Pujian Tak Pernah Redup: Maldini, Nama Abadi yang Menggema di Dunia Sepak Bola

Kamis, 04 September 2025 | 09:10:22 WIB
Pujian Tak Pernah Redup: Maldini, Nama Abadi yang Menggema di Dunia Sepak Bola

JAKARTA - Dalam jagat sepak bola modern yang penuh bintang, hanya sedikit nama yang mampu bertahan melintasi generasi sebagai simbol keanggunan, loyalitas, dan kehebatan. Salah satunya adalah Paolo Maldini. Meski sudah lama menggantung sepatu, sosoknya masih begitu hidup dalam ingatan penggemar, rekan, hingga lawan di lapangan. Tidak hanya Milanisti—pendukung setia AC Milan—yang mengenangnya dengan rasa hormat, tetapi juga para legenda sepak bola dunia, mulai dari Sir Alex Ferguson hingga Sergio Ramos, yang tak segan memberi penghormatan setinggi langit pada sang kapten abadi Rossoneri.

Ketika berbicara tentang Maldini, banyak yang langsung mengaitkan dirinya dengan kesetiaan pada satu lambang: AC Milan. Sejak melakukan debut di usia belia 16 tahun hingga menutup karier di usia 41 tahun, Maldini tidak pernah mengenakan seragam lain di level klub. Selama lebih dari dua dekade, ia menjadi pilar di lini belakang, baik ketika diturunkan sebagai bek kiri maupun bek tengah. Kesetiaan itulah yang membuat AC Milan memberi penghormatan khusus dengan mempensiunkan nomor punggung 3—nomor kebesaran yang hanya bisa dipakai kembali oleh generasi Maldini berikutnya jika ada yang cukup berani melanjutkan warisan tersebut.

Namun, bukan hanya loyalitas yang membuat namanya disegani. Kualitas permainan Maldini di lapangan menjadi standar emas bagi para bek di seluruh dunia. Hal ini pula yang membuat banyak tokoh besar sepak bola dunia tak segan memberi pujian.

Pelatih legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson, misalnya, mengakui keistimewaan sang kapten Milan. Ferguson menyebut Maldini sebagai yang terbaik, menyoroti bagaimana ia mampu memulai perjalanan di usia 16 tahun dan menutupnya dengan gemilang di usia 41 tahun—prestasi luar biasa yang jarang ditemui di era sepak bola modern.

Pujian senada datang dari Carles Puyol, mantan kapten Barcelona yang dikenal sebagai sosok pemimpin tangguh di lini belakang. Tanpa ragu, Puyol menyebut Maldini sebagai bek terbaik sepanjang sejarah sepak bola. “Bek terbaik sepanjang sejarah? Bagi saya, Paolo Maldini,” kata Puyol, menegaskan betapa tinggi penghormatan seorang legenda terhadap legenda lainnya.

Bagi seorang striker, menghadapi Maldini tentu bukan pengalaman yang mudah. Ronaldo Nazario, salah satu penyerang paling ditakuti sepanjang masa, mengaku Maldini adalah lawan paling sulit yang pernah dihadapinya. Menurut Ronaldo, kecerdasan Maldini dalam membaca permainan, gerakan, serta kemampuannya beradaptasi baik sebagai bek sayap maupun bek tengah, menjadikannya benteng nyaris tak tertembus. “Bek tersulit yang pernah saya hadapi? Paolo Maldini,” tutur Ronaldo.

Bukan hanya lawan yang menaruh hormat, rekan setimnya pun merasakan dampak besar kehadiran Maldini. Andrea Pirlo, maestro lini tengah AC Milan dan tim nasional Italia, mengenang Maldini sebagai bek yang begitu cerdas, selalu tenang, dan mampu membaca jalannya pertandingan dengan luar biasa. “Seorang bek yang mampu membaca permainan dengan sangat baik, sangat cerdas, dan selalu tenang saat menguasai bola. Seorang bintang sejati,” ujar Pirlo.

Sergio Ramos, legenda Real Madrid yang juga dikenal sebagai salah satu bek terbaik era modern, tak luput memberikan penghormatan. Ia menyebut Maldini sebagai salah satu pemain favoritnya sepanjang masa. Bagi Ramos, Maldini bukan sekadar panutan di lapangan, tetapi juga figur inspiratif yang menunjukkan bagaimana seorang bek bisa memiliki kharisma layaknya seorang penyerang kelas dunia.

Kaka, mantan gelandang flamboyan yang juga pernah menyabet penghargaan pemain terbaik dunia saat berseragam AC Milan, memiliki kesan mendalam terhadap Maldini. Menurutnya, pengaruh Maldini tidak hanya terasa di lapangan, melainkan juga dalam interaksi sehari-hari dengan rekan setim maupun dengan penggemar. “Pemain yang paling memengaruhi saya adalah Paolo Maldini. Dia tahu kapan harus berbicara kepada pemain, penggemar, dan pers. Sikapnya seperti kapten,” ungkap Kaka.

Roberto Baggio, legenda Italia yang pernah berjuang bersama Maldini di tim nasional, bahkan menggunakan perbandingan unik untuk menegaskan kualitas sang bek. “Saya harus mengumpulkan 15 pemain untuk membuat satu pemain seperti Paolo Maldini,” ujar Baggio, menyiratkan betapa istimewanya kombinasi keterampilan, kecerdasan, dan kepemimpinan yang dimiliki Maldini.

Kumpulan testimoni dari para tokoh besar sepak bola tersebut menegaskan satu hal: berbicara tentang seni bertahan tidak akan lengkap tanpa menyebut nama Paolo Maldini. Ia bukan hanya benteng kokoh di lini belakang, tetapi juga simbol dedikasi dan profesionalisme. Maldini memperlihatkan bahwa menjadi bek tidak berarti sekadar menghentikan lawan, tetapi juga melibatkan kecerdasan, elegansi, dan jiwa kepemimpinan yang mampu memengaruhi seluruh tim.

Kini, meski sudah lama meninggalkan lapangan hijau, nama Maldini tetap berkibar. Ia telah menjadi ikon abadi, bukan hanya bagi AC Milan, tetapi juga bagi dunia sepak bola secara keseluruhan. Dari Ferguson hingga Ramos, dari Ronaldo hingga Kaka, semua bersuara dalam satu nada: Paolo Maldini adalah legenda sejati.

Dalam sejarah sepak bola, banyak pemain datang dan pergi, tetapi hanya sedikit yang dikenang lintas generasi. Paolo Maldini adalah salah satunya. Pujian tak pernah surut, warisan tak pernah luntur, dan nomor 3 AC Milan akan selalu melekat sebagai simbol keabadian seorang kapten yang tak tergantikan.

Terkini

12 Contoh Bisnis Jasa yang Menghasilkan Keuntungan Tinggi

Jumat, 05 September 2025 | 21:07:24 WIB

Daftar Terbaik Mobil 2 Pintu Paling Direkomendasikan

Jumat, 05 September 2025 | 20:59:45 WIB

Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?

Kamis, 04 September 2025 | 13:05:36 WIB

Begini Cara Mengatasi Hiperinflasi & Faktor Penyebabnya

Kamis, 04 September 2025 | 14:49:36 WIB

Refinancing Adalah: Definisi, Manfaat, dan Tips Melakukannya

Kamis, 04 September 2025 | 11:52:54 WIB