JAKARTA - Di tengah keluhan masyarakat terkait harga gas elpiji 3 kilogram yang melambung, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Banjarbaru menegaskan bahwa tidak ada kelangkaan pasokan gas yang dikenal dengan sebutan "gas melon" tersebut. Penegasan ini disampaikan oleh Kepala Disperdagin Banjarbaru, Muriani, dalam acara pasar murah bersubsidi yang digelar di halaman Kantor Kecamatan Cempaka.
Muriani menjelaskan bahwa permasalahan utama yang dihadapi masyarakat terkait gas melon adalah harga yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). “Sebenarnya stok gas melon ada, yang dipermasalahkan harganya. Jadi harganya sampai 45 ribu,” ujarnya. Harga tersebut jauh melampaui HET yang seharusnya Rp18.500 per tabung.
Dalam upaya untuk meringankan beban masyarakat, Disperdagin Banjarbaru mengadakan pasar murah bersubsidi. Selama kegiatan pasar murah ini, sedikitnya 280 tabung gas melon didistribusikan setiap harinya kepada warga dengan harga HET Rp18.500. “Ada agen yang ditunjuk dan menyediakan 280 tabung per hari selama 10 hari,” tambah Muriani, memastikan distribusi dilakukan dengan terencana untuk menjangkau sebanyak mungkin warga yang membutuhkan.
Permasalahan yang muncul, menurut Muriani, bukanlah pada distribusi atau ketersediaan stok tetapi pada tingginya harga jual di pasar. Ketika ditanya mengenai kebijakan kartu kendali yang bisa menjadi solusi untuk distribusi yang lebih tepat sasaran, Muriani menjelaskan bahwa evaluasi efektivitas kartu kendali menjadi kewenangan Pertamina sebagai penyedia utama. “Disperdagin hanya mengusahakan pengawasan untuk melayani masyarakat yang memiliki kartu kendali,” jelasnya.
Muriani mengakui bahwa Disperdagin tidak bisa melakukan intervensi langsung untuk menurunkan harga jual di pasar. Namun, pihaknya berkomitmen untuk tetap melibatkan agen yang ditunjuk Pertamina dalam distribusi melalui kegiatan seperti pasar murah ini. “Jadi salah satu upaya membantu masyarakat seperti pasar murah ini,” imbuhnya.
Pasar murah ini diharapkan bisa menjadi solusi sementara bagi warga Banjarbaru untuk mendapatkan gas melon dengan harga terjangkau. Dengan alokasi 280 tabung per hari, warga bisa menikmati harga yang sesuai HET. Muriani berharap, melalui kegiatan ini, masyarakat bisa terus mendapatkan gas melon tanpa harus terbebani dengan harga yang tinggi.
Di sisi lain, untuk jangka panjang, diperlukan solusi menyeluruh untuk memastikan harga gas melon tetap stabil dan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Muriani dan Disperdagin Banjarbaru terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait, termasuk Pertamina, untuk mencari langkah-langkah strategis dalam mengatasi permasalahan ini.
Dengan memastikan stok gas tetap ada dan upaya penjualan melalui harga murah di pasar subsidi, Disperdagin berharap dapat meringankan beban warga sambil mencari cara terbaik untuk menangani perbedaan harga yang kini ada.
Berbagai tanggapan dan harapan masyarakat menjadi perhatian utama Disperdagin Banjarbaru agar permasalahan terkait harga gas melon ini bisa segera teratasi. Upaya berkesinambungan terus diupayakan, dengan Disperdagin berperan aktif dalam memantau dan memastikan pasokan gas tersedia bagi masyarakat yang membutuhkan.