengan berakhirnya era Liga 1 setelah delapan musim berjalan, BRI Super League menjadi babak keempat dalam sejarah panjang kompetisi sepak bola profesional di tanah air. Perjalanan panjang ini dimulai dari era Liga Indonesia (1994–2007/08), dilanjutkan oleh ISL (2008–2015), kemudian Liga 1 (2017–2024/25), dan sekarang memasuki fase baru bersama BRI Super League.

Dengan perubahan ini, diharapkan wajah sepak bola Indonesia juga turut berubah — menjadi lebih modern, kompetitif, dan selaras dengan dinamika sepak bola global.

Menurut Ferry Paulus, pergantian nama ini tak sekadar kosmetik. Ia menjelaskan bahwa transformasi ini merupakan bagian dari reposisi strategi bisnis dalam mengelola liga. “Kami ingin membawa suasana baru dalam pengelolaan kompetisi agar bisa menjawab kebutuhan pasar serta memberikan nilai lebih bagi klub, sponsor, dan seluruh ekosistem sepak bola nasional,” tegasnya.

Melalui nama baru ini, BRI sebagai sponsor utama juga semakin memperkuat keterlibatannya dalam mendorong pertumbuhan industri sepak bola Indonesia. Dukungan dari perusahaan BUMN tersebut diharapkan mampu memperluas jangkauan brand liga, menggaet lebih banyak penonton, dan menciptakan basis penggemar yang lebih luas di dalam dan luar negeri.

Sementara itu, penggantian nama Liga 2 menjadi Pegadaian Championship pun dinilai sebagai langkah positif. Pegadaian, sebagai sponsor utama kompetisi kasta kedua, akan mendorong peningkatan kualitas dan eksistensi liga yang kerap menjadi ladang pembinaan pemain muda potensial. Dengan identitas baru ini, Liga 2 diharapkan tidak lagi dipandang sebelah mata, melainkan menjadi tempat persaingan yang sehat, kompetitif, dan sarat nilai bisnis.

Respon dari para pemilik klub terhadap rebranding ini pun cukup antusias. Mereka menilai perubahan identitas kompetisi dapat membuka peluang kolaborasi baru dengan pihak sponsor serta memperkuat positioning klub di mata publik dan calon investor.

Perubahan nama ini juga turut menyentuh aspek komunikasi dan pemasaran. Dengan nama BRI Super League, kompetisi nasional kini mengadopsi istilah yang identik dengan liga-liga elite di dunia, seperti English Premier League atau Saudi Pro League, yang sudah terlebih dahulu menggunakan strategi penamaan serupa untuk memperkuat citra global mereka.

Melihat perkembangan ini, harapan pun mengemuka bahwa kompetisi domestik Indonesia tidak hanya mampu mencetak pemain bertalenta, tetapi juga menciptakan tontonan yang berkualitas dan profesional. BRI Super League diharapkan menjadi titik awal baru menuju transformasi industri sepak bola tanah air yang lebih berdaya saing.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index