mengapa gigi bisa berwarna kuning

15 Alasan Mengapa Gigi Bisa Berwarna Kuning dan Mengatasinya

15 Alasan Mengapa Gigi Bisa Berwarna Kuning dan Mengatasinya
mengapa gigi bisa berwarna kuning

JAKARTA - Mengapa gigi bisa berwarna kuning kerap menjadi pertanyaan bagi mereka yang merasa kurang percaya diri karena tampilan gigi yang tidak lagi putih bersih. 

Perubahan warna pada gigi dapat memengaruhi penampilan seseorang, sehingga penting untuk mengetahui penyebabnya. Dalam kenyataannya, terdapat berbagai faktor yang membuat gigi berubah warna menjadi kuning.

Beberapa di antaranya bahkan berasal dari kebiasaan sehari-hari yang kurang memperhatikan kebersihan dan perawatan gigi secara menyeluruh. 

Namun, kamu tidak perlu khawatir. Saat ini sudah tersedia banyak solusi yang bisa membantu mengembalikan warna alami gigi. 

Nah, untuk menjawab rasa penasaran tentang mengapa gigi bisa berwarna kuning, kamu bisa memahami berbagai penyebabnya dan mulai menerapkan cara perawatan yang tepat.

Tanda dan Gejala Gigi Mulai Menguning

Warna kekuningan pada gigi merupakan salah satu persoalan kesehatan mulut yang kerap dialami banyak orang. 

Meskipun kondisi ini secara alami dapat muncul seiring bertambahnya usia, ada berbagai faktor yang mampu mempercepat perubahan warna gigi menjadi lebih kusam. 

Beberapa kebiasaan seperti mengonsumsi kopi, teh, atau buah pinang, serta kondisi kesehatan tertentu, bisa memicu proses ini terjadi lebih cepat.

Gigi yang warnanya berubah menjadi kekuningan tak hanya membuat tampilannya kurang menarik, tetapi juga dapat menurunkan rasa percaya diri. 

Banyak orang merasa enggan untuk tersenyum lebar atau berbicara secara leluasa dengan orang lain karena khawatir penampilan giginya menjadi sorotan. Ciri-ciri gigi yang mengalami perubahan warna cukup mudah dikenali. 

Kondisi ini bisa menimpa satu gigi saja, namun tak jarang pula menjalar ke beberapa gigi sekaligus. Dalam kasus yang lebih parah, seluruh barisan gigi, baik bagian atas maupun bawah, bisa mengalami perubahan warna. 

Tingkat kekuningannya pun berbeda-beda, tergantung kondisi masing-masing individu. Ada yang warnanya cenderung putih kekuningan, kuning pekat, bahkan mendekati coklat tua. 

Umumnya, gigi yang mengalami perubahan warna ini juga diiringi dengan masalah mulut lainnya, seperti napas yang tidak sedap, gigi berlubang, hingga munculnya karies.

Alasan Mengapa Gigi Bisa Berwarna Kuning

Pertanyaan mengapa gigi bisa berwarna kuning mungkin sering muncul di benakmu, apalagi jika kamu merasa sudah putus asa menghadapi kondisi tersebut.

Sebelum mencari solusi yang tepat untuk mengatasi perubahan warna pada gigi, ada baiknya memahami terlebih dahulu apa saja penyebab yang membuat gigi mengalami perubahan warna seperti ini.

1. Terlalu Sering Meminum Kopi dan Teh Hitam

Kebiasaan mengonsumsi kopi maupun teh hitam secara rutin dapat memicu perubahan warna pada gigi. 

Kedua jenis minuman ini memiliki kandungan kromogen, yaitu senyawa yang bisa meninggalkan warna pada permukaan gigi dan membuat kilau putih alami gigi tersamarkan. 

Selain itu, kopi mengandung senyawa tanin serta zat asam yang memperparah kondisi ini. Tanin memiliki sifat pewarna alami, sedangkan zat asam berperan dalam mempercepat penyerapan tanin ke dalam email gigi.

2. Mengonsumsi Wine Terlalu Banyak

Minuman anggur, terutama dalam jumlah besar dan dikonsumsi secara berkala, dapat mempercepat perubahan warna pada gigi. 

Kandungan kromogen yang terdapat dalam wine dapat meninggalkan noda pada lapisan luar gigi, dan adanya tanin dalam minuman ini turut berkontribusi terhadap perubahan warna tersebut.

3. Sering Menyantap Buah-Buahan dengan Warna Gelap

Buah dengan warna mencolok seperti anggur, blueberry, tomat, delima, cranberry, ceri, dan blackberry bisa meninggalkan bekas pada gigi jika dikonsumsi secara terus-menerus. 

Warna pekat dan kandungan pigmen dalam buah-buahan tersebut mampu meresap ke dalam lapisan email dan menyebabkan warna gigi tampak kekuningan. 

Dampak ini juga bisa terjadi jika mengonsumsi makanan atau minuman olahan yang berbahan dasar dari buah-buahan berpigmen kuat tersebut, bukan hanya dari buah segarnya saja.

4. Terlalu Sering Menyantap Permen

Berbagai jenis permen, khususnya yang mengandung pewarna sintetis dengan warna gelap, berpotensi menimbulkan noda pada gigi apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak. 

Salah satu indikasi bahwa permen tersebut dapat meninggalkan bekas adalah perubahan warna pada lidah setelah dikunyah. 

Jika lidah menjadi berwarna, besar kemungkinan zat warna dari permen tersebut juga bisa melekat pada permukaan gigi dan membuatnya tampak lebih kusam.

5. Kebiasaan Mengonsumsi Minuman Bersoda

Minuman soda memiliki karakteristik yang asam dan kaya akan zat pewarna seperti kromogen. Kandungan ini dapat menyebabkan warna gigi menjadi lebih kuning seiring waktu, terutama bila dikonsumsi terlalu sering. 

Tak hanya soda, minuman penambah energi juga bisa menimbulkan efek serupa. Berdasarkan hasil penelitian, kadar keasaman dalam minuman soda tergolong tinggi, dan hal ini bisa mengikis lapisan pelindung gigi saat diminum. 

Proses ini perlahan-lahan merusak email gigi, sehingga warnanya berubah dan kesehatan gigi pun ikut terancam apabila konsumsi minuman ini tidak dikendalikan.

6. Kebiasaan Merokok

Aktivitas merokok tidak hanya berdampak buruk pada sistem pernapasan, tetapi juga secara langsung memengaruhi warna alami gigi. 

Kandungan nikotin dan tar dalam produk tembakau sangat mudah melekat pada permukaan gigi, dan dalam jangka waktu tertentu bisa menyebabkan perubahan warna yang cukup mencolok. 

Pada individu yang merokok dalam jumlah besar dan dalam jangka panjang, noda kekuningan dapat muncul dengan sangat cepat, bahkan berpotensi berubah menjadi kehitaman setelah bertahun-tahun.

Meskipun sebagian orang mulai beralih ke rokok elektrik atau vape karena dianggap lebih aman, kenyataannya tidak demikian. Rokok elektrik juga tetap mengandung nikotin, yang merupakan zat aktif dalam tembakau. 

Penelitian yang dipublikasikan oleh BMC Public Health menyebutkan bahwa penggunaan vape maupun rokok konvensional sama-sama berisiko menyebabkan gigi kehilangan warna putih alaminya. 

Temuan ini diperoleh melalui studi yang melibatkan sekitar 6.000 orang dewasa di Inggris.

7. Kurangnya Perawatan Kebersihan Gigi

Salah satu penyebab utama perubahan warna gigi adalah akumulasi plak yang tidak dibersihkan secara rutin. Plak ini bisa terbentuk akibat sisa makanan, air liur, atau zat lain yang dibiarkan menempel dalam jangka waktu lama.

Jika seseorang jarang menyikat gigi, maka lapisan plak akan semakin menebal dan dapat merusak area gusi maupun email gigi.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga rutinitas kebersihan mulut, seperti menyikat gigi minimal dua kali sehari, menggunakan benang gigi secara rutin, dan berkumur dengan cairan antiseptik agar bakteri penyebab plak tidak berkembang dan menumpuk menjadi karang gigi.

8. Pelemahan Lapisan Email Gigi

Lama-kelamaan, lapisan pelindung terluar pada gigi atau email akan mengalami penipisan. Proses alami ini memang sulit dihindari, namun tetap bisa diperlambat dengan menjaga kebiasaan yang mendukung kesehatan mulut dan gigi. 

Ketika email mulai melemah, gigi akan menjadi lebih rentan terhadap noda serta terasa sensitif.

Salah satu cara untuk memperlambat kerusakan email adalah dengan menggunakan sedotan saat minum minuman yang bersifat asam, agar cairan tidak langsung menyentuh gigi. 

Cara lain yang lebih efektif adalah mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung kadar asam tinggi.

9. Penggunaan Fluoride dan Obat Kumur Secara Berlebihan

Zat fluoride dalam pasta gigi memiliki manfaat penting dalam menjaga kesehatan dan kekuatan gigi. Namun, jika penggunaannya melebihi batas yang dianjurkan, justru bisa menimbulkan efek sebaliknya, yaitu perubahan warna gigi menjadi kekuningan. 

Kondisi ini dikenal sebagai fluorosis, yaitu gangguan yang terjadi akibat paparan fluoride berlebih pada gigi.

Di samping itu, cairan pembersih mulut yang diformulasikan untuk membasmi kuman dan memberikan kesegaran napas juga bisa menimbulkan dampak serupa apabila dipakai terlalu sering. 

Kandungan asam di dalamnya dapat secara perlahan memudarkan warna alami gigi dan menyebabkan perubahan warna.

10. Efek Samping Obat Tertentu dan Antibiotik

Beberapa jenis pengobatan, terutama antibiotik seperti tetrasiklin dan doksisiklin, diketahui dapat mengubah warna gigi. Selain itu, obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi alergi serta tekanan darah juga bisa memberikan dampak serupa. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu mematuhi dosis yang telah ditentukan oleh tenaga medis guna menghindari risiko pewarnaan pada gigi akibat konsumsi obat yang tidak terkontrol.

11. Pengaruh Usia Terhadap Warna Gigi

Bertambahnya usia seseorang turut berkontribusi terhadap perubahan warna gigi. Seiring waktu, lapisan email yang berfungsi sebagai pelindung gigi mulai menipis dan mengalami keausan. 

Penipisan ini membuat lapisan dentin yang berada di bawahnya menjadi lebih terlihat, dan dentin secara alami memiliki warna kekuningan.

Jika kondisi ini disertai dengan masalah gigi lainnya seperti kerusakan email, gigi berlubang, atau pembentukan plak yang berlebihan, maka warna gigi bisa tampak semakin gelap.

12. Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal

Di sejumlah negara, air keran yang aman untuk diminum sehari-hari memiliki kandungan fluoride yang cukup tinggi. 

Jika seseorang rutin mengonsumsi air semacam ini bersamaan dengan asupan suplemen yang juga mengandung fluoride, maka kadar fluoride dalam tubuh bisa berlebih. 

Kondisi tersebut dikenal sebagai fluorosis dan dapat menyebabkan gigi tampak kekuningan. Namun, hal ini tidak berlaku di Indonesia karena air ledeng di rumah tidak memiliki kandungan fluoride yang signifikan. 

Maka dari itu, penggunaan pasta gigi yang mengandung fluoride tetap tergolong aman dan bermanfaat dalam menjaga gigi tetap kuat serta mencegah kerusakan.

13. Cedera atau Trauma pada Gigi

Peristiwa yang menyebabkan kerusakan pada permukaan luar gigi, seperti kecelakaan atau jatuh, dapat memicu perubahan warna pada gigi, terutama jika lapisan pelindungnya mengalami keretakan. 

Saat lapisan terluar gigi mengalami kerusakan, lapisan bagian dalam yang berwarna kekuningan akan terlihat lebih jelas. Hal ini bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa yang mengalami benturan cukup keras pada bagian mulut.

Meski mungkin tidak langsung disadari, trauma pada gigi dapat menjadi penyebab utama perubahan warna dan bahkan dapat menandakan adanya masalah yang lebih serius tergantung tingkat keparahan kerusakan.

14. Pengaruh Genetik

Warna gigi seseorang juga dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Beberapa orang secara alami memiliki warna email yang lebih putih dan terang dibandingkan yang lain. 

Ketebalan dan transparansi lapisan pelindung gigi dapat diwariskan, dan ini berperan besar dalam menentukan seberapa cerah atau kusam warna gigi yang terlihat.

15. Kondisi Kesehatan Tertentu

Beberapa gangguan kesehatan juga dapat mengubah warna alami gigi, terutama penyakit yang memengaruhi pembentukan email dan dentin. 

Selain itu, prosedur medis seperti radiasi atau kemoterapi di bagian kepala dan leher juga dapat berdampak pada kondisi gigi.

Bahkan, jika seorang ibu mengalami infeksi saat hamil, hal itu bisa mempengaruhi pertumbuhan email pada janin dan membuat gigi anaknya tampak lebih kuning saat tumbuh. 

Masalah-masalah medis semacam ini bisa mengganggu perkembangan struktur gigi sejak dini.

Cara Mengatasi Gigi yang Berwarna Kuning

Setelah memahami berbagai penyebab perubahan warna gigi menjadi kekuningan, kini saatnya mengetahui beberapa langkah efektif yang bisa diterapkan untuk mengurangi atau mengatasi masalah tersebut.

1. Rajin Membersihkan Gigi Secara Menyeluruh

Menggosok gigi secara konsisten selama dua menit, terutama setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang dapat meninggalkan noda, merupakan langkah dasar untuk menjaga warna gigi tetap cerah. 

Untuk hasil lebih optimal, selain memakai pasta gigi dengan kandungan fluoride, kamu juga bisa menggunakan pasta gigi khusus pemutih satu hingga dua kali dalam seminggu.

Agar kebersihan gigi semakin maksimal, lanjutkan dengan membersihkan sela-sela gigi menggunakan benang khusus (dental floss) serta berkumur memakai obat kumur antiseptik guna membasmi bakteri penyebab plak.

2. Memanfaatkan Bahan Alami untuk Membantu Memutihkan Gigi

Beberapa bahan rumahan dapat dimanfaatkan sebagai solusi alami untuk mencerahkan warna gigi. Salah satu yang cukup populer adalah soda kue atau baking soda.

Kandungan abrasif ringan dalam baking soda mampu membantu mengangkat noda serta mengurangi penumpukan bakteri di permukaan gigi.

Kamu dapat mencampurkan baking soda dengan sedikit air hingga membentuk pasta, lalu mengoleskannya ke sikat gigi dan menggosok gigi selama satu menit. 

Setelahnya, bilas mulut dengan air hingga bersih. Penggunaan metode ini sebaiknya tidak lebih dari dua kali dalam sebulan untuk mencegah kerusakan pada enamel.

3. Rutin Mengonsumsi Buah dan Sayuran yang Mengandung Banyak Air

Mengonsumsi buah atau sayur yang memiliki kandungan air tinggi dipercaya mampu membantu membersihkan permukaan gigi dari sisa makanan dan bakteri yang bisa menimbulkan noda. 

Selain itu, makanan yang renyah juga dapat merangsang produksi air liur, yang secara alami berfungsi sebagai pembersih mulut. Buah seperti jeruk, semangka, stroberi, melon, serta sayur seperti mentimun dapat menjadi pilihan. 

Meski belum ada penelitian ilmiah yang secara langsung membuktikan efektivitas metode ini dalam memutihkan gigi, mengonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur tetap memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

4. Periksa Gigi ke Dokter Secara Langsung

Apabila berbagai upaya alami yang telah kamu lakukan belum memberikan hasil memuaskan dan gigimu masih tampak kuning, maka langkah yang paling tepat adalah berkonsultasi dengan dokter gigi. 

Profesional di bidang ini bisa memberikan saran dan tindakan yang sesuai, termasuk prosedur pemutihan gigi yang hasilnya cenderung lebih efektif daripada perawatan rumahan.

Kebiasaan sehari-hari yang kurang baik sering kali menjadi penyebab utama gigi menguning. Maka dari itu, penting untuk menghindari hal-hal pemicunya dan merawat kebersihan gigi secara konsisten. 

Pastikan juga kamu menjadwalkan kunjungan ke dokter gigi minimal setiap enam bulan untuk memantau kondisi kesehatan mulutmu.

5. Perawatan Pemutihan Gigi dengan Teknologi Laser

Salah satu prosedur modern yang dapat kamu pilih untuk mencerahkan warna gigi adalah pemutihan menggunakan teknologi laser. 

Metode ini dinilai lebih cepat dalam menunjukkan hasil dibandingkan perawatan alami, meskipun biaya yang dibutuhkan relatif lebih tinggi.

Prosesnya dilakukan dengan mengaplikasikan bahan pemutih khusus ke permukaan gigi, lalu disinari menggunakan laser. 

Dalam banyak kasus, perubahan warna gigi dapat langsung terlihat setelah satu kali perawatan. Namun, bagi kasus yang lebih kompleks, dokter biasanya akan memberikan terapi lanjutan.

6. Menggunakan Teknik Oil Pulling

Oil pulling merupakan metode pengobatan tradisional dari India yang bertujuan untuk menjaga kebersihan mulut dan mengurangi toksin dalam tubuh. 

Caranya adalah dengan berkumur menggunakan minyak tertentu agar bakteri dalam rongga mulut dapat terangkat, sehingga risiko terbentuknya plak pun berkurang. Plak inilah yang kerap menjadi penyebab gigi tampak kekuningan.

Dalam praktiknya, masyarakat India zaman dahulu biasanya memakai minyak wijen atau minyak bunga matahari untuk berkumur selama beberapa menit. 

Kini, banyak orang juga menggunakan minyak kelapa sebagai alternatif karena rasanya yang lebih ringan dan memiliki manfaat antibakteri alami.

7. Menggunakan Pasta Gigi yang Mengandung Soda Kue

Salah satu cara efektif untuk mencegah gigi tampak kuning adalah dengan memakai pasta gigi yang diformulasikan dengan baking soda dan hidrogen peroksida. 

Berdasarkan penelitian terkini, kandungan kombinasi kedua bahan ini terbukti membantu memutihkan gigi secara bertahap. 

Pasta gigi seperti ini dapat digunakan dalam rutinitas perawatan harian guna mengurangi noda yang menempel pada gigi.

8. Melakukan Pemutihan Gigi Profesional

Bagi kamu yang mengalami gigi sangat kuning, prosedur pemutihan gigi di klinik sering kali menjadi solusi yang paling direkomendasikan oleh dokter. 

Proses bleaching ini melibatkan penggunaan zat pemutih khusus untuk mengangkat plak yang menumpuk di area antara gigi dan gusi. 

Selain membuat gigi tampak lebih cerah, metode ini juga efektif dalam membersihkan karang gigi serta mencegah kerusakan lebih lanjut.

Teknik pemutihannya biasanya menggunakan cetakan gigi yang telah diisi bahan bleaching, lalu ditempelkan langsung ke permukaan gigi. 

Setelah itu, bahan pemutih akan dibiarkan bekerja selama kurang lebih 30 menit. Tergantung pada tingkat kekuningan gigi, prosedur ini dapat diulang beberapa kali.

9. Berkumur dengan Cuka Sari Apel

Cuka sari apel, bila digunakan dalam jumlah terbatas sebagai obat kumur, ternyata dapat membantu membersihkan dan mencerahkan gigi. Kandungan alami dalam cuka ini mampu mengikis noda ringan yang menempel. 

Namun, penggunaannya harus sangat hati-hati, karena jika terlalu sering dipakai, sifat asam dari cuka sari apel bisa merusak lapisan pelindung gigi dan justru menimbulkan masalah baru.

Sebagai penutup, mengetahui alasan mengapa gigi bisa berwarna kuning membantu kita lebih sadar menjaga kesehatan mulut dan memilih perawatan yang tepat untuk gigi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index