Saham

Saham NOBU Laris, LPLI Raup Dana Segar

Saham NOBU Laris, LPLI Raup Dana Segar
Saham NOBU Laris, LPLI Raup Dana Segar

JAKARTA - Langkah korporasi strategis dilakukan oleh PT Star Pacific Tbk (LPLI) yang berhasil mengamankan dana segar senilai Rp426,84 miliar dari aksi pelepasan sebagian sahamnya di PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU). Transaksi ini dilakukan dengan Hanwha Life Insurance Co Ltd, sebuah perusahaan asuransi asal Korea Selatan yang tengah memperkuat eksistensinya di industri perbankan Indonesia.

Penjualan saham sebanyak 384,54 juta lembar tersebut berlangsung pada 26 Juni 2025 dan menjadi salah satu bagian penting dari manuver akuisisi besar yang tengah dilakukan Hanwha Life di pasar modal Tanah Air. Pasca transaksi tersebut, porsi kepemilikan LPLI terhadap saham NOBU mengalami penyusutan, dari semula 13,45% menjadi tinggal 8,31%.

Aksi ini merupakan kelanjutan dari strategi Hanwha Life yang sebelumnya telah mengambil alih kepemilikan 2,99 miliar saham NOBU senilai Rp3,32 triliun. Jika ditotal, kepemilikan Hanwha Life di NOBU kini mencapai 3,41 miliar saham atau lebih dari 45% secara keseluruhan. Ini sekaligus mempertegas posisi Hanwha Life sebagai pemegang saham strategis yang memiliki kepentingan jangka panjang di sektor perbankan Indonesia.

Di hari yang sama, 26 Juni 2025, investor asing juga mencatatkan aktivitas pembelian bersih (net buy) atas saham NOBU yang sangat signifikan, mencapai 3,41 miliar saham. Nilai transaksi keseluruhan dalam aksi korporasi tersebut tercatat sebesar Rp3,7 triliun, seluruhnya terjadi di pasar negosiasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebagai pelaksana transaksi, dua perusahaan sekuritas turut terlibat dalam proses jual beli tersebut. Untuk pihak pembeli, Hanwha Life menggunakan jasa dari Ciptadana Sekuritas sebagai broker beli. Sementara untuk pihak penjual, saham sebanyak 2,99 miliar lembar dilepas oleh Ciptadana Sekuritas dengan harga Rp1.110 per saham. Sementara itu, 428,39 juta lembar saham lainnya dijual melalui Verdhana Sekuritas Indonesia dengan harga Rp1.109 per saham.

Transaksi yang melibatkan dana triliunan rupiah ini menjadi sorotan pelaku pasar karena menunjukkan geliat serius investor asing, terutama dari Korea Selatan, dalam mengakuisisi aset perbankan Indonesia. Perlu dicatat bahwa Bank Nationalnobu bukan pemain baru di industri, melainkan bank yang sedang bertransformasi ke arah digital dan menyasar integrasi layanan perbankan dengan sektor asuransi dan teknologi keuangan.

Dari perspektif bisnis, aksi Hanwha Life ini diyakini menjadi bagian dari visi jangka panjang perusahaan untuk mengembangkan sinergi antara layanan asuransi dan perbankan. Kehadiran mereka sebagai pemegang saham mayoritas di NOBU Bank dapat membuka peluang integrasi antara sistem digital asuransi milik Hanwha dengan layanan perbankan ritel dan korporasi di NOBU.

Sebagai perusahaan asuransi dengan skala global, Hanwha Life dikenal agresif dalam melakukan ekspansi di Asia, termasuk Indonesia. Sebelumnya, perusahaan ini telah memperluas portofolio investasinya tidak hanya di sektor asuransi, namun juga pada layanan keuangan yang berorientasi pada digitalisasi.

Langkah mereka dalam mengakumulasi saham NOBU mencerminkan optimisme terhadap perkembangan sektor perbankan nasional yang tengah memasuki era transformasi digital. Di sisi lain, transaksi ini juga mengindikasikan bahwa pasar modal Indonesia masih cukup atraktif untuk investor asing, terutama bagi mereka yang memiliki fokus pada sektor strategis seperti keuangan dan teknologi.

Dari sisi LPLI sendiri, keputusan untuk melepas sebagian kepemilikannya di NOBU kemungkinan besar merupakan bagian dari strategi portofolio atau realokasi investasi. Dengan dana Rp426,84 miliar yang berhasil diperoleh, LPLI memiliki ruang lebih luas untuk mengembangkan kegiatan usahanya di sektor lain atau memperkuat modal kerjanya.

Sementara itu, bagi investor ritel di Indonesia, pergerakan saham NOBU dalam beberapa waktu ke depan akan menjadi perhatian tersendiri. Dengan masuknya Hanwha Life sebagai pemegang saham dominan, ekspektasi terhadap arah bisnis NOBU ke depan akan semakin tinggi. Apakah bank ini akan bertransformasi ke arah digital bank sepenuhnya, atau memperluas sinergi dengan layanan asuransi berbasis teknologi, semuanya masih terbuka untuk dilihat dalam waktu dekat.

Transaksi jumbo seperti ini pun tidak lepas dari sorotan para analis dan pengamat pasar modal yang menilai bahwa aksi akuisisi seperti ini bisa berdampak positif terhadap likuiditas dan valuasi saham perusahaan target. Di sisi lain, investor perlu tetap mencermati aspek-aspek fundamental dari emiten bersangkutan untuk mengambil keputusan investasi yang bijak.

Kehadiran investor asing dengan visi jangka panjang sering kali membawa perubahan positif, baik dari segi manajemen, tata kelola, maupun pengembangan produk dan layanan. Jika Hanwha mampu mengoptimalkan posisinya di NOBU, bukan tidak mungkin bank ini akan melaju lebih cepat di tengah persaingan industri keuangan yang makin ketat.

Dengan semua dinamika tersebut, saham NOBU dan aksi korporasi LPLI kini menjadi topik hangat di kalangan investor pasar modal. Perubahan struktur kepemilikan ini bukan hanya urusan jual-beli biasa, tetapi juga bisa menjadi penentu arah baru bagi peta persaingan industri perbankan nasional dalam beberapa tahun ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index