JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero), sebagai pengembang utama Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), terus menggenjot progres konstruksi ruas Palembang – Betung (Paltung) guna mendukung kelancaran arus mudik Idul Fitri 2025. Proyek ini, yang direncanakan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di Sumatera Selatan, diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi para pemudik dengan mengurangi waktu tempuh dan meningkatkan kenyamanan berkendara. Hingga 31 Januari 2025, progres konstruksi Seksi 1 dan 2 tol ini telah mencapai 67,4%, dengan rencana operasional terbatas pada musim mudik mendatang.
Latar Belakang Proyek dan Tantangan yang Dihadapi
Pembangunan ruas tol ini awalnya dikerjakan oleh PT Waskita Sriwijaya Tol, namun setelah dilakukan evaluasi, proyek ini kemudian dilanjutkan oleh Hutama Karya sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang ditugaskan oleh pemerintah untuk melanjutkan dan menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera. Hutama Karya bertanggung jawab penuh atas penyelesaian jalan tol sepanjang 54,5 km yang menghubungkan Palembang dan Betung, dengan total panjang proyek mencapai 31,8 km pada Seksi 1 dan 2.
“Sejumlah pekerjaan besar telah kami selesaikan, seperti pembangunan jalan tol sepanjang 31,8 km, satu simpang susun dari dua yang direncanakan, serta struktur pile slab sepanjang 5,8 km dari total 7,9 km. Kami juga telah menyelesaikan pembangunan Jembatan Kramasan sepanjang 1,15 km dan jembatan pendekat sepanjang 1,08 km,” ungkap Adjib Al Hakim, Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Teknologi Perkerasan dan Pengaspalan Jalan Tol
Hutama Karya menggunakan dua jenis perkerasan pada proyek tol ini. Rigid pavement (perkerasan beton) digunakan untuk daya tahan tinggi, sementara flexible pavement (perkerasan aspal hotmix) dipilih untuk memberikan kenyamanan berkendara. Sebelum pengaspalan dilakukan, dilakukan serangkaian uji material ketat untuk memastikan bahwa kualitas material sesuai dengan standar jalan bebas hambatan yang ditetapkan.
Proses pengaspalan untuk proyek ini dimulai pada Januari 2025. Pada 5 Februari 2025, pengaspalan difokuskan pada Jalur B, yang direncanakan akan digunakan sebagai akses utama arus mudik 2025. Jalur A akan digunakan untuk kendaraan konstruksi, guna menghindari gangguan pada kelancaran pekerjaan konstruksi. Langkah ini diambil untuk memastikan proyek ini dapat selesai tepat waktu dan dapat digunakan pada musim mudik nanti.
“Dengan menggunakan teknologi pengaspalan yang tahan cuaca, kami memastikan permukaan jalan tetap nyaman dan aman untuk digunakan. Jalan Tol Palembang – Betung Seksi 1-2 diharapkan dapat memangkas waktu tempuh dari Palembang ke Betung yang sebelumnya memakan waktu 3 jam menjadi hanya 1 jam,” jelas Adjib.
Progres Pembebasan Lahan dan Penyelesaian Proyek
Hingga saat ini, progres pembebasan lahan untuk proyek ini telah mencapai 90,16%. Namun, masih ada beberapa titik yang sedang dalam proses penyelesaian. Hutama Karya terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk mempercepat penerbitan Penetapan Lokasi (Penlok) demi kelancaran proyek. Pemerintah daerah diharapkan dapat segera menyelesaikan proses pembebasan lahan di beberapa titik yang masih tertunda.
Selain itu, guna mendukung kelancaran arus mudik, Hutama Karya juga menyiapkan Seksi 2 ruas tol Palembang-Betung, yang menghubungkan Gerbang Tol Rengas/Musi Landas hingga Pangkalan Balai, sebagai jalur alternatif mudik. Meski saat ini masih dalam tahap konstruksi, ruas ini siap dimanfaatkan oleh pemudik dengan melakukan koordinasi yang erat bersama Kementerian Pekerjaan Umum, Kepolisian, dan Kementerian Perhubungan.
“Kami berupaya agar Tol Palembang-Betung Seksi 2 dapat segera digunakan oleh pemudik sebagai jalur alternatif yang aman dan nyaman. Koordinasi antara pihak-pihak terkait sangat penting untuk menjamin kelancaran mudik 2025,” ujar Adjib Al Hakim.
Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Proyek Tol Palembang-Betung
Untuk memastikan kesiapan dan progres kelanjutan pembangunan jalan tol ini, Komisi V DPR RI melakukan kunjungan kerja ke ruas Palembang-Betung pada 21 Februari 2025. Kunjungan ini dihadiri oleh berbagai pejabat tinggi, antara lain Roy Rizali Anwar, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Triono Junoasmono, Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum Bidang Hubungan Antar Lembaga, Ali Rachmadi, Kepala Bidang Sistem Informasi Layanan Jalan Tol BPJT, serta Basyaruddin Akhmad, Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan.
“Kami berharap dengan dukungan semua pihak, proses pembebasan lahan dapat dipercepat, sehingga pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Palembang–Betung–Jambi dapat selesai tepat waktu. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan Hutama Karya sangat penting untuk mewujudkan konektivitas yang lebih baik,” ujar Adjib Al Hakim dalam kunjungan tersebut.
Hutama Karya dan Komitmennya dalam Pembangunan Infrastruktur
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun sekitar 1.235 km jalan tol di Sumatera, baik yang telah beroperasi sepenuhnya maupun yang sedang dalam tahap konstruksi. Beberapa ruas tol yang telah beroperasi secara penuh antara lain: Tol Bakauheni – Terbanggi Besar sepanjang 140 km, Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung sepanjang 189 km, serta Tol Palembang – Indralaya sepanjang 22 km.
Hutama Karya berkomitmen untuk terus melanjutkan pembangunan infrastruktur jalan tol di pulau Sumatera dan wilayah lainnya di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antarkota, mempermudah mobilitas masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah tersebut.
“Kami akan terus bekerja keras untuk menyelesaikan proyek ini dengan tepat waktu dan memastikan bahwa jalan tol yang kami bangun dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat, terutama bagi pemudik yang akan melintas di jalur ini pada Idul Fitri 2025,” tambah Adjib.
Melalui pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ini, diharapkan konektivitas di Sumatera akan semakin kuat, dan kemacetan yang sering terjadi selama musim mudik dapat diminimalisir, memberikan kenyamanan serta mempercepat perjalanan para pemudik. Inisiatif besar ini bukan hanya akan meningkatkan infrastruktur jalan, tetapi juga mendorong kemajuan ekonomi dan sosial di wilayah Sumatera.