Estimasi Biaya Kateterisasi Jantung, Prosedur, dan Jenisnya

Jumat, 11 April 2025 | 09:07:02 WIB
biaya kateterisasi jantung

JAKARTA - Biaya kateterisasi jantung di Indonesia bervariasi, tergantung pada kondisi medis pasien dan kelas perawatan yang dipilih. 

Di Rumah Sakit Jantung Jakarta, misalnya, tarif kateterisasi jantung dimulai dari Rp14,6 juta. Prosedur kateterisasi jantung ini melibatkan pemasangan kateter, yaitu selang panjang yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan diarahkan ke jantung. 

Tujuan utama dari tindakan medis ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi jantung dan pembuluh darah, sehingga dokter dapat menentukan langkah perawatan selanjutnya yang paling tepat. 

Biaya kateterisasi jantung tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor medis dan fasilitas yang digunakan di rumah sakit tempat prosedur tersebut dilakukan.

Estimasi Biaya Kateterisasi Jantung 

Setiap rumah sakit memiliki standar biaya yang berbeda untuk prosedur kateterisasi jantung. 

Sebagai contoh, RS Evasari Awal Bros di Jakarta menetapkan harga antara Rp9,7 juta hingga Rp15,5 juta untuk kateterisasi jantung, dengan tambahan biaya konsultasi dokter spesialis sebesar Rp250 ribu.

Harga tersebut bervariasi tergantung pada kondisi pasien dan kelas perawatan yang dipilih. Berikut adalah estimasi biaya kateterisasi jantung dari beberapa rumah sakit yang telah dihimpun oleh Lifepal:

-MRCCC Siloam Hospitals Semanggi (Jakarta Selatan): Mulai dari Rp35 juta

-Siloam Hospitals Kebon Jeruk (Jakarta Barat): Mulai dari Rp10 juta

-RS Jantung Jakarta (Jakarta Timur): Mulai dari Rp14,6 juta

-RS EMC Sentul (Bogor): Mulai dari Rp12 juta

-RS Mayapada (Jakarta Selatan): Mulai dari Rp14,6 juta

-Rumah Sakit Indriati (Solo): Mulai dari Rp12 juta

-RS Mitra Keluarga Surabaya (Surabaya): Mulai dari Rp24,8 juta

-Rumah Sakit Premier Surabaya (Surabaya): Mulai dari Rp30 juta

-Rumah Sakit Balimed Denpasar (Denpasar Barat): Mulai dari Rp5 juta

Apakah BPJS Menanggung Tarif Kateterisasi Jantung?

Tarif kateterisasi jantung sebenarnya bisa diatasi melalui BPJS Kesehatan, yang menyediakan perlindungan untuk hampir seluruh jenis penyakit, termasuk penyakit jantung. 

Untuk memanfaatkannya, kamu harus terdaftar dalam BPJS Kesehatan dan rutin membayar premi bulanan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya:

-Kamu perlu menjalani pemeriksaan medis secara menyeluruh sebelum keputusan untuk melakukan kateterisasi jantung diambil.

-Harus ada rekomendasi dari dokter untuk melanjutkan prosedur.

-Pemasangan ring dilakukan secara bertahap, dengan jarak minimal satu bulan antara pemasangan ring pertama dan kedua.

Beberapa orang khawatir bahwa prosedur kateterisasi jantung melalui BPJS Kesehatan mungkin tidak sebaik jika menggunakan biaya pribadi. Padahal, hal ini tidak benar karena kualitas pelayanan dan tenaga medis yang terlibat tetap sama.

Apa Itu Tindakan Kateterisasi Jantung?

Kateterisasi jantung adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai masalah pada jantung dengan menggunakan kateter. 

Kateter adalah alat berupa selang tipis dan panjang yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan diarahkan menuju jantung.

Prosedur ini biasanya dilakukan pada pasien yang sering merasakan nyeri atau sakit di bagian dada. Kateterisasi diperlukan karena rasa sakit di dada dapat menjadi salah satu gejala penyakit jantung koroner. 

Penyakit jantung koroner terjadi akibat penyempitan pembuluh darah arteri koroner, yang berfungsi mengalirkan darah ke otot jantung. Penyempitan ini sering disebabkan oleh penumpukan plak kolesterol dalam pembuluh darah arteri koroner.

Prosedur Kateterisasi Jantung 

1. Persiapan Sebelum Prosedur Kateterisasi Jantung

Sebelum menjalani kateterisasi jantung, pasien harus menjalani beberapa tahapan persiapan, antara lain:

-Melakukan tes darah dan pemeriksaan rekam jantung (EKG).

-Pasien dengan riwayat diabetes, alergi obat, atau yang mengonsumsi suplemen dan obat-obatan lain harus berkonsultasi dengan dokter mengenai obat-obatan yang dikonsumsi sebelum prosedur dilakukan. Obat pengencer darah seperti warfarin atau aspirin juga perlu dihentikan.

-Berpuasa sekitar enam jam sebelum prosedur.

-Membersihkan atau mencukur rambut di sekitar pembuluh darah yang akan digunakan untuk jalur masuk kateter.

2. Proses Kateterisasi Jantung

Selama proses kateterisasi, pasien akan dipasang alat EKG untuk memantau aktivitas jantung. Beberapa langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

-Pasien diberikan bius lokal, sehingga pasien tetap sadar selama prosedur. Namun, dalam kondisi tertentu, bius total bisa diberikan, terutama jika ada perbaikan atau penggantian katup jantung.

-Pasien akan dipasangkan infus untuk pemberian obat-obatan selama prosedur.

-Dokter akan membuat irisan kecil pada lengan atau tungkai untuk memasukkan kateter.

-Kateter dimasukkan ke pembuluh darah arteri dengan bantuan sinar X (rontgen).

-Zat kontras akan disuntikkan melalui kateter untuk memantau aliran darah dan mengukur tekanan jantung.

-Pasien mungkin merasakan sensasi panas atau rasa logam di mulut saat zat kontras disuntikkan, namun ini adalah reaksi yang normal.

-Angiogram (hasil rontgen jantung dan pembuluh darah) akan diambil dan disimpan dalam komputer.

Jika ditemukan penyumbatan, dokter bisa melakukan prosedur tambahan seperti balloon angioplasty untuk melebarkan pembuluh darah yang tersumbat.

Setelah prosedur selesai, kateter dan tabung akan dikeluarkan, dan irisan pada pembuluh darah akan dijahit serta diperban.

Prosedur ini biasanya berlangsung kurang dari satu jam. Selama proses, pasien mungkin diminta untuk menahan napas atau mengubah posisi tubuh agar gambar jantung lebih jelas. 

Selama kateter dimasukkan, pasien tidak akan merasakan nyeri berkat bius lokal, namun jika merasa tidak nyaman, pasien sebaiknya memberi tahu dokter.

3. Perawatan Pasca-Prosedur Kateterisasi

Setelah prosedur selesai, pasien akan dipantau kondisinya. Dalam beberapa jam, pasien biasanya sudah bisa bangun dan mulai bergerak. Jika kateter dimasukkan melalui tungkai, pemulihan akan lebih lama dibandingkan yang dimasukkan melalui lengan.

Pasien juga diimbau untuk menghindari aktivitas berat selama 2-5 hari setelah prosedur. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan setelah kateterisasi jantung:

-Hindari aktivitas berat atau kegiatan yang berlebihan selama dua hari.

-Plester pada bekas jahitan bisa dilepas sehari setelah operasi dan tidak perlu diganti.

-Jangan mandi selama dua hari setelah prosedur, tetapi pastikan luka tetap kering jika ingin mandi.

-Hindari mengemudi selama tiga hari setelah prosedur.

Perbedaan Kateterisasi Jantung dan Pasang Ring

1. Kateterisasi Jantung

Kateterisasi jantung merupakan prosedur medis yang bertujuan untuk memeriksa kondisi pembuluh darah di jantung serta mendeteksi adanya penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner. 

Prosedur ini dilakukan dengan menyisipkan kateter melalui pembuluh darah di lengan atau paha, yang kemudian diarahkan menuju jantung. 

Setelah kateter mencapai jantung, zat kontras disuntikkan untuk memperjelas gambar pembuluh darah jantung dalam proses angiografi.

Tujuan utama dari kateterisasi jantung adalah untuk mengidentifikasi masalah yang dapat memengaruhi jantung, seperti penyakit arteri koroner, kelainan katup jantung, atau gangguan struktural lainnya. 

Jika ditemukan penyumbatan atau penyempitan arteri, dokter akan merencanakan langkah selanjutnya, yang mungkin termasuk pemasangan ring atau stent.

2. Pemasangan Ring (Stent)

Pemasangan ring atau stent adalah prosedur yang dilakukan untuk mengatasi penyumbatan atau penyempitan arteri koroner yang terdeteksi selama kateterisasi jantung. 

Stent adalah tabung kecil yang terbuat dari logam atau bahan fleksibel lainnya, yang memiliki fungsi untuk memperkuat arteri yang tersumbat.

Prosedur ini melibatkan penggunaan kateter yang sama dengan kateterisasi jantung untuk menyisipkan stent ke dalam arteri yang mengalami penyumbatan. 

Setelah kateter mencapai lokasi penyumbatan, stent diperluas dengan balon kecil yang dipompa untuk membuka arteri. 

Setelah proses ini selesai, balon akan dikempiskan dan kateter serta balon ditarik keluar, sementara stent tetap di tempatnya untuk memastikan kelancaran aliran darah ke jantung.

Risiko Pasca Kateterisasi Jantung 

-Kerusakan pada jaringan jantung.

-Reaksi alergi terhadap obat atau zat kontras yang digunakan selama prosedur kateterisasi jantung.

-Pembekuan darah yang dapat memicu serangan jantung atau stroke.

-Aritmia atau gangguan irama jantung yang dapat dialami pasien.

-Kerusakan pada ginjal akibat penggunaan bahan kontras.

-Penurunan tekanan darah.

-Kerusakan pembuluh darah di lokasi pemasangan kateter atau sepanjang jalur yang dilalui kateter.

-Memar, pendarahan, atau infeksi di area tempat kateter dimasukkan.

-Penumpukan cairan pada selaput jantung yang bisa mengganggu fungsi jantung dalam memompa darah.

Jenis Prosedur Kateterisasi Jantung

1. Angiogram Koroner

Angiogram koroner, atau angiografi, adalah salah satu tes kateterisasi yang paling sering dilakukan untuk mendeteksi penyumbatan pada arteri koroner yang dapat berhubungan dengan penyakit jantung. 

Pada tes ini, zat kontras disuntikkan melalui kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah, yang akan tampak pada sinar-X dengan dosis rendah. 

Hal ini memungkinkan dokter untuk memeriksa aliran darah ke jantung dan menemukan adanya penyempitan atau sumbatan pada arteri. 

Hasil dari angiogram koroner membantu dokter menentukan tingkat keparahan masalah dan jenis perawatan yang diperlukan.

2. Fractional Flow Reserve (FFR)

FFR adalah tes yang digunakan untuk memutuskan apakah pengobatan diperlukan apabila angiogram menunjukkan hanya sedikit penyempitan pada arteri. 

Tes ini melibatkan pemasukan kawat dengan sensor tekanan ke dalam arteri yang terpengaruh untuk membandingkan aliran darah dan tekanan di kedua sisi arteri. 

FFR membantu dokter memutuskan apakah stent perlu dipasang atau pengobatan medis sudah cukup.

3. Ultrasonografi Intravaskular (IVUS)

IVUS adalah teknik kateterisasi yang menggunakan probe ultrasonik yang terpasang di ujung kateter untuk memeriksa arteri secara langsung. 

Tes ini memberi gambaran yang lebih rinci dibandingkan dengan angiogram biasa, sehingga membantu dokter merencanakan perawatan yang lebih tepat. 

IVUS juga memungkinkan penilaian terhadap kondisi "bridging" di mana arteri terletak di bawah otot jantung, sehingga memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang kondisi pembuluh darah.

4. Tomografi Koherensi Optik (OCT)

OCT menggunakan gelombang cahaya untuk memvisualisasikan kondisi arteri dengan resolusi sangat tinggi. 

Teknik ini memberikan gambaran lebih detail mengenai kondisi pembuluh darah, membantu dokter menganalisis kondisi arteri dengan lebih mendalam. Teknologi ini terus berkembang dan diterapkan untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien.

Sebagai penutup, dengan berbagai prosedur yang dilakukan, biaya kateterisasi jantung dapat bervariasi, namun penting untuk memahami bahwa perawatan ini sangat vital untuk kesehatan jantung.

Terkini