Saham

Saham BBRI Dilirik Investor Besar

Saham BBRI Dilirik Investor Besar
Saham BBRI Dilirik Investor Besar

JAKARTA - Kepercayaan pasar terhadap fundamental PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kembali mendapat validasi. Tak hanya dari analis dalam negeri, tetapi juga dari langkah strategis yang diambil investor institusi global, seperti JP Morgan Chase & Co., yang secara aktif menambah kepemilikannya atas saham emiten pelat merah tersebut.

Langkah tersebut semakin mempertegas bahwa saham BBRI masih menjadi primadona di tengah ketidakpastian global. Sentimen ini tidak lepas dari rekam jejak kinerja BRI yang konsisten dan strategi transformasi jangka panjang yang dinilai menjanjikan oleh para pelaku pasar.

Menurut data Bloomberg, sepanjang kuartal II/2025, JP Morgan tercatat membeli sebanyak 117,42 juta saham BRI. Dengan tambahan tersebut, total kepemilikan saham JP Morgan di BBRI menjadi 1,54 miliar lembar. Fakta ini cukup mengejutkan, mengingat pada kuartal sebelumnya mereka justru menjual lebih dari 500 juta saham.

Konsistensi JP Morgan untuk kembali masuk ke BBRI disebut sebagai tanda penguatan kepercayaan pasar institusi terhadap arah dan kekuatan fundamental BRI.

“Langkah JP Morgan menambah saham BBRI di tengah pelemahan pasar bukan hanya sinyal investasi dalam memanfaatkan momentum yang ada, tetapi juga cerminan dari market trust terhadap arah transformasi dan fondasi fundamental bisnis BRI yang kuat,” ungkap Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Reza Priyambada.

Lebih lanjut, Reza menegaskan bahwa konsistensi BRI dalam menjaga tata kelola perusahaan yang transparan serta penerapan strategi jangka panjang menjadi modal penting dalam menjaga daya tarik sahamnya. Di saat tekanan pasar masih membayangi, saham BBRI justru menjadi tempat yang dianggap aman oleh investor besar.

Rekomendasi Kompak dari Analis

Sentimen positif atas BBRI tidak hanya datang dari sisi investor, tetapi juga dari kalangan analis. Dari 37 analis yang dihimpun Bloomberg, sebanyak 31 analis atau 84% merekomendasikan “buy” untuk saham ini. Target harga rata-rata dalam 12 bulan mendatang dipatok di angka Rp4.703,61 per saham. Jika dibandingkan dengan harga BBRI per 1 Juli 2025 yang berada di kisaran Rp3.700 per saham, maka terdapat potensi imbal hasil (return) sekitar 27,1%.

Analis Trimegah Sekuritas, Jonathan Gunawan, dalam laporannya juga mengamini rekomendasi tersebut.

“Kami mempertahankan rekomendasi BUY untuk BBRI dengan target harga Rp5.400,” tulis Jonathan.

Menurut proyeksi Trimegah untuk tahun fiskal 2025, kendati diperkirakan akan terjadi penurunan laba bersih, namun pemulihan kinerja diprediksi akan terjadi pada paruh kedua tahun ini.

“Kami percaya bahwa momentum pada semester II/2025 akan meningkat, didukung oleh pemulihan segmen pinjaman mikro dan normalisasi bertahap kualitas aset,” lanjutnya.

Program strategis pemerintah seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diperkirakan juga akan turut menopang pemulihan ini, khususnya dalam menghidupkan kembali likuiditas di sektor UMKM segmen utama penopang bisnis BRI.

Jonathan menyebutkan bahwa aliran dana ke sektor massal dari program pemerintah ini dapat menjadi pemicu kebangkitan sektor UMKM.

“Kami memperkirakan transfer likuiditas ke pasar massal akan mulai terlihat pada paruh kedua 2025, didorong oleh skala besar program pemerintah seperti Program Makan Gratis,” ujarnya.

Bahkan, likuiditas tambahan yang akan masuk ke pasar melalui berbagai kebijakan fiskal diperkirakan mencapai Rp342 triliun, atau sekitar 22,8% dari total pinjaman UMKM per April 2025.

“Jika share simpanan UMKM mulai tumbuh akibat transfer fiskal ini, hal tersebut bisa menjadi katalis struktural bagi momentum pembiayaan mikro BBRI ke depan,” tambah Jonathan.

Transformasi Jadi Landasan Kuat

Optimisme terhadap saham BBRI juga tak lepas dari transformasi besar yang tengah dilakukan perusahaan. Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, sebelumnya menyampaikan bahwa perusahaan sedang menjalankan program transformasi bertajuk BRIVolution Reignite. Program ini menyasar berbagai aspek penting, mulai dari penguatan model bisnis, digitalisasi operasional, manajemen risiko, hingga pengembangan SDM.

“Kami tetap fokus pada penguatan fundamental baik dari sisi pendanaan, penyaluran kredit yang berkualitas, peningkatan kapabilitas digital, penerapan manajemen risiko yang memadai hingga pengembangan SDM,” kata Hery.

Ia menegaskan bahwa transformasi ini merupakan bagian dari upaya menjadikan BRI sebagai bank paling menguntungkan di Asia Tenggara pada tahun 2030.

Reza Priyambada pun menyebut bahwa strategi transformasi BRI mempertegas posisi bank ini sebagai pilar penting pemulihan ekonomi nasional. Ia menilai, meskipun saham BBRI masih dipengaruhi oleh fluktuasi pasar, secara fundamental tetap solid dan menjadi daya tarik jangka panjang bagi investor besar.

“Meskipun saat ini saham BBRI sedang mengalami tekanan seiring dengan kondisi pasar, namun secara fundamental masih kokoh, dengan dukungan fondasi bisnisnya yang kuat juga strategi transformasi,” ujarnya.

Dengan berbagai sinyal positif ini dukungan dari analis, strategi transformasi yang matang, serta langkah akumulasi dari investor institusi besar saham BBRI tampaknya tetap memiliki daya tarik tersendiri di tengah dinamika pasar yang fluktuatif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index