Revolusi Pendidikan di Tangan Mahasiswa Tentang Kisah Inspiratif Iqbal Rohim Al Farisi dan Catur Ratna Sa'adah dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

Minggu, 02 Maret 2025 | 11:55:41 WIB
Revolusi Pendidikan di Tangan Mahasiswa Tentang Kisah Inspiratif Iqbal Rohim Al Farisi dan Catur Ratna Sa'adah dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

JAKARTA – Menghadapi tantangan dunia pendidikan di Indonesia, dua mahasiswa dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB UNAIR), Iqbal Rohim Al Farisi, dan Catur Ratna Sa'adah telah berhasil menciptakan sebuah terobosan pendidikan yang menjanjikan. Mereka merintis platform edukasi bernama Reduka (Revolusi Edukasi), yang kini berkembang pesat dan memberikan harapan baru bagi generasi muda Indonesia yang kesulitan mengakses pendidikan formal.

Memulai dari Awal: Kegagalan Menjadi Batu Loncatan

Perjalanan pendirian Reduka dimulai pada tahun 2020, ketika Iqbal menghadapi kegagalan dalam mencapai impiannya untuk masuk ke universitas yang diidamkan. Memutuskan menjalani masa gap year, Iqbal justru menemukan peluang emas untuk membantu anak muda di daerahnya yang terpaksa putus sekolah. Dia memanfaatkan waktu senggangnya untuk berbuat lebih. "Awalnya ini bermula saat aku berada di masa gap year. Aku melihat banyak anak muda di daerahku yang putus sekolah. Akhirnya, aku bekerja sama dengan teman-teman yang juga sedang gap year untuk menawarkan bimbingan belajar gratis kepada mereka yang membutuhkan," kata Iqbal.

Iqbal bersama teman-temannya mulai mengadakan kegiatan bimbingan belajar gratis. Kebutuhan akan tempat yang layak menjadi salah satu tantangan awal. Iqbal tidak menyerah; ia menggalang donasi untuk memperbaiki fasilitas belajar dan memutuskan untuk menggunakan rumah neneknya, meski kondisinya jauh dari memadai. "Dulu kami sempat kesulitan mencari tempat belajar. Akhirnya, aku memanfaatkan rumah nenek meskipun kondisinya jauh dari kata layak. Kami kemudian menggalang donasi untuk memperbaiki atap rumah dan fasilitas lainnya agar lebih nyaman digunakan sebagai tempat belajar," tambahnya.

Reduka Memiliki Inovasi Pendidikan Revolusioner

Dari bimbingan belajar sederhana, Iqbal dan koleganya membangun Reduka, platform pendidikan yang kini dapat diakses lebih luas oleh pelajar Indonesia. Platform ini muncul sebagai solusi dari masalah pendidikan dengan berbagai inovasi program yang sistematis. Menyadari kebutuhan tersebut, Iqbal mengembangkan Reduka bersama tiga teman setianya dari masa gap year. Mereka menghadapi tantangan besar seperti keterbatasan ruang, minimnya jumlah pengajar, dan kesibukan tim. Namun, dengan semangat dan dedikasi tinggi, tim ini terus berjuang agar Reduka dapat membawa manfaat yang lebih luas. "Walaupun dulu tantangannya banyak sekali, kami tetap optimis agar program Reduka bisa terus berlanjut dan berkembang," ungkap Iqbal.

Pada tahun 2023, Reduka mengalami jeda akibat jadwal padat pengajar, tetapi akhirnya bangkit kembali pada 2024 dengan program kerja yang lebih terstruktur. Hal ini didukung oleh kehadiran Catur Ratna Sa'adah sebagai co-founder, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan Reduka.

Program Unggulan Reduka antara lain Lentera, Sigma, dan Genius

Saat ini, Reduka telah mengembangkan tiga program unggulan yang dirancang sesuai kebutuhan pendidikan di Indonesia:

1. Lentera

Ini adalah program bimbingan belajar yang dirancang khusus untuk anak muda yang putus sekolah. Tujuannya adalah untuk memberikan mereka kesempatan kedua untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja.

2. Sigma

Program ini fokus pada bimbingan belajar untuk siswa SMA/SMK/sederajat yang sedang mempersiapkan diri menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan proses seleksi masuk perguruan tinggi.

3. Genius

Reduka menawarkan program mentoring bagi mahasiswa di seluruh Indonesia yang tertarik untuk berpartisipasi dalam lomba esai dan karya tulis ilmiah. Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan menulis dan berpikir kritis mahasiswa.

Dengan berbagai program yang ditawarkan, Reduka menegaskan komitmennya untuk menjadi platform pendidikan yang inklusif. "Seberat apa pun rintangan yang kita hadapi, yang terpenting adalah bagaimana kita tetap fokus pada tujuan dan terus berusaha menghadapinya," tutup Iqbal.

Inovasi Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Kisah inspiratif dari Iqbal dan Ratna dalam mendirikan dan mengembangkan Reduka sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 4, yaitu memastikan pendidikan yang berkualitas inklusif dan merata bagi semua orang. Ini menunjukkan bahwa perubahan dapat dimulai dari langkah kecil, namun memiliki dampak yang signifikan untuk masa depan pendidikan Indonesia.

Menginspirasi Generasi Muda

Platform edukasi seperti Reduka tidak hanya menawarkan solusi pendidikan, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk berpikir kreatif dan bertindak dalam menghadapi tantangan di sekitarnya. Dengan semangat dan optimisme, Iqbal dan Ratna telah menunjukkan bahwa dengan kolaborasi, dedikasi, dan inovasi, hambatan bukanlah penghalang, melainkan kesempatan untuk menciptakan perubahan positif.

Inisiatif ini mengundang perhatian banyak pihak dan menjadi contoh bahwa anak muda memiliki peran penting dalam membentuk masa depan pendidikan yang lebih baik, inklusif, dan merata di seluruh pelosok nusantara.

Terkini