Kesehatan

Lingkungan Sehat, Kesehatan Terjaga

Lingkungan Sehat, Kesehatan Terjaga
Lingkungan Sehat, Kesehatan Terjaga

JAKARTA – Isu lingkungan bukan hanya soal alam dan keanekaragaman hayati, melainkan juga soal nyawa manusia. Ketika bumi terus mengalami kerusakan akibat ulah manusia, konsekuensi yang ditanggung justru kembali menghantam kesehatan masyarakat secara luas.

Kesehatan manusia, tanpa disadari, memiliki hubungan erat dengan kondisi lingkungan sekitar. Dari udara yang dihirup, makanan yang dikonsumsi, hingga penyakit yang menyebar semuanya tak bisa lepas dari pengaruh lingkungan. Jika tak dijaga, dampaknya bisa memicu ancaman kesehatan besar-besaran.

Ahli kesehatan lingkungan, Dr. Dicky Budiman, PhD., menegaskan keterkaitan langsung antara kerusakan lingkungan dengan potensi merebaknya penyakit mematikan. Dalam Konferensi Global One Health yang digelar di Shenzhen, Dicky memaparkan bagaimana perusakan alam secara masif dapat membuka pintu masuk bagi virus zoonotik virus yang berpindah dari hewan ke manusia.

Deforestasi Jadi Awal Munculnya Penyakit Zoonotik

Salah satu contoh nyata pengaruh lingkungan terhadap kesehatan adalah deforestasi. Aktivitas penebangan hutan yang terus terjadi membuat banyak hewan liar kehilangan habitatnya. Hewan seperti kelelawar dan primata, yang secara alami menjadi penjaga virus-virus tertentu, terpaksa mendekati wilayah pemukiman manusia untuk bertahan hidup.

"Hewan liar seperti kelelawar dan primata adalah ‘penjaga’ virus alami. Ketika habitat mereka rusak, mereka mencari makan lebih dekat ke pemukiman manusia," ujar Dicky.

Studi ilmiah yang diterbitkan di Nature pada 2020 mendukung pernyataan ini. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perubahan lahan dan penggundulan hutan mempercepat kontak langsung antara manusia dan reservoir virus. Wabah seperti Nipah di Bangladesh, Ebola di Afrika, dan Hantavirus di beberapa daerah di Indonesia menjadi bukti nyata dampak dari kehilangan habitat alami hewan.

Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan biodiversitas yang tinggi, tetapi juga tingkat deforestasi yang mengkhawatirkan, berada dalam posisi yang sangat rentan.

“Melindungi hutan bukan hanya soal lingkungan ini soal nyawa manusia,” kata Dicky menekankan urgensi langkah pencegahan.

Krisis Iklim Picu Perubahan Wajah Penyakit

Selain deforestasi, krisis iklim juga membawa dampak serius terhadap kesehatan. Pemanasan global tidak hanya menyebabkan cuaca ekstrem, tetapi juga mendorong munculnya kembali penyakit yang sebelumnya sempat dikendalikan.

"Ia (krisis iklim) mengubah peta penyakit dunia. Nyamuk pembawa malaria kini naik ke dataran tinggi, menjangkau wilayah yang dulu bebas malaria. Sementara kolera muncul kembali akibat banjir dan sanitasi rusak," terang Dicky yang juga berprofesi sebagai epidemiolog di Griffith University, Australia.

Kondisi ini menjadi bukti bahwa krisis iklim bukan lagi ancaman masa depan ia sudah terjadi dan membawa dampak yang nyata. Laporan Lancet Countdown tahun 2023 juga menunjukkan bahwa penyakit tropis kini mengancam wilayah yang dulu dianggap aman.

Adaptasi dan mitigasi, menurut Dicky, adalah kunci penting yang harus segera diambil oleh semua pihak, termasuk Indonesia, demi menjaga kesehatan masyarakat.

Interaksi Manusia dengan Hewan Liar Buka Peluang Pandemi Baru

Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim hanyalah satu sisi dari masalah. Di sisi lain, perilaku manusia terhadap satwa liar juga memiliki kontribusi besar dalam penyebaran penyakit mematikan.

Virus-virus seperti SARS, MERS, dan COVID-19 semuanya memiliki akar yang sama berasal dari interaksi manusia dengan hewan liar. Dicky menegaskan bahwa konsumsi satwa liar harus dihentikan demi menjaga kesehatan global.

“Konsumsi satwa liar bukan budaya yang patut dipertahankan, tapi risiko yang harus dihentikan,” katanya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah memberikan perhatian khusus terhadap isu ini. WHO menyerukan pembatasan perdagangan hewan liar karena praktik tersebut bisa menjadi sumber awal pandemi global. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi pelopor dalam menghentikan praktik tersebut.

Lingkungan Sehat, Masyarakat Sehat

Berbagai contoh di atas menunjukkan bahwa menjaga lingkungan berarti menjaga kesehatan. Masalah seperti wabah, krisis iklim, hingga penyebaran penyakit tropis bukanlah hal yang berdiri sendiri. Semua itu merupakan dampak lanjutan dari ketidakseimbangan hubungan manusia dengan alam.

Dalam jangka panjang, menjaga lingkungan bukan hanya tugas aktivis atau pemerintah, melainkan juga kewajiban kolektif semua lapisan masyarakat. Mulai dari mengurangi pemborosan energi, melindungi satwa liar, hingga tidak membuang limbah sembarangan setiap tindakan kecil punya dampak besar dalam menjaga kesehatan bumi dan manusia.

Lingkungan yang sehat memberikan udara bersih, air layak minum, dan mengurangi risiko penyakit menular. Sebaliknya, lingkungan yang rusak membuka jalan bagi bencana, baik yang bersifat ekologis maupun kesehatan.

Oleh karena itu, solusi terhadap masalah kesehatan tak bisa dilepaskan dari upaya pelestarian lingkungan. Langkah pencegahan selalu lebih murah dan lebih mudah daripada penanganan wabah atau krisis yang telanjur terjadi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index