Vaksin HPV Aman, Kemenkes Tegaskan Hoaks Mandul Tidak Benar

Selasa, 26 Agustus 2025 | 13:17:06 WIB
Vaksin HPV Aman, Kemenkes Tegaskan Hoaks Mandul Tidak Benar

JAKARTA - Kabar yang kembali ramai beredar mengenai vaksin Human Papiloma Virus (HPV) pada anak perempuan yang konon dapat menyebabkan kemandulan kembali memicu kekhawatiran di masyarakat. Fenomena ini mendorong sejumlah orang tua menunda atau menolak imunisasi, padahal tujuan utama vaksin HPV adalah untuk melindungi generasi muda dari risiko kanker serviks di masa depan.

Menanggapi isu yang beredar luas di media sosial dan pesan berantai tersebut, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Aji Muhawarman, memastikan bahwa klaim itu tidak benar. “Itu hoaks lama,” tegas Aji. Pernyataan ini menjadi pengingat penting bahwa masyarakat perlu menyaring informasi kesehatan dari sumber resmi sebelum mengambil keputusan terkait imunisasi anak.

Aji menegaskan bahwa vaksin HPV telah terbukti aman dan efektif. Seperti vaksin lainnya, HPV memang dapat menimbulkan efek samping ringan, namun bukan sesuatu yang membahayakan. Reaksi lokal yang umum muncul meliputi kemerahan di lokasi suntikan, sedikit pembengkakan, dan rasa nyeri ringan. Efek ini biasanya muncul dalam satu hari setelah imunisasi dan bisa berlangsung hingga tiga hari. Sedangkan reaksi umum dapat berupa demam ringan, yang merupakan tanda bahwa tubuh sedang membangun respons kekebalan.

Penting untuk dipahami bahwa vaksin HPV dirancang khusus untuk mencegah infeksi virus yang menjadi penyebab utama kanker serviks. Pemberian vaksin ini pada anak perempuan yang berusia 9-13 tahun sebanyak dua dosis dapat memberikan perlindungan hingga hampir 100 persen. Hal ini menunjukkan bahwa imunisasi HPV bukan sekadar prosedur medis, melainkan investasi jangka panjang bagi kesehatan perempuan di Indonesia.

Sejak 2023, Indonesia memasukkan vaksin HPV ke dalam program imunisasi nasional, menunjukkan komitmen pemerintah dalam menurunkan angka kasus kanker serviks. “Pemberian vaksin ini adalah langkah strategis dalam upaya pencegahan kanker serviks yang nyata,” ujar Aji. Program imunisasi ini diberikan melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) setiap bulan Agustus di seluruh sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah atau setara, sehingga menjangkau banyak anak perempuan sebelum memasuki masa remaja.

Hingga kini, lebih dari 135 negara telah menerapkan vaksin HPV dalam program imunisasi nasional mereka. Di antaranya adalah Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Indonesia pun mengikuti jejak negara-negara tersebut dengan harapan dapat menekan angka kematian akibat kanker serviks di masa depan. Keberhasilan program imunisasi nasional ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat dan kesadaran orang tua untuk melindungi anak-anak mereka.

Masyarakat perlu menyadari bahwa penolakan terhadap vaksin berdasarkan informasi yang tidak benar justru akan membahayakan kesehatan anak-anak. Kemenkes secara aktif berupaya membangun literasi kesehatan masyarakat agar informasi yang diterima lebih akurat dan menyehatkan. Selain mengedukasi melalui sekolah, kementerian juga memanfaatkan berbagai media sosial untuk memberikan edukasi, menjawab pertanyaan, dan menangkal hoaks yang beredar.

Kemenkes menekankan bahwa vaksin HPV bukanlah sesuatu yang eksperimental atau baru. Sejumlah penelitian global telah membuktikan keamanan dan efektivitasnya selama lebih dari satu dekade. Reaksi minor yang muncul pada sebagian anak adalah bagian dari proses tubuh membangun kekebalan, bukan tanda adanya risiko kemandulan. “Vaksin ini tidak akan memengaruhi kesuburan di kemudian hari. Ini informasi penting yang perlu dipahami masyarakat,” jelas Aji.

Selain itu, program imunisasi HPV di Indonesia diselenggarakan dengan protokol kesehatan yang ketat, pengawasan dari tenaga medis profesional, dan pencatatan yang rapi. Anak-anak yang divaksin akan dipantau untuk reaksi pasca-imunisasi, sehingga setiap efek samping dapat segera ditangani. Pendekatan ini memastikan keamanan dan kenyamanan peserta program.

Kemenkes juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak saat imunisasi. Orang tua dianjurkan memberikan dukungan dan penjelasan agar anak merasa tenang dan percaya diri. Edukasi yang tepat tentang manfaat vaksin HPV dapat menumbuhkan kesadaran sejak dini, sehingga anak dan keluarga dapat menjalani imunisasi dengan tenang dan aman.

Dengan adanya program imunisasi HPV, Indonesia berharap dapat menurunkan angka kasus kanker serviks secara signifikan dalam 10-20 tahun ke depan. Keberhasilan ini tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada masyarakat yang mau menerima dan mendukung program kesehatan anak yang berbasis bukti ilmiah.

Menyikapi hoaks yang kembali beredar, Kemenkes mengingatkan masyarakat untuk selalu mencari informasi dari sumber resmi dan ahli kesehatan. Dengan pemahaman yang tepat, imunisasi HPV dapat diterima sebagai bagian dari perlindungan kesehatan anak dan investasi masa depan perempuan Indonesia.

Terkini

12 Contoh Bisnis Jasa yang Menghasilkan Keuntungan Tinggi

Jumat, 05 September 2025 | 21:07:24 WIB

Daftar Terbaik Mobil 2 Pintu Paling Direkomendasikan

Jumat, 05 September 2025 | 20:59:45 WIB

Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?

Kamis, 04 September 2025 | 13:05:36 WIB

Begini Cara Mengatasi Hiperinflasi & Faktor Penyebabnya

Kamis, 04 September 2025 | 14:49:36 WIB

Refinancing Adalah: Definisi, Manfaat, dan Tips Melakukannya

Kamis, 04 September 2025 | 11:52:54 WIB