5 Saham Papan Pengembangan Ini Menawarkan Proyeksi Dividen Menarik

Jumat, 14 Februari 2025 | 11:32:39 WIB
Menyambut 2024, 5 Saham Papan Pengembangan Ini Menawarkan Proyeksi Dividen Menarik

JAKARTA - Memasuki tahun 2024, investor saham di Indonesia semakin tertarik menilik saham-saham di papan pengembangan. Ini bukan hanya tentang potensi pertumbuhan saham, tetapi juga proyeksi dividen menarik yang ditawarkan. Dari sekian banyak, ada lima saham yang mencuri perhatian karena kombinasi inovasi dan potensi pengembalian dividen kepada pemegang saham.

1. Saham AMAG

AMAG, emiten yang menggarap sektor asuransi umum dan kesehatan, tampaknya siap memberikan kejutan positif di tahun depan. Berdasarkan laporan bulanan perusahaan hingga Desember 2024, AMAG mencatat kenaikan laba bersih sebesar 52,7 persen menjadi Rp226 miliar. Berkat performa impresif ini, AMAG mengungguli target premi 2024 sebesar Rp2,5 triliun dengan mencatat Rp2,65 triliun. AMAG juga memegang kestabilan finansial dengan Rasio Pencapaian Solvabilitas sebesar 363 persen, jauh di atas batas minimal 120 persen. "Kami memproyeksikan dividen 75 persen, yang mungkin dianggap konservatif, mengingat histori tingkat dividend payout ratio kami yang sangat fluktuatif," ujar seorang analis. Dengan asumsi ini, potensi dividen AMAG sekitar Rp33,75 per saham, menciptakan dividend yield sekitar 9,85 persen.

2. Saham ASDM

ASDM, yang serupa namun dalam skala lebih kecil dibanding AMAG, juga menunjukkan peningkatan kinerja signifikan. Laporan Desember 2024 mengungkapkan kenaikan laba bersih 25,86 persen menjadi Rp26,47 miliar. Rasio pencapaian solvabilitas ASDM tercatat 375 persen, menjamin stabilitas finansial. "Dengan pertumbuhan ini, kami memperkirakan dividen sekitar 75 persen," kata seorang pakar industri. Dividen per saham ASDM diprediksi sekitar Rp51 dengan dividend yield sekitar 10,66 persen. Namun, investor harus mewaspadai likuiditas rendah saham ini sebelum memutuskan berinvestasi.

3. Saham LPIN

Sebagai bagian dari Grup Lippo, LPIN memiliki spesialisasi di sektor komponen otomotif dengan produk utamanya, busi merek Champion. Di tahun 2024, LPIN diprediksi menunjukkan pertumbuhan laba bersih 52,63 persen menjadi Rp29 miliar. "Kami proyeksikan LPIN membagikan dividen dengan payout ratio 45 persen," kata analis pasar. Dengan asumsi ini, dividen per saham LPIN bisa mencapai Rp31, memberikan dividend yield 7,82 persen. Namun, investor perlu ingat bahwa kebijakan dividen LPIN cukup baru dan fluktuatif, menandakan potensi risiko terkait konsistensi mereka.

4. Saham CEKA

CEKA, bagian dari Grup Wilmar di bidang pengolahan minyak nabati, siap mengalami titik balik dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih 62,34 persen menjadi Rp250 miliar di tahun 2024. Meskipun selama lima tahun terakhir dividen per saham stabil di Rp100, potensi kenaikan dividen bisa lebih tinggi hingga Rp125 per saham jika mereka memutuskan menerapkan payout ratio 30 persen dari laba bersih. "Jika CEKA menaikkan dividennya, ini bisa menarik perhatian investor," ujar seorang analis pasar. Dividend yield bisa meningkat dari 5 persen hingga 6,25 persen dengan asumsi baru ini.

5. Saham DVLA

Emiten farmasi, DVLA, milik United Laboratories Inc., diproyeksikan mencatat pertumbuhan laba bersih 32,88 persen menjadi Rp194 miliar. Dengan proyeksi pembagian dividen 85 persen dari laba bersih, dividen per saham dapat mencapai Rp147. Tahun buku 2024 telah menyaksikan dividen interim Rp43 per saham dengan sisa dividen final sekitar Rp104 per saham. "DVLA, dengan kekuatannya dalam jaringan distribusi farmasi, menjadi pilihan menarik meski risiko likuiditasnya tinggi," jelas seorang pengamat industri. Dividen untuk saham ini diperkirakan mencapai yield 6,15 persen.

Dengan berbagai opsi saham dari AMAG, ASDM, LPIN, CEKA, hingga DVLA, tahun 2024 menjadi tahun yang penuh peluang bagi investor yang mencari keuntungan dari dividen. Namun, likuiditas rendah dari semua saham ini harus dijadikan pertimbangan utama sebelum berinvestasi lebih jauh. Semua skenario ini menawarkan beberapa pilihan menarik di pasar saham, tetapi kehati-hatian dalam menilai potensi risiko tetap menjadi faktor kunci untuk sukses dalam investasi.

Terkini