Kuliner

Kuliner Bengkulu Akan Ditata Ulang

Kuliner Bengkulu Akan Ditata Ulang
Kuliner Bengkulu Akan Ditata Ulang

JAKARTA - Upaya Pemerintah Kota Bengkulu dalam meningkatkan kenyamanan masyarakat terus ditunjukkan melalui berbagai kebijakan strategis. Salah satu langkah yang kini menjadi fokus adalah penataan ulang kawasan Smart City dan sentra kuliner di Jalan KZ Abidin II yang selama ini menjadi tempat favorit masyarakat dan wisatawan lokal untuk menikmati ragam sajian kuliner khas daerah.

Kawasan ini akan mengalami perubahan besar demi menghadirkan lingkungan yang lebih tertata, bersih, dan nyaman bagi siapa saja yang datang berkunjung. Pemerintah setempat ingin memastikan tempat ini tidak hanya menjadi lokasi nongkrong atau menikmati makanan, tetapi juga menjadi bagian dari wajah kota yang mencerminkan modernitas dan keteraturan.

Langkah konkret sudah diambil oleh Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi yang turun langsung meninjau lokasi pada Senin sore, 7 Juli 2025. Ia tidak hanya melihat kondisi terkini kawasan tersebut, tetapi juga memberikan instruksi langsung kepada jajarannya, khususnya kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bengkulu.

“Saya minta pak Kadis PUPR, Smart City kita rombak total. Pusat kuliner juga harus nyaman, orang ke sana tapi bingung parkirnya di mana. Ini harus dipikirkan,” tegas Dedy saat peninjauan.

Sorotan utama dalam penataan ini memang tak hanya pada estetika dan fungsi ruang semata. Salah satu masalah klasik yang dihadapi oleh kawasan tersebut adalah ketersediaan tempat parkir yang minim. Banyak pengunjung yang mengeluhkan kesulitan mencari lahan parkir, sehingga akhirnya berdampak pada kenyamanan dan kelancaran arus lalu lintas di sekitar lokasi.

Menurut Wali Kota, penataan ulang harus mencakup pengadaan area parkir yang cukup dan strategis, agar aktivitas jual-beli maupun kunjungan rekreasi masyarakat tidak lagi terganggu oleh masalah teknis seperti parkir kendaraan. Hal ini penting karena kawasan tersebut juga merupakan titik temu berbagai aktivitas sosial masyarakat.

Lebih lanjut, Dedy Wahyudi juga memaparkan rencana untuk memindahkan para pedagang kuliner yang selama ini berjualan di sepanjang Jalan KZ Abidin II ke tempat yang lebih terorganisir. Opsi yang kini tengah dikaji adalah pemanfaatan bangunan eks Barata yang saat ini tidak difungsikan.

“Bangunan eks Barata itu bukan milik pemerintah. Kalau pemiliknya setuju, kita bisa manfaatkan untuk pusat jajanan dan kuliner,” ujar Dedy.

Bangunan eks Barata dinilai cukup strategis dan memadai jika digunakan sebagai pusat kuliner. Selain mampu menampung banyak pedagang, lokasi ini juga dinilai lebih tertutup dan teratur, sehingga tidak akan mengganggu lalu lintas atau menciptakan kesan kumuh seperti yang terkadang muncul pada area jualan kaki lima.

Namun demikian, pemanfaatan eks Barata masih menunggu kepastian hukum terkait status kepemilikan. Pemerintah Kota Bengkulu membuka komunikasi dan kerja sama dengan pihak pemilik untuk menjajaki kemungkinan alih fungsi bangunan tersebut. Jika disetujui, proses relokasi dan revitalisasi pusat kuliner akan dapat dimulai dengan segera.

Penataan ulang kawasan kuliner ini tidak hanya bertujuan untuk memperindah ruang publik, tetapi juga diharapkan mampu mengangkat perekonomian pelaku UMKM kuliner di kota tersebut. Dengan tempat yang lebih representatif, para pedagang diharapkan bisa mendapatkan pengunjung lebih banyak dan kenyamanan dalam berjualan.

Sejalan dengan program Smart City, pemerintah kota memang sedang berupaya keras menyeimbangkan aspek teknologi, infrastruktur, dan sosial budaya. Wajah kota bukan hanya soal gedung tinggi atau fasilitas digital, tetapi juga mencerminkan bagaimana kehidupan warga berjalan secara nyaman dan harmonis.

Langkah penataan ini menjadi bagian dari strategi besar menjadikan Kota Bengkulu sebagai kota yang layak huni dan ramah wisata. Dengan kawasan kuliner yang rapi, aman, dan nyaman, maka kota ini memiliki nilai tambah di mata wisatawan maupun investor.

Selain itu, inisiatif ini juga menjadi cerminan bagaimana pemerintah daerah mengambil peran aktif dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif melalui pendekatan pembangunan ruang publik yang lebih modern dan inklusif.

Di tengah tantangan kota-kota besar yang kerap menghadapi masalah tata ruang dan kemacetan, kebijakan Pemerintah Kota Bengkulu ini patut dicatat sebagai langkah solutif. Tak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga menaruh perhatian besar pada kenyamanan sosial dan pemberdayaan pelaku usaha kecil menengah.

Kini, masyarakat Bengkulu menantikan realisasi dari rencana besar tersebut. Apakah kawasan Smart City dan sentra kuliner akan benar-benar berubah wajahnya dalam waktu dekat, atau masih harus menunggu proses panjang, semua bergantung pada komitmen bersama dan kecepatan pemerintah dalam mengeksekusi gagasan tersebut.

Dengan adanya penataan ini, harapan akan terciptanya ruang publik yang lebih manusiawi dan modern di Kota Bengkulu tampaknya tidak lagi jauh dari kenyataan. Pemerintah Kota Bengkulu membuktikan bahwa pembangunan tidak selalu soal proyek besar, tetapi juga tentang menjadikan kota sebagai rumah yang nyaman bagi warganya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index