Efisiensi Anggaran Pendidikan: Harapan dan Tantangan Kabupaten Cirebon

Rabu, 19 Februari 2025 | 02:17:52 WIB
Efisiensi Anggaran Pendidikan: Harapan dan Tantangan Kabupaten Cirebon

JAKARTA - Di tengah dinamika kebijakan efisiensi anggaran yang dijalankan oleh pemerintah pusat, provinsi, hingga tingkat kabupaten, sejumlah sektor vital menghadapi potensi dampak terhadap operasionalnya. Salah satunya adalah sektor pendidikan di Kabupaten Cirebon yang kini berada di bawah naungan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, H. Ronianto. Beliau mengemukakan harapan agar kebijakan efisiensi anggaran yang dilaksanakan tidak mengganggu aktivitas penting seperti pemeliharaan, rehabilitasi sekolah, dan pembangunan ruang kelas baru (RKB).

Fokus pada Pemeliharaan dan Rehabilitasi

Efisiensi anggaran sering kali menjadi solusi untuk menyeimbangkan keuangan daerah dalam jangka pendek. Namun, sektor pendidikan menerapkan peran strategis bagi masa depan daerah, sehingga kebijakan efisiensi ini mendapatkan perhatian serius. Ronianto menekankan pentingnya mengutamakan anggaran untuk pemeliharaan dan rehabilitasi gedung sekolah yang ada, termasuk pembangunan RKB. “Kalau konsen Pak Presiden juga kan menyatakan bahwa tidak boleh ada sekolah-sekolah rusak,” ujar Ronianto.

Sejalan dengan arahan Presiden dan Gubernur Jawa Barat sebelumnya, yang menjadikan masalah perbaikan gedung sekolah prioritas dalam waktu dua tahun, Ronianto berharap bahwa anggaran untuk pendidikan, khususnya yang dialokasikan untuk rehabilitasi dan pembangunan fisik, tidak mengalami pemotongan.

Menakar Kebutuhan dan Dukungan dari DAK

Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon memetakan kebutuhan signifikan dalam hal perbaikan dan pembangunan infrastruktur pendidikan. Hingga saat ini, banyak sekolah yang masih membutuhkan perhatian dalam bentuk perbaikan fasilitas. Ronianto mencatat, anggaran dari APBD kabupaten sebelumnya hanya berkisar 20 miliar, yang dianggap belum cukup mengakomodasi kebutuhan besar ini.

Tak hanya mengandalkan APBD, Ronianto mengungkapkan bahwa pihaknya juga berencana memanfaatkan Dana Alokasi Khusus (DAK). “DAK itu tergantung ajuan, tergantung mereka melihat dapodik-nya, ketika dapodik-nya bagus ya kita kadang-kadang kecil, kadang juga naik,” jelasnya. DAK, yang bergantung pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan pengajuan dari Dinas Pendidikan, menjadi komponen krusial dalam menunjang anggaran fisik untuk pendidikan.

Mengurangi Kegiatan Lain untuk Menopang Infrastruktur

Sadar akan pentingnya penyesuaian dalam situasi efisiensi anggaran, Ronianto menyatakan kesiapan pihaknya untuk melakukan rasionalisasi terhadap kegiatan lain jika diperlukan. “Kalau untuk kegiatan-kegiatan sosialisasi dan lainnya kita bisa dikurangi. Tapi untuk kegiatan fisik, terutama untuk rehab, RKB, kami berharap bisa ditambah karena kebutuhan kita banyak,” tegasnya. Hal ini mencerminkan komitmen untuk tetap menjamin kualitas dan keberlangsungan kegiatan fisik yang berdampak langsung pada kenyamanan dan keamanan proses pembelajaran.

Dampak Luas Terhadap Kualitas Pendidikan

Keputusan terkait penyusutan atau pengalokasian kembali anggaran pendidikan tentu tidak hanya berimplikasi pada fisik bangunan sekolah tetapi secara lebih luas juga pada kualitas pendidikan yang dapat diberikan. Proses belajar mengajar yang berlangsung pada fasilitas yang memadai berpotensi meningkatkan motivasi belajar siswa dan mendukung pencapaian prestasi akademik.

Dalam jangka panjang, generasi terdidik dengan infrastruktur memadai akan memberikan cikal kemampuan tinggi dalam menghadapi tantangan global. Oleh karena itu, efisiensi anggaran diharapkan tidak mengorbankan sektor-sektor esensial meskipun penyeimbangan fiskal menjadi kebutuhan.

Kolaborasi dan Dukungan Semua Pihak

Menghadapi masa depan, keberhasilan mengelola anggaran pendidikan secara efisien tetap memerlukan kolaborasi baik dari tingkat pusat, provinsi, hingga masyarakat daerah. Semua pihak diharapkan mengambil peran aktif dalam memastikan bahwa setiap keputusan dalam pengelolaan anggaran berlandaskan kepada kepentingan jangka panjang kabupaten dan generasi mudanya.

Dengan kerja sama dan semangat bersama, diharapkan Kabupaten Cirebon bisa mencapai pembangunan yang lebih berkelanjutan dan merata tanpa mengesampingkan sektor pendidikan ini. Ronianto menutup dengan penuh optimisme, "Kita berharap tidak dipotong, kita harapkan bertambah," mengindikasikan bahwa pertumbuhan dan pemeliharaan sekolah-sekolah masih menjadi prioritas penting.

Terkini