JAKARTA - Apa itu buah bintaro? Pertanyaan ini mungkin muncul ketika kamu mendengar nama buah tersebut untuk pertama kalinya.
Buah ini memang belum terlalu populer dan sering dianggap asing karena namanya yang terdengar unik, bahkan menyerupai salah satu nama wilayah di Jakarta.
Meski demikian, kamu mungkin akan langsung mengenali buah ini jika melihat bentuknya secara langsung, karena sebenarnya cukup banyak dijumpai di berbagai tempat.
Buah ini dikenal memiliki kemampuan tumbuh dengan cepat dan mudah beradaptasi, sehingga sering dimanfaatkan sebagai tanaman penghias dan pelindung panas di halaman rumah ataupun area perkantoran.
Selain tampilannya yang khas, tanaman ini juga menyimpan manfaat lain yang jarang diketahui, salah satunya adalah kemampuannya dalam mengusir hama seperti tikus.
Jika tempat tinggalmu sedang terganggu oleh kehadiran hewan pengerat tersebut, biji dari tanaman ini bisa dijadikan solusi alami.
Berikut ini adalah ulasan lengkap tentang apa itu buah bintaro dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Apa Itu Buah Bintaro?
Apa itu buah bintaro? Mungkin nama ini masih terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, tanaman ini dikenal memiliki manfaat yang cukup menarik, terutama karena bijinya dipercaya ampuh dalam memberantas hama tikus.
Tanaman dengan nama ilmiah Cerbera odollam ini termasuk pohon yang sering dimanfaatkan sebagai peneduh karena memiliki daun yang lebat dan laju pertumbuhannya cepat.
Pohon ini mampu tumbuh hingga mencapai ketinggian sekitar 12 meter. Di Malaysia, pohon ini dikenal dengan sebutan pokok pong-pong.
Tanaman bintaro cukup mudah ditemukan, terutama di pinggir jalan, berkat kemampuannya memberikan keteduhan. Habitat alaminya berada di wilayah pesisir.
Selain untuk penghijauan, buah dari tanaman ini secara turun-temurun digunakan masyarakat sebagai cara alami untuk menghalau tikus dari lingkungan tempat tinggal.
Seiring berkembangnya teknologi, biji dari tanaman ini kini juga dimanfaatkan lebih lanjut untuk diolah menjadi minyak maupun bahan bakar terbarukan seperti biofuel.
Ciri-ciri Tanaman Bintaro
Tanaman ini dikenal dengan berbagai sebutan seperti mangga laut, babuto, buta badak, serta kayu gurita. Dalam istilah internasional, tumbuhan ini disebut sea mango, sedangkan penamaan ilmiahnya adalah Cerbera manghas.
Ciri-ciri fisiknya cukup mudah dikenali. Daunnya berbentuk lonjong dan kaku, panjangnya sekitar 25 sentimeter, serta berwarna hijau tua yang tampak mengkilap. Selain itu, bentuk daunnya agak membulat memanjang.
Bunga dari tanaman ini berwarna putih dan mengeluarkan aroma harum. Kelopaknya berjumlah lima, menyerupai terompet dengan dasar bunga yang berwarna merah muda.
Tanaman ini termasuk jenis mangrove dan berasal dari wilayah tropis seperti Australia, Asia, Madagaskar, serta pulau-pulau di bagian barat Samudera Pasifik. Buahnya memiliki kemiripan dengan mangga, namun bentuknya lebih membulat.
Ketika masih muda, warnanya hijau, dan akan berubah menjadi merah tua setelah matang.
Berdasarkan jurnal dari Repository Poltekkes Tanjungkarang, seluruh bagian dari tanaman ini mengandung racun karena terdapat senyawa golongan alkaloid yang bersifat penolak makanan (antifeedant) dan pengusir (repellent).
Kandungan Buah Bintaro
Ketika mendengar kata "buah", kebanyakan orang akan langsung terbayang rasa segar dan manis.
Hal yang sama mungkin terjadi saat melihat bentuk buah bintaro. Namun, meskipun tampilannya mirip seperti mangga, buah ini bukanlah jenis yang bisa dimakan.
Alasan mengapa buah bintaro tidak layak dikonsumsi adalah karena di dalamnya terdapat zat beracun bernama ciberin.
Zat ini sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh, karena dapat mengganggu irama detak jantung hingga menyebabkan gangguan irama jantung (arrhythmia), yang kemudian bisa mengarah pada kondisi fatal berupa henti jantung.
Buah ini bahkan tercatat pernah dijadikan alat untuk mengakhiri hidup oleh sebagian orang di India dan Vietnam. Racun yang terkandung dalam getah pohonnya merupakan penyebab utamanya.
Tidak seperti buah pada umumnya yang setelah dikupas akan terlihat daging buahnya, buah ini justru memperlihatkan lapisan serat menyerupai sabut kelapa yang membungkus bijinya setelah kulit luarnya dibuka.
Cara Menanam Buah Bintaro
Tanaman bintaro tergolong jenis tumbuhan yang mudah dikembangkan serta mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitarnya.
Cara merawatnya pun tidak rumit, sehingga banyak orang memilih untuk menanamnya. Berikut ini tahapan yang bisa diikuti untuk menanam pohon bintaro:
-Pertama-tama, ambil buah bintaro lalu kupas bagian kulitnya hingga tersisa bagian dalamnya.
-Setelah dikupas, kamu akan menemukan biji berwarna cokelat yang merupakan bagian utama untuk ditanam.
-Letakkan biji tersebut di permukaan media tanam seperti pot atau langsung di atas tanah. Penting untuk diperhatikan bahwa biji tidak perlu dikubur di dalam tanah, karena tunas bintaro akan tumbuh dari bagian atas biji tersebut.
-Lakukan penyiraman secara teratur setiap hari, lebih disarankan pada waktu sore hari.
-Jika tunas mulai muncul, tandanya proses penanaman berjalan baik dan pohon mulai hidup.
Apabila bibit ditanam di pot dan tinggi tunas sudah mencapai sekitar 15 cm, sebaiknya segera dipindahkan ke lahan yang lebih luas agar sistem akar memiliki cukup ruang untuk berkembang bebas.
Selama masa pertumbuhan, rawat tanaman dengan menyiramnya secara rutin dan bersihkan area di sekeliling tanaman dari rumput liar maupun hama seperti serangga yang bisa menghambat pertumbuhannya.
Manfaat Buah Bintaro
Selain dikenal memiliki kandungan senyawa aktif yang berfungsi mengusir hama, tanaman ini juga menawarkan berbagai manfaat lainnya bagi manusia, antara lain:
1. Tanaman untuk Penghijauan
Meskipun pohon ini secara alami tumbuh di wilayah pesisir dan ekosistem hutan mangrove, tanaman ini juga sering ditanam di berbagai tempat lain sebagai upaya penghijauan karena kemampuannya dalam menyerap gas karbondioksida (CO₂) dari udara.
Selain itu, pohon ini juga berfungsi sebagai pelindung dari sinar matahari langsung, karena pertumbuhannya yang cepat dan daya adaptasinya yang tinggi menjadikannya tanaman pelindung yang ideal.
2. Sebagai Pestisida Alami
Kandungan racun dalam buahnya membuat tanaman ini berpotensi besar dijadikan sebagai bahan pestisida nabati.
Berdasarkan hasil studi terhadap spesies Cerbera manghas, ditemukan bahwa tanaman ini memiliki efektivitas tinggi dalam membunuh serangga perusak yang biasa menyerang penyimpanan hasil pertanian.
Senyawa yang dikandung oleh tanaman ini, terutama golongan alkaloid, bersifat beracun, mampu mengusir serangga, dan juga menghambat nafsu makan serangga sehingga mengurangi tingkat kerusakan yang disebabkan oleh hama gudang seperti kutu beras (Sitophilus oryzae).
Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dari Program Studi Agribisnis di Politeknik Negeri Banyuwangi bahkan menunjukkan bahwa larutan ekstrak dari buah tanaman ini mampu menekan perkembangan hama ulat yang menyerang tanaman melon.
3. Sebagai Energi Alternatif
Buah dari pohon bintaro juga memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Sejumlah penelitian telah dilakukan guna menelusuri potensi buah beracun ini sebagai bahan baku bioetanol.
Salah satu penelitian dari Fakultas Teknologi Industri di Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) menunjukkan bahwa kandungan selulosa dalam buah ini memungkinkan untuk diolah menjadi bioetanol melalui proses hidrolisis.
Proses ini akan menguraikan selulosa menjadi glukosa, yang kemudian difermentasi menjadi etanol.
Tidak hanya itu, buah bintaro juga dinilai bisa dimanfaatkan untuk memproduksi karbon aktif karena kandungan ligninnya mirip dengan yang terdapat pada tempurung kelapa bahan umum dalam industri karbon aktif.
Namun, pemanfaatan bintaro dalam skala besar sebagai bahan bakar masih memerlukan riset lebih lanjut untuk memastikan efektivitas dan keamanannya.
4. Penangkal Tikus
Tak hanya berguna sebagai pestisida alami dan bahan energi alternatif, tanaman ini juga dikenal ampuh mengusir tikus. Efek ini berasal dari zat beracun yang tersimpan terutama dalam biji buahnya.
Beberapa senyawa aktif seperti steroid, triterpenoid, saponin, serta alkaloid termasuk cerberine, serberosida, thevetin, dan neriifolin terkandung dalam biji tanaman ini.
Seperti dijelaskan sebelumnya, alkaloid memiliki efek toksik, mengusir hama, dan menekan nafsu makan pada hewan pengerat. Dengan kandungan seperti ini, tanaman bintaro dapat diolah menjadi rodentisida alami untuk menekan populasi tikus.
Rodentisida bekerja dengan cara masuk ke dalam tubuh tikus dan mengganggu sistem metabolisme mereka hingga akhirnya menyebabkan keracunan.
Dampaknya bisa dikenali lewat perubahan perilaku, kondisi fisik seperti bulu yang kusam di sekitar hidung dan anus, hingga muntah.
Ketika tikus mengonsumsi biji bintaro, berat badannya akan terus menurun karena racun terkumpul dalam tubuh dan secara bertahap mengacaukan proses metabolisme hingga akhirnya menyebabkan kematian.
Ini disebabkan oleh cerberin komponen aktif dalam kelompok cardenolide yang bersifat sangat mematikan bagi tikus.
Jika kamu ingin memanfaatkan buah ini sebagai alat pengusir tikus di rumah, cukup ambil buahnya lalu letakkan di area yang sering dilalui tikus atau tempat sarangnya.
Selama buah tersebut masih dalam kondisi segar, tikus cenderung tidak akan mendekat karena aroma menyengat dari zat toksik yang dikandungnya mengganggu sistem penciuman tikus, yang memang sangat sensitif terhadap bau.
Namun, mengingat buah ini mengandung racun yang berbahaya, penting untuk menyimpannya di lokasi yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Jika tertelan secara tidak sengaja, senyawa toksik dalam buah ini dapat menyebabkan gangguan pada aliran ion kalsium dalam otot jantung manusia. Efeknya bisa memicu ketidakstabilan denyut jantung yang parah, bahkan dapat berakibat fatal.
Oleh karena itu, saat menangani buah ini, sebaiknya gunakan pelindung seperti sarung tangan dan pastikan mencuci tangan setelahnya demi keamanan.
Sebagai penutup, mengetahui lebih dalam tentang apa itu buah bintaro bisa membantu kita memahami manfaat dan bahayanya, terutama dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar.