5 Perbedaan Investasi dan Trading yang Wajib Dipahami Pemula

Rabu, 09 April 2025 | 20:35:01 WIB
perbedaan investasi dan trading

JAKARTA - Perbedaan investasi dan trading masih menjadi hal yang belum dipahami oleh banyak orang. 

Tak sedikit yang mengira bahwa kedua metode ini memiliki prinsip kerja yang sama, padahal kenyataannya sangat berbeda. 

Jika kamu berniat untuk mulai berinvestasi atau melakukan trading, ada baiknya memahami lebih dalam terlebih dahulu. 

Dengan memahami perbedaan investasi dan trading, kamu bisa memilih strategi yang paling sesuai dengan tujuan finansialmu.

Simak pembahasannya berikut agar kamu tidak salah langkah dalam menentukan pilihan. 

Perbedaan Investasi dan Trading

Perbedaan investasi dan trading tidak hanya terletak pada definisi maupun sebutan bagi pelakunya. 

Secara umum, keduanya memiliki enam aspek utama yang membedakannya, yakni tujuan, cara mengambil keputusan, tingkat risiko, karakteristik pelaku, potensi keuntungan, serta elemen perlindungan yang diperoleh.

1. Prinsip

Salah satu aspek utama yang membedakan investasi dan trading adalah prinsip yang digunakan. Dalam investasi, seorang investor menerapkan strategi buy and hold, di mana mereka membeli aset dan menahannya untuk jangka waktu panjang. 

Durasi kepemilikan ini bisa bervariasi, namun umumnya investor akan menjual asetnya saat tujuan investasi tercapai. 

Misalnya, jika seorang investor memutuskan menjual saham X setelah mengalami kenaikan 15%, maka saat target tersebut terpenuhi, ia akan melepas asetnya.

Sementara itu, trader menggunakan prinsip buy and sell, di mana mereka membeli dan menjual aset dalam waktu yang lebih singkat. 

Bahkan, transaksi bisa terjadi dalam satu hari yang sama. Karena pendekatan ini berorientasi pada keuntungan jangka pendek, trader biasanya mencari potensi profit yang lebih besar dibandingkan investasi konvensional.

2. Risiko

Salah satu perbedaan antara investasi dan trading yang perlu diperhatikan adalah tingkat risikonya. 

Setiap instrumen memiliki potensi keuntungan sekaligus risiko yang berbeda. Namun, trading dikenal memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan investasi.

Investasi, khususnya dalam saham atau reksadana saham, memang menawarkan peluang keuntungan besar dalam jangka panjang, meskipun dalam periode pendek imbal hasilnya cenderung lebih rendah. 

Risiko kerugian dalam investasi juga beragam, tergantung pada jenis produk yang dipilih. Sebaliknya, trading lebih rentan terhadap fluktuasi harga pasar. 

Nilai aset dapat mengalami perubahan signifikan dalam waktu singkat, sehingga trader harus memiliki keahlian analisis yang kuat untuk meminimalkan risiko. Jika kurang berpengalaman, peluang mengalami kerugian besar sangat tinggi.

3. Profil Pelaku

Profil risiko seseorang mencerminkan sejauh mana toleransinya terhadap risiko dalam berinvestasi. Karakter individu dalam menghadapi risiko akan berpengaruh pada strategi keuangan serta pemilihan instrumen investasi.

Secara umum, konsep investasi mengikuti prinsip high risk, high return, di mana semakin besar risiko yang diambil, semakin besar pula potensi keuntungan. Oleh karena itu, penting untuk memahami profil risiko sebelum menanamkan modal.

Investor konservatif biasanya lebih memilih instrumen yang stabil seperti deposito, reksadana pasar uang, atau Surat Berharga Negara. 

Sebaliknya, mereka yang berani mengambil risiko tinggi—investor agresif—cenderung menaruh dana di instrumen yang lebih fluktuatif seperti saham atau reksadana saham.

Sementara itu, trader termasuk dalam kategori pelaku pasar dengan profil risiko sangat agresif. 

Mereka sudah memahami bahwa trading memiliki potensi kerugian besar, sehingga dibutuhkan kemampuan membaca tren pasar dengan baik agar bisa menentukan momen yang tepat untuk membeli atau menjual aset.

4. Manfaat dan Elemen Pelindung

Keberadaan elemen pelindung juga menjadi pembeda antara investasi dan trading. Jika kamu berinvestasi dalam saham dengan fundamental yang kuat, maka saat harganya turun, tidak perlu terlalu khawatir karena dalam jangka panjang nilainya cenderung naik kembali. 

Oleh karena itu, investor tidak terlalu memperhatikan fluktuasi harga harian atau mingguan selama tujuan investasinya untuk jangka panjang. Di sisi lain, trader mengandalkan stop loss sebagai pelindung asetnya. 

Stop loss merupakan batasan kerugian yang ditentukan trader untuk membatasi potensi kehilangan modal. Jika harga aset bergerak berlawanan dengan prediksi, trader akan menjualnya sebelum kerugian semakin besar. 

Selain itu, ada juga take profit, yaitu batasan yang diterapkan untuk mengamankan keuntungan. Kedua strategi ini sangat bergantung pada gaya trading masing-masing individu.

5. Cara Analisis

Investor dan trader menggunakan pendekatan analisis yang berbeda. Karena investasi dilakukan dalam jangka panjang, investor lebih fokus pada analisis fundamental, yang menilai aspek keuangan, kinerja perusahaan, serta prospek jangka panjangnya.

Sebaliknya, trader lebih sering menggunakan analisis teknikal, yang berfokus pada pola pergerakan harga dan tren pasar dalam jangka pendek. 

Hal ini karena trading lebih sensitif terhadap sentimen pasar dan perubahan kondisi ekonomi dibandingkan faktor fundamental perusahaan itu sendiri.

6. Tujuan

Memahami tujuan dari masing-masing strategi sangat penting sebelum memilih antara investasi dan trading.

Investasi dilakukan dengan orientasi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan di masa depan, seperti membeli properti, menyiapkan dana pendidikan anak, atau membangun dana pensiun. 

Investor bersedia menunggu pertumbuhan aset dalam beberapa tahun agar bisa mencapai tujuan tersebut. Di sisi lain, trading bertujuan untuk memperoleh keuntungan dalam waktu singkat. 

Trader tidak berfokus pada kepemilikan jangka panjang, melainkan pada pergerakan harga dalam periode tertentu. Oleh karena itu, mereka lebih aktif dalam memantau pasar dan melakukan transaksi yang cepat.

Jika kamu ingin mendapatkan keuntungan dengan cepat dan siap menghadapi risiko tinggi, trading bisa menjadi pilihan. 

Namun, jika tujuanmu adalah membangun aset untuk masa depan dengan cara yang lebih stabil, investasi adalah strategi yang lebih tepat.

Kelebihan dan Kekurangan Investasi

1. Kelebihan Investasi

a. Potensi Keuntungan

Salah satu alasan utama banyak orang tertarik berinvestasi adalah karena peluang mendapatkan profit. Investasi memungkinkan seseorang memperoleh keuntungan tanpa harus bekerja secara langsung. 

Kamu cukup menyetorkan dana sebagai modal, dan ketika perusahaan atau aset investasimu mengalami pertumbuhan, keuntungan pun bisa diperoleh.

b. Meningkatkan Nilai Kekayaan

Investasi juga menjadi cara efektif untuk mengembangkan aset yang dimiliki. Dengan memilih instrumen investasi yang tepat dan menyisihkan sebagian keuntungan untuk reinvestasi, kekayaanmu bisa bertambah seiring waktu tanpa perlu bekerja lebih keras.

c. Persiapan Masa Depan

Mengingat ketidakpastian yang bisa terjadi di masa depan, memiliki investasi dapat menjadi solusi jangka panjang. Misalnya, jika kamu berinvestasi di saham saat ini, beberapa tahun ke depan nilainya bisa meningkat signifikan. 

Begitu pula dengan investasi properti, yang cenderung mengalami kenaikan harga setiap tahunnya dan bisa menjadi aset bernilai tinggi di masa depan.

d. Dana Pensiun

Banyak orang menjadikan investasi sebagai tabungan jangka panjang untuk masa pensiun. Dengan mulai berinvestasi sejak dini, kamu bisa mengumpulkan keuntungan secara bertahap hingga memiliki dana yang cukup ketika memasuki usia pensiun.

e. Sumber Penghasilan Tambahan

Investasi juga bisa menjadi sumber pendapatan pasif. Contohnya, jika kamu memiliki properti, kamu bisa menyewakannya untuk mendapatkan pemasukan tambahan.

Dengan cara ini, kamu tetap memperoleh keuntungan tanpa harus melepaskan kepemilikan aset tersebut.

2. Kekurangan Investasi

Meskipun menawarkan berbagai keuntungan, investasi juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

Risiko yang cukup tinggi, terutama karena prinsip high risk, high return yang berlaku dalam dunia investasi.

Tidak bisa langsung digunakan untuk kebutuhan mendadak, karena sebagian besar investasi bersifat jangka panjang.

Tidak memiliki jaminan dari lembaga penjamin, sehingga keputusan investasi harus dilakukan dengan pertimbangan matang.

Kelebihan dan Kekurangan Trading

1. Kelebihan Trading

Berdasarkan jenis asetnya, trading memiliki berbagai variasi, seperti saham, crypto, dan forex, yang masing-masing menawarkan keuntungan berbeda. Namun, secara umum, ada lima keuntungan utama dalam trading:

a. Modal Awal yang Terjangkau

Dibandingkan dengan investasi jangka panjang, trading bisa dimulai dengan modal yang relatif kecil. Banyak platform trading online yang memberikan batasan minimum cukup rendah, bahkan ada yang memperdagangkan saham mulai dari US$5. 

Meski begitu, penting untuk tetap menganalisis apakah aset yang dipilih sesuai dengan strategi trading jangka panjangmu.

b. Fleksibel dan Berbasis Real-Time

Kemajuan teknologi memungkinkan trading dilakukan secara online, memberikan fleksibilitas tinggi bagi para trader. Aktivitas ini bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja selama akses ke platform trading tersedia.

c. Keuntungan Bisa Didapat dalam Waktu Singkat

Tidak seperti investasi yang umumnya berorientasi jangka panjang, trading memungkinkan pengembalian modal dalam waktu yang lebih cepat. 

Namun, kecepatan ini juga menuntut keterampilan dan pengalaman agar trader dapat mengelola risiko dengan baik.

d. Akses Dana yang Lebih Bebas

Aset dalam trading tidak terkunci seperti investasi jangka panjang yang baru bisa dicairkan setelah bertahun-tahun. 

Sebagai contoh, Obligasi Negara Ritel (ORI) biasanya memiliki masa pencairan minimal tiga tahun, sedangkan dalam trading, kamu bisa keluar dari posisi kapan saja. 

Meski demikian, memahami pergerakan pasar tetap menjadi kunci untuk mengambil keputusan yang tepat.

2. Kekurangan Trading

Meskipun menawarkan banyak keuntungan, trading juga memiliki beberapa tantangan dan risiko yang perlu diperhatikan:

a. Pasar yang Tidak Selalu Bisa Diprediksi

Pergerakan harga dalam trading sangat dinamis dan sulit diprediksi. Bahkan trader berpengalaman pun bisa mengalami kesalahan akibat volatilitas pasar yang berubah dalam hitungan detik.

b. Memerlukan Pengetahuan dan Keterampilan

Trading bukan sekadar jual beli aset, tetapi juga persaingan dengan trader lain di seluruh dunia, termasuk mereka yang sudah profesional. 

Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang analisis teknikal, fundamental, serta strategi pasar menjadi hal yang sangat diperlukan.

c. Risiko Kerugian yang Tinggi

Pergerakan harga yang cepat dapat membawa keuntungan besar, tetapi juga bisa menyebabkan kerugian dalam sekejap. 

Prinsip high risk, high return sangat berlaku di dunia trading, sehingga tanpa strategi yang tepat, risiko kehilangan modal pun cukup besar.

d. Volatilitas Pasar yang Tinggi

Trading di instrumen seperti forex dan crypto sering kali dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti kondisi ekonomi global dan situasi geopolitik. 

Hal ini menyebabkan fluktuasi harga yang cepat, yang bisa menjadi tantangan besar bagi trader jangka pendek.

e. Berpotensi Menyebabkan Kecanduan

Karena menawarkan peluang keuntungan dalam waktu singkat, trading bisa menjadi aktivitas yang adiktif. 

Penelitian dalam jurnal Addictive Behaviours menunjukkan bahwa beberapa trader memilih strategi jangka pendek dengan harapan meraih keuntungan besar, meskipun risikonya juga tinggi.

f. Tidak Mendapatkan Keuntungan dari Dividen

Investor saham biasanya mendapatkan dividen tahunan sebagai bentuk keuntungan pasif dari kepemilikan saham. 

Namun, dalam trading saham jangka pendek, keuntungan semacam ini tidak bisa dinikmati karena aset sering dijual sebelum periode pembayaran dividen tiba.

Sebagai penutup, memahami perbedaan investasi dan trading dapat membantumu menentukan strategi keuangan yang paling sesuai dengan tujuan dan profil risikomu.

Terkini