JAKARTA - Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, kini sedang mempersiapkan diri untuk menjadi kota kelas dunia. Ambisi ini didorong dengan strategi pemanfaatan pinjaman oleh Pemerintah Kota Surabaya untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur modern. Namun, pinjaman ini tidak hanya membangun jalan dan jembatan, melainkan juga mengejar tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang telah dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Dengan penduduk lebih dari tiga juta jiwa, Surabaya telah mengambil berbagai langkah untuk mengurangi angka kemiskinan serta membentuk lingkungan kota yang aman, nyaman, dan modern. Namun, pemenuhan ambisi tersebut menghadapi kendala besar berupa keterbatasan anggaran. Maka dari itu, pinjaman menjadi jalan keluar yang diperlukan pemerintah kota untuk memperluas manfaat bagi warga dan mengokohkan posisi Surabaya di panggung global.
Menuju Infrastruktur Modern dengan Pinjaman
Pinjaman yang diambil bukan sekadar utang, melainkan investasi untuk masa depan yang lebih baik. Menurut data yang dirangkum dari Jawa Pos, sejumlah proyek infrastruktur yang dirancang dengan pembiayaan pinjaman meliputi pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT), Jalan Lingkar Dalam Barat (JLDB), pelebaran Jalan Raya Menganti-Lidah Wetan, dan pembangunan RSUD Surabaya Selatan. Keberhasilan pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat menarik investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, berkontribusi pada pencapaian SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure) dan SDG 8 (Decent Work and Economic Growth).
Belajar dari Beberapa Kota Kelas Dunia
Untuk mewujudkan visi tersebut, Surabaya dapat belajar dari kota-kota maju lainnya yang telah sukses dalam memanfaatkan pinjaman untuk pembangunan infrastruktur mereka;
1. New York, Amerika Serikat
Kota New York menggunakan obligasi kota sebagai sumber dana untuk berbagai proyek infrastruktur. Menurut laporan Pemerintah Kota New York, obligasi ini telah digunakan untuk memperbaiki jalan, jembatan, hingga sistem penyediaan air bersih. Dengan peringkat kredit kota yang kuat, New York bisa mendapatkan pinjaman dengan suku bunga rendah, menjamin pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan efisien.
2. Melbourne, Australia
Melbourne memanfaatkan skema kemitraan publik-swasta (PPP) dalam proyek besar seperti jaringan jalan tol CityLink. Menurut analisis Regan dkk. skema ini memungkinkan sektor swasta untuk membiayai dan mengoperasikan infrastruktur dengan imbalan hak pengoperasian selama periode yang telah disepakati, sehingga mengurangi beban finansial pemerintah kota.
3. Tokyo, Jepang
Tokyo mengandalkan obligasi kota untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur besar, termasuk persiapan untuk Olimpiade. Studi Enatsu mencatat, melalui manajemen fiskal yang hati-hati dan transparan, Tokyo berhasil menjaga kepercayaan investor dan memastikan suku bunga pinjaman yang menguntungkan. Beberapa kota tersebut telah menunjukkan bagaimana pinjaman bisa menjadi alat penting untuk mempercepat pembangunan dan menjadikan mereka pusat ekonomi dunia.
Pelajaran dan Implementasi di Surabaya
Melihat contoh dari beberapa kota maju tersebut, Surabaya bisa mengadopsi kombinasi strategi sesuai dengan kondisi fiskal dan kebutuhannya. Dengan memanfaatkan pinjaman secara cerdas dan berkelanjutan, Surabaya dapat membangun infrastruktur modern yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi tetapi juga meningkatkan kesejahteraan warganya.
Surabaya harus memastikan bahwa perencanaan dan pengelolaan pinjaman dilakukan dengan baik. Hal ini akan membantu agar pinjaman tersebut tidak menjadi beban, melainkan investasi jangka panjang yang dapat berkontribusi pada transformasi kota menuju status kota kelas dunia.
Seorang pengamat ekonomi, dalam wawancaranya menyatakan, Pinjaman adalah alat yang sangat kuat jika dikelola dengan baik. Ini dapat menjadi kunci untuk membuka potensi pertumbuhan yang masif bagi Surabaya, terutama jika digunakan untuk membangun infrastruktur dasar yang dapat meningkatkan daya saing kota.
Dengan memadukan praktik terbaik dari kota-kota lain dan inovasi lokal, Surabaya sedang berada di jalur yang tepat untuk menjadi kota kelas dunia. Pada akhirnya, langkah menuju visi ini memerlukan komitmen dan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan Surabaya yang lebih baik bagi semua warganya.