Wayan Koster Termasuk Karir Politik Gubernur Bali yang Tidak Ikut Retret Kepala Daerah

Kamis, 27 Februari 2025 | 15:20:41 WIB
Wayan Koster Termasuk Karir Politik Gubernur Bali yang Tidak Ikut Retret Kepala Daerah

JAKARTA - Gubernur Bali, Wayan Koster, akhir-akhir ini menjadi sorotan setelah memutuskan untuk tidak mengikuti retret kepala daerah di Akademi Militer (Akmil) Magelang, yang juga dihadiri oleh sembilan bupati dan wali kota dari seluruh Bali. Menurut Kepala Biro Umum dan Protokol Pemerintah Provinsi Bali, I Wayan Budiasa, kesepuluh pemimpin ini seharusnya sudah berada di Yogyakarta sebelum menuju Magelang, namun keputusan Koster untuk tidak ikut menyebabkan berita ini ramai diperbincangkan.

“Yang berkaitan dengan surat ini masih belum bisa diputuskan apakah tetap retret atau tidak. Kalau teman-teman kepala daerah, bupati, wali kota kan posisinya saat ini sudah di Yogyakarta, kalau Pak Gubernur Bali rencana hari ini baru ke Yogyakarta,” ujar Budiasa ketika ditemui di Denpasar, Jumat lalu, mengisyaratkan adanya instruksi khusus dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Surat instruksi tersebut mempengaruhi keputusan Koster yang juga merupakan kader PDIP.

Keputusan Wayan Koster: Tidak Ikut Retret

Koster memutuskan untuk menunda keberangkatannya ke Yogyakarta. Sebelumnya, keberangkatannya memang telah direncanakan dengan tiket yang sudah disiapkan, namun kemudian dijadwal ulang karena kesibukannya di Jakarta mendampingi istrinya, Putri Suastini Koster, dalam pelantikan Tim Penggerak PKK di Gedung Danareksa, Jakarta Pusat pada tanggal 20 Februari 2025.

Setelah acara di Jakarta, ketika ditanya mengenai rencana mengikuti retret, Koster akhirnya memutuskan untuk kembali ke Bali dan memulai pekerjaannya dari rumah. "Baru datang kemarin malam, tugas-tugas kantor dikerjakan di rumah," ungkap Wayan Koster saat dikonfirmasi di Denpasar, Rabu, seperti yang dilaporkan oleh Antara.

Koster menegaskan bahwa ia tidak akan mengikuti retret sesi pertama dan memilih untuk bergabung dalam retret gelombang kedua, menunggu selesainya proses di Mahkamah Konstitusi yang melibatkan sekitar 40 kepala daerah dari PDIP. "(Saya) ikut gelombang kedua, menunggu selesai proses di Mahkamah Konstitusi sebanyak 40 kepala daerah," jelasnya.

Profil dan Karier Politik Wayan Koster

Wayan Koster lahir di Singaraja, Bali, pada 20 Oktober 1962. Pendidikan dasarnya diselesaikan di SD 1 Desa Sembiran pada tahun 1975, sebelum melanjutkan ke SMP Bhaktiyasa dan lulus pada tahun 1978, dan kemudian menamatkan studi menengahnya di SMAN Singaraja pada 1981. Pendidikan tingginya diraih dari Institut Teknologi Bandung (ITB), di mana ia menyelesaikan gelar sarjana pada 1987. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan pascasarjananya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) International Golden Institute Jakarta pada tahun 1995, dan berhasil meraih gelar doktor dari Universitas Negeri Jakarta pada 1999.

Sebelum terjun ke dunia politik, Koster mengawali kariernya sebagai peneliti di Balitbang Depdikbud pada periode 1988-1994 dan juga aktif mengajar di beberapa universitas ternama seperti Universitas Pelita Harapan, Universitas Tarumanegara, dan Universitas Negeri Jakarta. Dalam dunia politik, Wayan Koster mulai aktif sebagai anggota DPR RI selama tiga periode, yakni dari 2004 hingga 2019. Karier politiknya makin bersinar ketika ia terpilih sebagai Gubernur Bali periode 2018-2023, dan mengantarkan Bali kepada ketahanan dan pembangunan daerah yang berkembang pesat.

Melaju di Pilgub 2024

Pada Pilkada 2024, Koster kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Bali bersama pasangannya, I Nyoman Giri Prasta. Pasangan ini resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bali pada tanggal 29 Agustus 2024. Di tengah euforia dan dukungan dari berbagai pendukung serta simpatisan, keduanya beriringan menuju kantor KPUD dari DPD PDIP Bali.

Pasangan ini juga mendapat dukungan dari banyak partai politik di luar PDIP, termasuk Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Buruh, Partai Gelombang Rakyat Indonesia, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Ummat. Dukungan yang kuat ini menunjukkan kepercayaan besar partai-partai ini terhadap kepemimpinan Koster ke depan.

Keputusan Gubernur Bali Wayan Koster untuk tidak mengikuti sesi pertama retret kepala daerah di Magelang memberikan gambaran bahwa dirinya harus mempertimbangkan lebih banyak hal daripada sekadar kehadiran. Kepemimpinannya yang tegas dan keputusan yang matang merupakan ciri khas dari seorang Koster dalam mengelola kebijakan politiknya. Dengan dukungan partai yang solid dan kebijakan yang proaktif, Koster optimis melanjutkan perjuangannya untuk Bali di kancah politik nasional, khususnya dalam Pilkada Bali 2024 dengan memberikan layanan terbaik kepada masyarakat Bali.

Terkini