JAKARTA - Cara melihat expired ban mobil sangat penting untuk memastikan keselamatan saat berkendara.
Ban memiliki masa pakai yang terbatas, dan jika digunakan setelah melewati batas tersebut, risikonya bisa meningkat, termasuk kehilangan daya cengkram dan potensi kecelakaan.
Sayangnya, masih banyak yang belum menyadari bahwa ban juga memiliki masa kedaluwarsa. Oleh karena itu, mengetahui tanda-tandanya dapat membantu kamu mengganti ban tepat waktu sebelum membahayakan keselamatan.
Jika ban mobilmu sudah melewati usia pakainya, segera lakukan penggantian agar perjalanan tetap aman. Untuk itu, mari kita bahas lebih lanjut mengenai cara melihat expired ban mobil agar kamu bisa lebih waspada.
Cara Melihat Expired Ban Mobil
Mengetahui masa kedaluwarsa ban mobil bisa dilakukan dengan memperhatikan kode yang tertera pada dinding ban. Kode ini berisi informasi penting, seperti struktur ban, tahun produksi, serta batas waktu pemakaian.
Ban yang sudah melewati usia pakainya berisiko mengalami penurunan performa dan dapat membahayakan keselamatan saat berkendara.
Salah satu cara melihat expired ban mobil adalah dengan mengecek angka produksi yang biasanya terdiri dari empat digit. Misalnya, kode "2821" menunjukkan bahwa ban diproduksi pada minggu ke-28 tahun 2021.
Untuk mengetahui kapan ban sebaiknya diganti, cukup tambahkan usia pemakaian idealnya, yaitu sekitar 3 hingga 5 tahun. Dengan begitu, kamu bisa memastikan ban tetap dalam kondisi optimal saat digunakan.
Tips Merawat Ban Mobil
1. Terkena Benda Tajam
Ban mobil rentan mengalami kebocoran akibat benda tajam seperti paku atau kerikil yang tertancap di permukaannya. Jika menemukan benda semacam ini menancap di ban, segera lakukan perbaikan agar tidak menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
2. Tekanan Udara Tidak Sesuai
Ban yang memiliki tekanan udara terlalu rendah akan bekerja lebih berat, terutama saat membawa banyak penumpang atau barang.
Sebaliknya, tekanan yang terlalu tinggi dapat membuat permukaan ban menjadi lebih licin, mengurangi daya cengkeramnya di jalan. Pastikan tekanan udara selalu berada dalam batas yang direkomendasikan agar ban tetap berfungsi optimal.
3. Terlalu Sering Menginjak Rem Secara Mendadak
Menghentikan kendaraan secara tiba-tiba bisa meningkatkan gesekan antara ban dan permukaan jalan, yang lama-kelamaan dapat mempercepat keausan ban.
Oleh karena itu, usahakan mengemudi dengan lebih halus dan hindari pengereman mendadak kecuali dalam keadaan darurat.
4. Penggunaan Velg yang Tidak Sesuai
Memilih velg dengan ukuran yang tidak sesuai bisa berdampak pada performa ban, terutama saat membawa beban berat. Velg yang terlalu besar atau kecil dapat mengurangi kenyamanan berkendara serta mempercepat kerusakan ban.
5. Rutin Memeriksa Tekanan Ban
Agar tetap aman dan nyaman saat berkendara, periksa tekanan ban secara berkala. Jika tekanan mulai berkurang, segera tambahkan udara sesuai standar yang dianjurkan. Pengecekan ini idealnya dilakukan setiap dua minggu hingga satu bulan sekali.
6. Menggunakan Ban yang Tepat untuk Jenis Mobil
Setiap jenis kendaraan memerlukan ban dengan spesifikasi yang berbeda. Misalnya, mobil sedan memiliki jenis ban yang berbeda dengan mobil MPV.
Pemilihan ban yang sesuai akan meningkatkan performa kendaraan sekaligus membuat perjalanan lebih aman dan nyaman.
7. Memantau Kondisi Permukaan Ban
Alur atau motif pada permukaan ban berfungsi untuk meningkatkan daya cengkeram di jalan. Jika pola ini mulai menipis dan sulit terlihat, artinya ban sudah mengalami keausan dan perlu diganti.
Ban yang terlalu tipis atau licin bisa meningkatkan risiko kecelakaan, terutama di jalanan basah. Sebaiknya, pilih ban dengan bahan berkualitas dan pola yang jelas agar lebih aman saat digunakan, meskipun harganya cenderung lebih mahal.
8. Melakukan Rotasi Ban Secara Rutin
Tidak perlu mengganti keempat ban mobil sekaligus, cukup dimulai dari ban depan terlebih dahulu. Hal ini karena ban depan cenderung lebih cepat aus akibat pengereman yang lebih sering.
Kamu bisa memindahkan ban belakang ke bagian depan, lalu memasang ban baru di belakang.
Cara ini membantu menghemat biaya sekaligus menjaga performa kendaraan tetap optimal. Ban dengan daya cengkeram yang baik akan meningkatkan kenyamanan berkendara.
9. Menjaga Kapasitas Kendaraan
Tidak banyak yang menyadari bahwa jumlah penumpang dan barang yang berlebihan dapat mempercepat keausan ban mobil. Beban yang terlalu berat membuat kerja ban menjadi lebih berat, selain itu juga meningkatkan konsumsi bahan bakar.
Mengurangi beban saat melakukan perjalanan jauh dapat membantu menjaga kondisi ban agar lebih awet dan tetap berfungsi dengan baik.
10. Menghindari Jalanan yang Rusak
Tidak selalu mudah untuk mengetahui kondisi jalan sebelum melintas, tetapi jika memungkinkan, sebaiknya hindari jalan yang berlubang atau tidak rata.
Permukaan jalan yang rusak dapat mempercepat keausan ban dan bahkan meningkatkan risiko pecah ban. Ban yang sering melewati jalanan kasar biasanya memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan ban yang digunakan di jalanan mulus.
11. Menggunakan Nitrogen untuk Ban Mobil
Mengisi ban dengan nitrogen semakin populer karena beberapa keunggulan yang ditawarkannya:
a. Tekanan Lebih Stabil
Gas nitrogen lebih stabil dibandingkan udara biasa, sehingga tekanan ban tidak mudah berubah meskipun terjadi perubahan suhu.
b. Lebih Tahan Lama
Karena tekanannya tetap stabil, pengisian nitrogen tidak perlu dilakukan terlalu sering, sehingga lebih praktis bagi pengguna kendaraan.
c. Menjaga Bentuk Ban
Dengan tekanan yang konstan, ban tetap mempertahankan bentuknya meskipun melewati jalan yang tidak rata, yang pada akhirnya membantu memperpanjang masa pakai ban.
d. Tidak Mengandung Uap Air
Nitrogen tidak memiliki kandungan uap air, sehingga tidak menyebabkan embun yang dapat memicu korosi pada velg ban. Hal ini berbeda dengan udara biasa yang mengandung oksigen dan berpotensi membuat velg berkarat.
e. Daya Cengkeram Lebih Baik
Stabilitas tekanan nitrogen membantu ban mempertahankan daya cengkeram optimal di berbagai kondisi jalan, sehingga meningkatkan kenyamanan dan keamanan berkendara, terutama saat melewati medan yang sulit.
Ciri-ciri Ban Mobil Perlu Diganti
1. Usia Pemakaian Sudah Lebih dari 3 Tahun
Ban mobil terbuat dari karet yang secara alami akan mengalami penurunan elastisitas seiring berjalannya waktu. Semakin lama digunakan, karet akan menjadi lebih keras dan kurang fleksibel.
Umumnya, usia ideal ban mobil adalah sekitar 3 tahun, dan pada titik ini, penggantian ban sangat disarankan.
Meskipun tampilan motifnya masih terlihat baik, ban yang sudah terlalu lama cenderung kehilangan kelenturannya, sehingga kurang aman untuk digunakan.
2. Ketebalan Ban Berkurang
Setiap ban mobil memiliki indikator keausan yang disebut Tread Wear Indicator (TWI), yang berfungsi sebagai penanda batas ketebalan ban yang masih aman digunakan. Jika pola atau motif pada ban sudah mencapai batas TWI, artinya ban perlu segera diganti.
Indikator ini bisa ditemukan di dua lokasi, yaitu pada bagian tepi ban yang ditandai dengan simbol segitiga kecil, serta pada telapak ban dalam bentuk tonjolan yang lebih rendah dibandingkan pola utama ban.
3. Jarak Tempuh Sudah Mencapai 40.000 Kilometer
Meskipun ban belum mencapai usia 3 tahun, faktor jarak tempuh juga menjadi pertimbangan penting. Jika kendaraan telah digunakan sejauh 40.000 km, sebaiknya ban segera diganti meskipun masih terasa lentur.
Biasanya, mobil dapat menempuh jarak antara 15.000 hingga 20.000 km per tahun, yang berarti dalam waktu sekitar 2 tahun, ban sudah bisa mencapai batas pemakaiannya.
Ban yang telah menempuh jarak jauh cenderung mengalami keausan yang lebih cepat, sehingga penting untuk selalu memeriksa kondisinya.
4. Tanda-tanda Kerusakan: Gundul, Benjol, atau Retak
Selain faktor usia dan jarak tempuh, kondisi fisik ban juga menjadi penentu apakah ban masih layak digunakan atau tidak.
Jika permukaan ban sudah mulai gundul, terdapat benjolan, atau bahkan muncul retakan pada sisi ban, maka penggantian ban sebaiknya dilakukan segera.
Meski hanya sebagian kecil dari permukaan ban yang terlihat gundul, tidak disarankan untuk menunggu hingga seluruh bagian aus, karena dapat meningkatkan risiko kecelakaan.
Benjolan pada ban biasanya terjadi akibat putusnya kawat atau benang penguat dalam struktur ban, yang menyebabkan daya tahannya berkurang.
Jika dibiarkan, bagian yang lemah ini bisa memicu pecahnya ban saat berkendara, terutama ketika menghadapi tekanan udara yang tinggi.
Biaya Ganti Ban Mobil
1. Estimasi Biaya Penggantian Ban di Bengkel Resmi
Mengganti ban mobil di bengkel resmi tentu memberikan jaminan kualitas pemasangan yang lebih baik, meskipun biayanya cenderung lebih tinggi.
Selain membeli ban baru, proses pemasangan biasanya mencakup balancing agar roda tetap stabil dan tidak menyebabkan gangguan saat berkendara. Proses ini tetap diperlukan meskipun kamu menggunakan ban bekas.
Jika balancing dilewati, kaki-kaki mobil bisa menjadi tidak seimbang, menyebabkan setir bergerak sendiri ke kiri atau kanan, yang tentu berisiko bagi pengemudi dan penumpang.
Sebelum mengganti ban, pastikan kamu memilih ban yang sesuai dengan mobil dan anggaran yang tersedia. Selain harga ban itu sendiri, biaya balancing dan tahapan pemasangan lainnya juga perlu diperhitungkan.
Biasanya, balancing memiliki tarif berkisar antara Rp10.000 hingga Rp30.000 per roda. Sementara itu, harga spooring tergantung pada jenis kendaraan.
Misalnya, untuk Honda Jazz dan Toyota Yaris, biaya spooring berada di kisaran Rp150.000 hingga Rp175.000 per roda, sedangkan untuk kendaraan seperti Toyota Alphard atau Mitsubishi Pajero, biayanya sekitar Rp200.000 per roda.
Harga ban sendiri bervariasi tergantung merek dan tipe, tetapi umumnya berkisar antara Rp400.000 hingga Rp500.000 untuk varian paling ekonomis.
2. Estimasi Biaya Penggantian Ban di Bengkel Umum
Jika kamu kesulitan menemukan bengkel resmi, bengkel umum bisa menjadi alternatif untuk mengganti ban mobil. Bengkel umum biasanya menerima berbagai jenis dan merek kendaraan, sehingga lebih fleksibel.
Namun, sebelum memutuskan untuk mengganti ban di bengkel umum, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu rincian biayanya agar tidak ada kejutan saat pembayaran.
Jika kamu ingin mengganti keempat ban sekaligus, total biaya yang harus dikeluarkan meliputi harga ban, jasa spooring, dan balancing untuk semua roda.
Sebagai contoh, jika satu ban berharga Rp600.000, maka untuk empat ban, total biaya mencapai Rp2.400.000, belum termasuk biaya tambahan lainnya yang bergantung pada bengkel yang dipilih.
Untuk mendapatkan harga terbaik, pilihlah bengkel umum yang sudah terpercaya dan memiliki reputasi baik.
3. Estimasi Biaya Penggantian Ban Secara Mandiri
Mengganti ban sendiri memang bisa menghemat biaya jasa pemasangan di bengkel, tetapi tetap disarankan untuk melakukan spooring dan balancing setelahnya agar kendaraan tetap stabil dan nyaman dikendarai.
Jika kamu memiliki keterampilan dan peralatan yang diperlukan, proses ini akan menjadi lebih mudah dan ekonomis.
Dalam hal ini, satu-satunya biaya yang perlu dikeluarkan adalah untuk pembelian ban baru atau bekas yang akan digunakan sebagai pengganti.
Sebagai penutup, memahami cara melihat expired ban mobil akan membantu menjaga keselamatan berkendara dan mencegah risiko di jalan.