Manchester United dalam Krisis, Seruan Fans untuk Mengenakan Pakaian Hitam di Old Trafford

Rabu, 05 Maret 2025 | 11:56:16 WIB
Manchester United dalam Krisis, Seruan Fans untuk Mengenakan Pakaian Hitam di Old Trafford

JAKARTA - Krisis yang melanda Manchester United kian mendalam, dan para penggemar setianya kini bersatu dalam seruan yang dramatis untuk mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap kondisi klub yang disebut sebut sekarat. Penggemar kelompok The 1958 mengajak semua fans untuk mengenakan pakaian hitam saat menyaksikan pertandingan di Old Trafford sebagai bentuk protes terhadap masalah keuangan dan performa buruk tim.

Kondisi Keuangan yang Memprihatinkan

Pada September tahun lalu, Manchester United melaporkan kerugian bersih sebesar $144 juta yang dicatat dalam laporan keuangan mereka untuk musim 2023-24. Angka ini mencerminkan situasi finansial serius yang dihadapi oleh klub yang pernah menjadi salah satu yang terkaya di dunia.

Selain itu, laporan terbaru pada Februari menunjukkan tekanan finansial semakin meningkat dengan pembayaran kompensasi mencapai £14,5 juta ($18,2 juta) untuk mantan pelatih Erik ten Hag, staf pelatihnya, dan mantan direktur olahraga, Dan Ashworth, yang dipecat pada musim ini. Beban tambahan datang dari pembayaran bunga utang yang mencapai £18,8 juta selama enam bulan terakhir.

Strategi Penghematan dan Investasi Minoritas

Beragam langkah penghematan dan upaya penggalangan dana telah diterapkan seiring dengan masuknya grup INEOS yang dipimpin oleh Sir Jim Ratcliffe yang membeli 27,7 persen saham minoritas pada Februari tahun lalu. Langkah finansial ini termasuk kebijakan penjualan tiket dengan harga seragam £66 tanpa memandang usia serta pengurangan tenaga kerja dengan gelombang pemutusan hubungan kerja.

Kemerosotan di Lapangan

Di sisi lapangan, perubahan belum terlihat meskipun Ruben Amorim menggantikan Erik ten Hag sebagai pelatih pada Oktober lalu. Kekalahan terbaru dari Fulham melalui adu penalti di Piala FA semakin memperburuk suasana hati para pendukung. Para fans melihat bahwa kelangsungan klub tidak hanya terancam di dalam tetapi juga di luar lapangan.

Steve Crompton dari The 1958 menyampaikan perasaannya yang mendalam, "Klub ini perlahan-lahan sekarat di depan mata kita, di dalam dan luar lapangan, dan kesalahannya sepenuhnya terletak pada model kepemilikan saat ini," ujarnya, sebagaimana dilansir ESPN. "Utang adalah jalan menuju kehancuran. Sir Matt Busby pasti akan terhuyung-huyung di kuburnya melihat keadaan buruk salah satu institusi sepak bola terhebat di dunia yang sedang bertekuk lutut dan dalam banyak hal menjadi bahan tertawaan," tambah Crompton.

Sejarah Permusuhan dengan Kepemilikan Glazer

Manchester United sudah lama berada di bawah kendali keluarga Glazer, yang juga memiliki klub NFL Tampa Bay Buccaneers, sejak akuisisi dengan leverage pada Mei 2005. Pembelian ini membawa Manchester United ke dalam utang sebesar lebih dari £500 juta, yang hingga saat ini masih menjadi sumber keresahan di antara para pendukung. Sejak awal, akuisisi ini telah memancing kemarahan fans yang tidak puas dengan prospek klub yang dulunya bebas utang kini terjebak dalam lingkaran utang.

Seruan untuk Mengenakan Hitam

Dalam situasi yang serba sulit ini, kelompok The 1958 mendesak para penggemar untuk hadir ke stadion dengan mengenakan pakaian hitam, sebagai simbol berkabung atas keadaan klub. Langkah ini diharapkan dapat menyampaikan pesan kuat kepada manajemen bahwa perubahan harus dilakukan untuk menyelamatkan Manchester United dari krisis yang menggerogoti klub.

Kekhawatiran ini tidak hanya mencerminkan kondisi Manchester United, tetapi juga menjadi simbol keresahan lebih luas di kalangan klub-klub lain yang menghadapi masalah serupa. Bahkan dengan profil tinggi dan sejarah panjang, United terjebak dalam situasi yang penuh tantangan.

Masa Depan United

Situasi ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai masa depan Manchester United. Tidak hanya tentang bagaimana mereka akan mengelola tantangan keuangan yang ada, tetapi juga bagaimana usaha-usaha penyelamatan dari berbagai pihak akan tereksekusi. Penjualan 27,7 persen saham kepada INEOS, misalnya, belum cukup untuk mengatasi masalah struktural lebih luas yang dihadapi oleh klub.

Banyak yang berharap masuknya investor baru dapat memberikan solusi jangka panjang. Namun, perubahan strategi di dalam dan luar lapangan mungkin diperlukan untuk mengembalikan kejayaan Old Trafford sekaligus menenangkan para penggemar yang kini tengah gusar.

Saat berbagai isu bergulir di lapangan maupun pada tataran manajemen, satu hal tetap jelas: kecintaan para penggemar pada Manchester United tidak pernah pudar. Protes mengenakan pakaian hitam adalah bukti nyata bahwa meskipun dilanda kekecewaan, loyalitas penggemar tidak tergoyahkan. Masa depan masih penuh teka-teki, namun semangat dari para suporter tetap menjadi nyawa dari setiap langkah yang akan diambil oleh klub sepak bola ini.

Terkini