Sepak Bola

Sepak Bola Porprov Jatim Diwarnai Protes Jember

Sepak Bola Porprov Jatim Diwarnai Protes Jember
Sepak Bola Porprov Jatim Diwarnai Protes Jember

JAKARTA - Kisah manis Jember yang berhasil menyabet medali perunggu di cabang olahraga sepak bola putra Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025 ternyata menyisakan rasa kurang puas. Meski menutup turnamen dengan kemenangan atas Kota Kediri pada Senin (30/6/2025), tim sepak bola Jember mengungkapkan keberatannya terhadap keabsahan dua pemain dari tim Kota Surabaya.

Protes ini bukan soal hasil pertandingan maupun kualitas permainan lawan. Tetapi menyangkut dugaan pelanggaran regulasi terkait status pemain yang diturunkan Kota Surabaya dalam laga semifinal di mana Jember harus mengakui keunggulan lawan dengan skor tipis 0-1.

Menurut keterangan resmi dari ofisial Jember, protes ini dilayangkan tidak lama setelah laga semifinal usai. Mereka menyoroti dugaan pelanggaran yang dilakukan tim Kota Surabaya karena menurunkan pemain yang dianggap tidak memenuhi syarat berdasarkan ketentuan yang berlaku di Porprov Jatim 2025.

“Kami tidak protes hasil pertandingan, tidak protes proses gol, ataupun keputusan wasit dan lain sebagainya. Tapi kami protes yang ada dalam peraturan terkait pemain,” ujar Wakil Ketua Askab PSSI Jember, Andik Slamet, menjelaskan alasan utama pihaknya melayangkan protes.

Dalam surat keberatan yang ditulis tangan oleh Deny Ariyanto, asisten pelatih tim sepak bola putra Jember, disebutkan bahwa ada dua nama pemain Kota Surabaya yang terdaftar sebagai bagian dari tim EPA (Elite Pro Academy) Persebaya U-20. Kedua pemain tersebut adalah Sadida Nugraha Putra (nomor punggung 55) dan Jay Amru Ghoni (nomor punggung 21).

Keberadaan dua pemain itu dinilai melanggar ketentuan yang telah disampaikan secara resmi oleh Asprov PSSI Jawa Timur dalam surat edaran bernomor 004/TD/PSSI-JATIM/IV/2025. Surat itu dengan tegas mengatur bahwa pemain yang aktif dalam kompetisi Elite Pro Academy dalam dua tahun terakhir tidak diperkenankan tampil di ajang Porprov.

Aturan tersebut, kata Andik Slamet, bukan hanya bentuk pembatasan teknis, tapi juga menjadi jaminan agar kompetisi ini benar-benar menjadi wadah bagi pemain amatir atau non-profesional untuk mengasah kemampuan dan unjuk gigi di level provinsi.

“Jadi, yang bermain di Porprov Jatim itu murni pemain amatir. Pemain yang pernah membela berbagai jenjang Timnas pun tidak boleh ikut, termasuk yang ikut EPA,” tegas Andik.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa jika ada pemain yang pernah tergabung dalam EPA namun ingin bertanding di Porprov, maka statusnya harus terlebih dahulu dicabut atau dikeluarkan dari sistem SIAP milik PSSI. Namun berdasarkan pengecekan internal mereka, dua pemain Surabaya itu masih aktif di dalam sistem EPA saat pertandingan digelar.

Pihak Jember mengaku tidak ingin mencoreng atmosfer kompetisi yang sudah berjalan baik, tetapi tetap merasa perlu menyuarakan keberatan agar regulasi ditegakkan dengan adil.

“Kami ingin regulasi ditegakkan, bukan semata karena kami kalah. Tapi ini menyangkut fairness dalam sebuah kompetisi,” ujar salah satu ofisial Jember yang enggan disebutkan namanya.

Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari panitia pelaksana atau Asprov PSSI Jatim mengenai tindak lanjut atas protes yang dilayangkan oleh Jember. Pihak Surabaya pun belum memberikan klarifikasi terbuka terkait dua pemain yang dipermasalahkan.

Sementara itu, di tengah polemik yang terjadi, prestasi tim sepak bola Jember tetap patut diapresiasi. Mereka berhasil menyudahi turnamen dengan meraih medali perunggu, usai menundukkan Kota Kediri dalam perebutan tempat ketiga. Kemenangan ini setidaknya menjadi pelipur lara setelah kegagalan di semifinal yang menyisakan kekecewaan.

Selain sepak bola putra, kontingen Jember juga mencatat prestasi gemilang di sejumlah cabang olahraga lainnya. Salah satunya datang dari arena balap sepeda MTB XCO, di mana atlet Melinda Aprilia berhasil mempersembahkan medali emas usai bersaing ketat dengan atlet dari Kediri dan Lumajang. Kemenangan Melinda kian menambah semangat kontingen Jember untuk terus bersaing di ajang Porprov Jatim 2025.

Tak hanya itu, sektor transportasi juga mencatat peningkatan aktivitas selama gelaran Porprov berlangsung. Berdasarkan data dari Daop 9 Jember, jumlah penumpang kereta api selama long weekend mencapai lebih dari 45 ribu orang. Angka ini menunjukkan antusiasme masyarakat yang tinggi dalam mendukung dan menyaksikan langsung pertandingan-pertandingan Porprov.

Meski dihiasi kontroversi, Porprov Jatim 2025 tetap menjadi ajang penting bagi para atlet muda daerah untuk menunjukkan kemampuan. Isu seperti dugaan pelanggaran regulasi seharusnya bisa menjadi bahan evaluasi bagi penyelenggara agar ke depan, sistem seleksi pemain lebih ketat dan transparan.

Dengan demikian, tidak hanya kualitas permainan yang menjadi sorotan, tapi juga tata kelola kompetisi yang profesional dan adil untuk semua peserta.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index