Fashion Anti Mainstream, Ugly Shoes Jadi Ikon Baru

Selasa, 26 Agustus 2025 | 11:07:40 WIB
Fashion Anti Mainstream, Ugly Shoes Jadi Ikon Baru

JAKARTA - Di dunia fashion, perubahan tren sering kali muncul dari sesuatu yang tak terduga. Salah satunya adalah fenomena ugly shoes—sepatu dengan desain bulky, unik, bahkan terkesan aneh yang kini menjelma sebagai simbol gaya personal. Jika dulu sepatu ini dianggap kurang estetis dan jauh dari kata elegan, kini justru tampil di panggung utama sebagai fashion statement yang berani, playful, sekaligus menantang arus utama.

Fenomena ini menunjukkan bahwa industri fashion tak lagi sekadar menekankan keserasian bentuk atau estetika klasik. Sebaliknya, ada ruang bagi “keanehan” untuk menjadi identitas gaya baru. Dari Balenciaga Triple S yang disebut sebagai pelopor, hingga Crocs dengan hiasan Jibbitz yang viral, generasi muda dan selebritas menjadikannya simbol perlawanan terhadap standar keindahan konvensional.

Dari Normcore ke Arus Utama

Tren ugly shoes sejatinya berakar pada gerakan normcore yang populer di akhir 2010-an. Estetika ini menonjolkan kesederhanaan, anti-glamour, dan tampilan sehari-hari yang justru mencuri perhatian. Balenciaga Triple S, misalnya, menjadi ikon awal yang membawa sneakers super bulky ke arus utama.

Kesuksesan itu kemudian membuka jalan bagi merek lain seperti Birkenstock Boston, Crocs, hingga Maison Margiela Tabi shoes. Perlahan, definisi “jelek” dalam fashion bergeser menjadi “unik” dan “berkelas”. Dari sinilah publik mulai melihat ugly shoes sebagai medium ekspresi, bukan sekadar alas kaki.

Margiela Tabi: Ikonik atau Aneh?

Salah satu contoh paling mencolok adalah Maison Margiela Tabi Ballet Flats. Ketika selebritas seperti Emma Chamberlain dan Zendaya mengenakannya, publik seketika terbelah. Ada yang memuji keunikannya, menyebutnya ikonik dan avant-garde, sementara sebagian lain menganggapnya terlalu aneh.

Justru di situlah kekuatan tren ini. Sepatu semacam Tabi memancing perdebatan, menimbulkan rasa ingin tahu, dan memberi pemakainya aura keberanian. Dalam dunia fashion, kontroversi bukanlah hambatan, melainkan bahan bakar untuk tetap relevan.

Artis dan Ugly Shoes: Dari Jennie BLACKPINK hingga Rihanna

Tak hanya di runway, ugly shoes juga merambah ke gaya selebritas. Bella Hadid sering tampil dengan Crocs atau clogs, Hailey Bieber memadukan dad sneakers dengan outfit kasual, sementara Justin Bieber menggandeng Crocs dalam kolaborasi yang sukses. Rihanna pun kerap menjadikannya sentuhan bold dalam streetwear.

Salah satu momen viral datang dari Jennie BLACKPINK yang mengenakan Vibram V-Soul FiveFingers di bandara. Meski sepatu ini dirancang untuk olahraga ringan seperti yoga atau pilates, Jennie membawanya keluar dari konteks fungsional dan menjadikannya pernyataan fashion. Dengan langkah berani itu, ia mempertegas citranya sebagai artis yang gemar mengambil risiko gaya.

Bisnis di Balik Fenomena “Aneh”

Lebih dari sekadar estetika, ugly shoes terbukti menjadi bisnis besar. Menurut laporan Forbes, merek alas kaki yang menekankan kenyamanan mencatat rekor penjualan berkat strategi pemasaran yang tepat dan perubahan preferensi konsumen.

Birkenstock melaporkan pendapatan USD 524 juta pada kuartal pertama, naik 22% year-on-year.

Hoka, merek milik Deckers Brands, berhasil menembus USD 533 juta dengan kenaikan 34%, bahkan digemari non-pelari.

Crocs mencatat penjualan USD 939 juta pada periode yang sama, terdorong oleh kolaborasi kreatif.

Data ini membuktikan bahwa kenyamanan dan kreativitas bisa menjadi kombinasi ampuh dalam industri fashion. Sepatu yang dulunya dianggap “jelek” kini justru menjadi mesin pertumbuhan.

Kolaborasi dan Inovasi

Tren ugly shoes juga melahirkan kolaborasi menarik, salah satunya Melissa x Diesel yang menghadirkan Melissa Quantum Sneaker + Diesel. Dengan harga IDR 3,7 juta, sneakers ini memadukan parametric design dan optical art, serta material ramah lingkungan berbasis biodegradable EVA. Produk ini mencerminkan tren baru: tidak hanya unik secara estetika, tapi juga selaras dengan nilai keberlanjutan yang diusung Gen Z.

Tak ketinggalan, berbagai rilisan lain juga populer:

-Maison Margiela Tabi Ballet Flats (USD 650–850)

-Balenciaga Triple S Sneakers (USD 1.100)

-Krispy Kreme x Crocs Classic Clogs (Rp 1.799.000)

-Birkenstock Boston Clogs (USD 150)

-MSCHF Big Red Boots (USD 350)

-Vibram V-Soul FiveFingers (USD 125–150)

Semua model ini memiliki satu benang merah: mereka menantang norma estetika, namun tetap laku keras di pasaran.

Filosofi: Kenyamanan dan Kebebasan

Tren ugly shoes tidak sekadar fenomena sesaat. Ia mencerminkan perubahan budaya mode yang lebih menekankan kenyamanan, kejujuran, dan kebebasan berekspresi. Di tengah standar estetika yang sering membatasi, sepatu-sepatu “aneh” ini justru menawarkan ruang untuk tampil apa adanya.

Pesannya sederhana: gaya terbaik bukanlah yang terlihat paling indah menurut orang lain, melainkan yang membuat pemakainya nyaman dan percaya diri.

Dengan demikian, ugly shoes telah melampaui label “aneh” yang melekat pada namanya. Dari panggung runway, gaya selebritas, hingga rak-rak toko internasional, tren ini menandai era baru di mana fashion bukan lagi soal kesempurnaan visual, melainkan keberanian menunjukkan keunikan diri.

Terkini

12 Contoh Bisnis Jasa yang Menghasilkan Keuntungan Tinggi

Jumat, 05 September 2025 | 21:07:24 WIB

Daftar Terbaik Mobil 2 Pintu Paling Direkomendasikan

Jumat, 05 September 2025 | 20:59:45 WIB

Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?

Kamis, 04 September 2025 | 13:05:36 WIB

Begini Cara Mengatasi Hiperinflasi & Faktor Penyebabnya

Kamis, 04 September 2025 | 14:49:36 WIB

Refinancing Adalah: Definisi, Manfaat, dan Tips Melakukannya

Kamis, 04 September 2025 | 11:52:54 WIB