Bank Indonesia

Calon Deputi Bank Indonesia Tawarkan Gagasan Kuat

Calon Deputi Bank Indonesia Tawarkan Gagasan Kuat
Calon Deputi Bank Indonesia Tawarkan Gagasan Kuat

JAKARTA — Dua sosok internal Bank Indonesia, Ricky Perdana Gozali dan Dicky Kartikoyono, tampil penuh keyakinan dalam uji kelayakan dan kepatutan yang digelar Komisi XI DPR RI. Keduanya memaparkan visi dan misi mereka sebagai calon deputi gubernur bank sentral, dengan pendekatan dan prioritas strategis masing-masing untuk menghadapi tantangan ekonomi nasional dan global.

Proses uji kelayakan dilakukan secara terpisah, dengan masing-masing kandidat mendapat waktu 30 menit. Paparan makalah dilakukan dalam 10 menit pertama, disusul sesi tanya jawab selama 20 menit bersama para anggota Komisi XI DPR. Ricky tampil pertama, disusul oleh Dicky di sesi kedua. Ketua Komisi XI DPR Misbakhun memimpin jalannya uji kepatutan ini dan menegaskan bahwa prosesnya berlangsung individual.

Dalam sesi itu, para kandidat menyampaikan gagasan utama yang tidak hanya menyasar stabilitas ekonomi, tetapi juga menjawab tantangan terkini seperti ketegangan geopolitik, transformasi digital, hingga penguatan kelembagaan.

Visi Ricky: Ekonomi Tangguh dan Terintegrasi Menuju Indonesia Maju

Ricky Perdana Gozali memaparkan visi besar bertajuk “Tercapainya Ekonomi Nasional yang Berdaya Tahan, Tumbuh Kuat, Inklusif, dan Berkelanjutan melalui Sinergi dalam Perumusan dan Implementasi Kebijakan Terintegrasi Menuju Indonesia Maju.”

Bagi Ricky, sinergi dan integrasi kebijakan menjadi kunci dalam memperkuat posisi Indonesia di tengah dinamika global. Untuk itu, ia menetapkan tiga misi utama: memperkuat ketahanan ekonomi nasional, membangun kemitraan strategis demi pertumbuhan optimal, serta menjamin keberlanjutan ekonomi melalui keseimbangan dan peningkatan kualitas pertumbuhan.

“Dengan visi-visi tersebut, kami optimistis bahwa Bank Indonesia dapat berkontribusi nyata dalam menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, terutama dari peran dan fungsi KP Bank Indonesia,” ujarnya dalam sesi pemaparan.

Ia juga mengingatkan kondisi global yang penuh ketidakpastian, mulai dari perlambatan pertumbuhan ekonomi, disrupsi teknologi, ketegangan geopolitik hingga risiko perubahan iklim. Menurutnya, tantangan-tantangan itu harus dijawab melalui kebijakan yang adaptif, terutama dalam konteks kewenangan BI yang diperkuat oleh UU P2SK.

Ricky juga memperkenalkan pendekatan konseptual bertajuk “B3r5imfoni” penulisan simbolik dari kata “Bersimfoni” sebagai jawaban strategis atas lingkungan ekonomi yang berubah cepat. Konsep ini menekankan tiga arah besar pembangunan ekonomi: berdaya tahan, inklusif, dan berkelanjutan, dengan dukungan lima peran utama Kantor Perwakilan Bank Indonesia di seluruh daerah.

Visi Dicky: Meretas Gelombang Lewat Transformasi Digital

Sementara itu, Dicky Kartikoyono datang dengan pendekatan berbeda namun tidak kalah relevan. Ia menggambarkan ekonomi Indonesia seperti bahtera besar yang tengah menghadapi gelombang kuat. Karena itu, visinya ialah “Meretas Gelombang Menuju Indonesia Maju dengan Transformasi Digital.”

“Geopolitiknya, kemudian ketidakpastian perekonomian, pertumbuhan ekonomi melemah, dan polarisasi ekonomi tentu mengakibatkan banyak perubahan,” ujarnya membuka presentasi.

Untuk mengarungi tantangan tersebut, Dicky mengajukan tiga misi utama: memperkuat fondasi ekonomi yang tangguh dan efisien, menciptakan sistem keuangan digital yang sehat dan terpercaya, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, inovatif, dan berdaulat.

Ia menekankan pentingnya akses keuangan merata bagi pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia. Menurutnya, UMKM akan menjadi motor utama dalam mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dan berdaya saing. “Kuncinya kembali adalah akses keuangan kepada UMKM yang merata di seluruh wilayah, tentu UMKM menjadi engine yang akan cukup besar mendorong pertumbuhan,” tuturnya.

Sorotan atas Tantangan dan Sejarah Ekonomi RI

Dalam paparannya, Dicky juga menyoroti tren pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurun. Ia mengulas fase-fase penting pertumbuhan ekonomi RI, mulai dari masa booming minyak mentah di era 1970-an hingga era manufaktur dan komoditas. Jika dulu Indonesia bisa mencatat pertumbuhan hingga 7,5 persen, kini stagnasi di kisaran 4-5 persen menjadi perhatian serius.

“Sekarang di mana kita sedang berhadapan dengan banyak sekali tantangan, pertumbuhan kita terancam, cenderung stagnan 4-5 persen,” katanya. Dicky juga mengingatkan bahwa peringkat daya saing dan produktivitas Indonesia tengah merosot, dan menekankan pentingnya kolaborasi lintas kementerian, lembaga, dan DPR sebagai langkah strategis dalam meretas tantangan tersebut.

Konteks Kelembagaan dan Harapan Masa Depan

Baik Ricky maupun Dicky menekankan pentingnya respons kelembagaan yang cepat dan adaptif terhadap situasi global dan domestik. UU No. 4 Tahun 2023 tentang P2SK dinilai memperkuat posisi Bank Indonesia dalam menjalankan peran strategisnya, sekaligus menuntut inovasi dan sinergi lebih lanjut dalam pengambilan kebijakan.

Dengan bekal pengalaman di internal bank sentral serta paparan visi yang solid, keduanya memperlihatkan komitmen untuk membawa Bank Indonesia memainkan peran sentral dalam menjaga stabilitas dan mendorong akselerasi ekonomi nasional.

Komisi XI DPR selanjutnya akan memutuskan siapa di antara keduanya yang akan mendampingi Gubernur Bank Indonesia sebagai deputi, setelah mempertimbangkan hasil uji kepatutan dan rekam jejak masing-masing calon.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index