Tantrum adalah: Ciri, Penyebab, hingga Cara Mengatasinya

Bru
Jumat, 22 Agustus 2025 | 08:26:55 WIB
tantrum adalah

Tantrum adalah istilah yang sering muncul dalam percakapan sehari-hari, terutama saat membahas dinamika hubungan. 

Dalam konteks bahasa gaul, kata ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tiba-tiba meluapkan emosi secara berlebihan, biasanya karena keinginan atau harapan mereka tidak terpenuhi. 

Meskipun sering diasosiasikan dengan perilaku anak-anak, kenyataannya ledakan emosi semacam ini juga bisa dialami oleh orang dewasa.

Pembahasan ini akan mengulas lebih dalam mengenai makna tantrum dalam penggunaan informal, mengenali tanda-tandanya, memahami penyebab di balik perilaku tersebut, dan tentu saja, mencari cara yang tepat untuk menghadapinya. 

Dengan memahami hal ini, kamu bisa lebih bijak dalam mengelola emosi, baik dalam hubungan pribadi maupun sosial.

Tantrum adalah bentuk ekspresi emosi yang perlu dikenali dan ditangani dengan bijak agar tidak merusak komunikasi dan hubungan yang sedang dijalani.

Tantrum adalah

Dalam istilah sehari-hari yang digunakan secara informal, tantrum adalah bentuk ledakan emosi yang muncul secara tiba-tiba, seperti rasa marah, kecewa, atau frustrasi yang berlebihan. 

Reaksi ini sering kali disertai dengan perilaku yang tidak terkendali, misalnya mendadak diam, menangis, menggerutu, atau menunjukkan sikap pasif-agresif. 

Istilah ini biasanya digunakan untuk menggambarkan seseorang yang kesulitan mengatur emosinya, terutama saat menghadapi situasi yang tidak sesuai harapan.

Walaupun awalnya dikaitkan dengan perilaku anak-anak yang sedang rewel, kini istilah tersebut juga digunakan untuk menjelaskan respons emosional orang dewasa yang kehilangan kendali. 

Contohnya, ketika seseorang bereaksi secara berlebihan hanya karena antrean panjang atau pesanan makanan yang tidak sesuai, perilaku tersebut sering dianggap sebagai bentuk tantrum. 

Orang yang mengalami hal semacam ini umumnya sulit untuk menenangkan diri, dan hal itu bisa memicu ketegangan dalam interaksi sosial.

Dengan demikian, dalam konteks bahasa gaul, tantrum tidak lagi terbatas pada anak kecil yang menangis atau bersikap rewel, tetapi juga mencakup perilaku emosional orang dewasa yang meledak tanpa kendali.

Ciri-ciri Orang Tantrum

Memahami perilaku pasangan saat mereka sedang berada dalam kondisi emosional yang tidak stabil dapat membantumu merespons dengan lebih bijak. 

Berikut ini adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa pasanganmu mungkin sedang mengalami ledakan emosi:

Cepat Tersulut Amarah dan Mudah Merasa Kesal 

Seseorang yang sedang berada dalam kondisi emosional ekstrem biasanya menunjukkan kemarahan atau rasa frustrasi yang berlebihan, bahkan terhadap hal-hal kecil. 

Ketika situasi tidak berjalan sesuai harapan, mereka bisa langsung bereaksi dengan membentak atau terus-menerus mengeluh.

Kesulitan Mengendalikan Perasaan 

Salah satu ciri utama dari kondisi emosional yang tidak terkendali adalah ketidakmampuan untuk menahan luapan perasaan. 

Pasanganmu mungkin berbicara dengan suara keras, menangis, atau berteriak tanpa mampu menjelaskan secara logis alasan di balik kemarahannya.

Ucapan yang Menyakiti Perasaan 

Dalam kondisi seperti ini, mereka bisa melontarkan kata-kata yang tajam dan menyakitkan. 

Kalimat-kalimat tersebut sering kali tidak mencerminkan maksud sebenarnya, melainkan muncul sebagai pelampiasan dari emosi yang tidak tertata dengan baik.

Cenderung Menyalahkan Orang Lain 

Ketika sedang berada dalam kondisi emosional yang meledak-ledak, pasanganmu mungkin akan mencari pihak lain untuk dipersalahkan. 

Bisa jadi kamu, orang di sekitar, atau bahkan keadaan tertentu dianggap sebagai penyebab utama dari ketidaknyamanan yang mereka rasakan, tanpa mempertimbangkan kontribusi mereka sendiri terhadap situasi tersebut.

Cenderung Menghindari Pembicaraan Rasional  

Ketika sedang mengalami ledakan emosi, pasangan biasanya enggan diajak berbicara secara logis. Mereka akan menjauh atau bahkan menolak untuk membahas masalah dengan tenang. 

Emosi yang sedang memuncak membuat mereka sulit berpikir jernih dan terbuka dalam berdiskusi.

Perubahan Sikap Secara Drastis  

Sikap yang berubah secara tiba-tiba juga bisa menjadi tanda ledakan emosi. Pasangan yang sebelumnya tenang bisa langsung berubah menjadi sangat emosional, bahkan bersikap seolah-olah sedang menghadapi bencana besar, padahal penyebabnya bisa jadi hal sepele.

Mencari Perhatian  

Ledakan emosi juga bisa muncul dalam bentuk usaha menarik perhatian. Pasangan mungkin menunjukkan perilaku dramatis, seperti bereaksi berlebihan atau mengeluh dengan suara keras, dengan harapan kamu segera memahami dan memberikan perhatian lebih.

Jika kamu mulai melihat tanda-tanda tersebut pada pasangan, penting untuk memberinya ruang dan waktu agar bisa menenangkan diri.

Menghadapi situasi seperti ini dengan kesabaran dan empati dapat membantu meredakan ketegangan tanpa memperburuk keadaan.

Penyebab Orang Tantrum

Alasan seseorang mengalami ledakan emosi bisa berbeda-beda, tergantung pada kondisi pribadi dan situasi yang sedang dihadapi. 

Meski begitu, ada beberapa penyebab umum yang sering memicu reaksi emosional berlebihan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Berikut penjelasannya:

Kelelahan dan Tekanan Mental 

Salah satu pemicu utama adalah rasa lelah, baik secara fisik maupun emosional. Ketika seseorang merasa sangat letih atau tertekan, kemampuan mereka untuk mengendalikan emosi jadi menurun. 

Kondisi ini membuat mereka merasa kewalahan dan tidak sanggup menghadapi tantangan, sehingga bisa memicu ledakan emosi.

Merasa Diabaikan atau Tidak Dihargai 

Kurangnya perhatian atau pengakuan juga bisa menjadi pemicu. Individu yang sangat membutuhkan validasi emosional bisa bereaksi secara berlebihan ketika merasa diabaikan.

Mereka mungkin menunjukkan perilaku ekstrem sebagai cara untuk menarik perhatian dari orang di sekitarnya.

Keinginan yang Tidak Tercapai 

Ketika harapan atau keinginan tidak terpenuhi, seseorang bisa merasa kecewa dan frustrasi. Hal ini bisa terjadi karena ekspektasi yang tidak sesuai dengan kenyataan, atau karena merasa ada hambatan dari orang lain atau situasi tertentu. 

Ketidakmampuan untuk mewujudkan keinginan tersebut dapat memicu reaksi emosional yang intens.

Rasa Tidak Berdaya dan Kehilangan Kendali 

Perasaan tidak mampu mengendalikan keadaan juga bisa menjadi penyebab. Dalam situasi yang penuh tekanan atau tidak terduga, seseorang bisa merasa kehilangan kendali atas hidupnya. 

Perasaan ini sering kali menimbulkan frustrasi yang kemudian diluapkan dalam bentuk ledakan emosi.

Ketidakmampuan Menyampaikan Perasaan  

Sebagian orang mengalami hambatan dalam mengungkapkan emosi mereka secara jelas. 

Ketika tidak tahu cara menyalurkan amarah, kesedihan, atau rasa kecewa dengan cara yang sehat, mereka bisa merasa tertekan dan akhirnya meluapkan emosi secara tidak terkendali.

Masalah Hubungan atau Komunikasi yang Buruk  

Konflik dalam hubungan, baik itu dengan pasangan, keluarga, maupun teman, dapat memicu reaksi emosional yang kuat. 

Ketika komunikasi tidak berjalan baik atau masalah tidak terselesaikan, seseorang bisa merasa gelisah, marah, atau tersakiti, dan melampiaskannya melalui ledakan emosi.

Masalah Kesehatan Mental  

Pada sebagian individu, ledakan emosi bisa berkaitan dengan kondisi psikologis seperti kecemasan, depresi, atau gangguan pengendalian impuls. 

Gangguan ini dapat mengganggu kemampuan mereka dalam mengelola perasaan, sehingga lebih rentan terhadap reaksi emosional yang meledak.

Perubahan Besar dalam Hidup  

Peristiwa besar seperti pindah tempat tinggal, kehilangan pekerjaan, perceraian, atau kematian orang terdekat bisa menambah beban emosional. 

Ketika perubahan tersebut datang secara tiba-tiba atau sulit diterima, seseorang bisa merasa tidak stabil dan bereaksi dengan luapan emosi sebagai bentuk respons terhadap tekanan yang dirasakan.

Berbagai pemicu ini menunjukkan pentingnya kemampuan untuk mengelola perasaan dan menghadapi tekanan dengan cara yang sehat. 

Memahami latar belakang dari ledakan emosi dapat membantu kamu atau orang lain untuk menanganinya dengan lebih tenang dan bijaksana.

Cara Mengatasi Sifat Tantrum

Mengatasi ledakan emosi, baik pada diri sendiri maupun orang lain, membutuhkan pendekatan yang penuh kesabaran dan pengertian. 

Reaksi emosional seperti ini sering kali dipicu oleh berbagai hal, seperti rasa lelah, frustrasi, atau kesulitan dalam mengekspresikan perasaan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghadapi situasi tersebut secara efektif:

1. Kenali Pemicunya 

Langkah awal yang penting adalah memahami apa yang menyebabkan emosi tersebut muncul. Coba tanyakan pada diri sendiri atau orang yang sedang mengalami ledakan emosi, “Apa yang membuat kamu merasa marah atau kecewa?” 

Mengetahui akar masalah akan memudahkan dalam mencari solusi dan mencegah kejadian serupa di kemudian hari.

2. Gunakan Nada Bicara yang Tenang dan Penuh Empati 

Saat seseorang sedang berada dalam kondisi emosional tinggi, mereka biasanya sulit untuk mendengarkan atau berpikir dengan jernih. Dalam kondisi seperti ini, berbicara dengan nada lembut dan penuh empati bisa sangat membantu. 

Dengarkan tanpa menghakimi, dan tunjukkan bahwa kamu memahami perasaan mereka, meskipun tidak selalu menyetujui cara mereka mengekspresikannya.

3. Berikan Waktu untuk Menenangkan Diri 

Memberikan ruang dan waktu kepada orang yang sedang mengalami ledakan emosi bisa menjadi langkah yang tepat. Kondisi seperti ini sering muncul karena seseorang merasa kewalahan. 

Dengan memberi kesempatan untuk menenangkan diri, seperti berjalan sebentar, duduk tenang, atau menyendiri sejenak, mereka bisa mengatur ulang emosinya sebelum melanjutkan pembicaraan atau mencari solusi.

4. Arahkan ke Percakapan yang Lebih Logis 

Setelah emosi mulai mereda, ajak mereka untuk berbicara secara lebih rasional. Bantu mereka memahami perasaan yang sedang dialami dengan cara yang lebih sehat. 

Misalnya, kamu bisa mengatakan, “Saya tahu ini membuatmu sangat kesal. Mari kita cari jalan keluar yang bisa membantu.” Pendekatan ini memberi mereka rasa kendali dan membantu mengalihkan fokus dari emosi yang sebelumnya meledak.

5. Teknik Pernapasan dan Relaksasi  

Bagi individu yang rentan terhadap ledakan emosi, mempelajari teknik pernapasan atau relaksasi bisa sangat membantu. Bernapas secara perlahan dan dalam, atau melakukan latihan kesadaran penuh, dapat menenangkan tubuh dan pikiran. 

Saat emosi mulai meningkat, mengajak seseorang untuk fokus pada napas atau sensasi tubuhnya bisa membantu mereka kembali tenang.

6. Beri Apresiasi atas Perubahan yang Positif  

Ketika seseorang berhasil mengendalikan emosinya atau merespons situasi dengan cara yang lebih sehat, penting untuk memberikan pujian atau pengakuan. 

Hal ini dapat memperkuat perilaku positif dan mendorong kesadaran akan cara yang lebih baik dalam mengekspresikan perasaan. Contohnya, “Aku bangga kamu bisa tetap tenang dan menyampaikan pendapatmu dengan jelas, itu kemajuan besar.”

7. Temukan Solusi yang Realistis  

Setelah suasana hati mulai stabil, ajak untuk mencari langkah konkret dalam menyelesaikan masalah yang memicu emosi. 

Jika penyebabnya adalah tekanan pekerjaan atau konflik dalam hubungan, diskusikan tindakan nyata yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan. Pendekatan ini lebih efektif daripada hanya berfokus pada perasaan yang muncul.

8. Dapatkan Bantuan Profesional  

Jika ledakan emosi terjadi secara berulang atau sangat intens, mungkin ada kondisi psikologis yang perlu ditangani lebih serius. 

Dalam situasi seperti ini, berkonsultasi dengan psikolog atau konselor bisa memberikan panduan dan strategi yang tepat untuk mengelola perasaan secara lebih sehat.

9. Latih Kesabaran  

Kesabaran adalah elemen penting dalam menghadapi perilaku emosional yang tidak stabil. 

Proses perubahan membutuhkan waktu, dan kadang perlu beberapa kali pendekatan sebelum seseorang benar-benar mampu mengatur emosinya. Tetaplah tenang dan konsisten dalam memberikan dukungan.

Mengelola ledakan emosi memang bukan hal yang sederhana, namun dengan strategi yang tepat dan kesabaran, kamu bisa membantu diri sendiri maupun orang lain untuk merespons perasaan dengan cara yang lebih sehat. 

Sebagai penutup, tantrum adalah bentuk ekspresi emosi yang bisa diubah seiring waktu, terutama jika didampingi dengan dukungan yang tulus.

Terkini