Daftar Rekomendasi Makanan Khas Jakarta Terenak dan Populer

Bru
Selasa, 19 Agustus 2025 | 09:45:54 WIB
makanan khas Jakarta

Makanan khas Jakarta selalu menarik untuk dieksplorasi karena keunikan rasa dan rempahnya yang khas. 

Indonesia terkenal dengan kekayaan alam, flora, dan fauna yang menakjubkan, sehingga banyak wisatawan asing datang untuk menikmati keindahan sekaligus kulinernya. 

Tak kalah dari keindahan alam dan budaya, Jakarta juga menawarkan ragam kuliner yang kaya cita rasa rempah.

Jakarta, ibu kota Indonesia, secara resmi dikenal sebagai Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau DKI Jakarta. Kota ini pernah memiliki beberapa nama di masa lalu, termasuk Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia. 

Selain menjadi pusat politik, bisnis, dan budaya, Jakarta juga menampung berbagai kantor pemerintahan.

Di balik hiruk-pikuknya, Jakarta menyimpan banyak makanan khas yang wajib dicoba. Beberapa di antaranya jarang ditemui atau diketahui oleh wisatawan, tetapi setiap sajian menyimpan rasa yang lezat dan kaya.

Artikel ini akan membahas beragam makanan khas Jakarta yang sering terlupakan, agar kamu bisa lebih mengenal kekayaan kuliner kota ini.

Rekomendasi Makanan Khas Jakarta

Rekomendasi makanan khas Jakarta menampilkan cita rasa unik dan autentik yang wajib dicoba oleh siapa pun.

Kerak Telor

Kerak telor merupakan salah satu kuliner ikonik Jakarta yang biasanya muncul saat perayaan ulang tahun kota, terutama di Pekan Raya Jakarta (PRJ). 

Hidangan ini dibuat dari telur ayam atau bebek, beras, dan serundeng, dengan proses unik menggunakan arang. 

Beras dimasak di atas tungku arang hingga menjadi aron nasi, kemudian dicampur rata dengan telur dan bumbu seperti garam, lada, serta penyedap rasa. Setelah tercampur, aron nasi dibentuk lebar agar matang merata di atas arang. 

Hasil panggangan berwarna kecoklatan, lalu disajikan dengan serundeng kelapa dan taburan bawang goreng sebagai topping. Nama “kerak” berasal dari tekstur nasi yang mengeras menyerupai kerak ketika dimasak bersama telur.

Soto Betawi

Soto betawi menjadi kuliner khas Jakarta berikutnya yang berbeda dari soto pada umumnya karena kuah santannya yang kental dan gurih. Biasanya berisi daging sapi, jeroan, dan kikil, meski ada versi dengan daging ayam. 

Meski topping diganti, asalkan kuahnya santan kental, tetap dikategorikan sebagai soto betawi. Beberapa masyarakat memodifikasi kuah dengan mengganti santan kelapa menggunakan susu sapi, namun rasa tetap kaya dan unik. 

Hidangan ini paling nikmat disantap dengan nasi hangat dan sambal, serta dilengkapi irisan daun bawang, bawang goreng, emping, dan jeruk limau sebagai pelengkap.

Roti Buaya

Roti buaya merupakan simbol setia dalam pernikahan adat Jakarta, terinspirasi dari buaya yang dikenal setia pada pasangannya sepanjang hidup. Dalam pernikahan adat, roti ini melambangkan harapan agar pasangan juga saling setia. 

Roti buaya menjadi bagian penting dalam prosesi pernikahan sebagai simbol kesetiaan, bukan berupa buaya sungguhan. 

Fenomena menarik muncul ketika istilah “buaya” dipakai untuk lelaki yang gemar mengejar wanita, padahal hewan buaya dikenal sangat setia. 

Roti buaya tetap menjadi salah satu kuliner khas yang berasal dari Jakarta, baik sebagai simbol budaya maupun sajian istimewa.

Nasi Uduk

Nasi uduk adalah salah satu kuliner legendaris Jakarta yang wajib dicoba. Meskipun penjualnya kini tersebar di berbagai daerah Indonesia, asal-usul nasi uduk memang dari Jakarta. 

Hidangan ini dikenal dengan nasi yang gurih dan aromanya menggoda, karena dimasak dengan santan dan rempah-rempah seperti lengkuas, daun salam, sereh, dan daun jeruk. 

Nasi uduk biasanya disajikan dengan pelengkap seperti semur jengkol, semur tahu, telur balado, telur dadar, sambal, bihun goreng atau mie goreng, bawang goreng, dan kerupuk. 

Saat ini nasi uduk menjadi santapan sehari-hari, mulai dari sarapan hingga makan malam, dan makin nikmat jika dinikmati bersama bakwan dan sambal kacang serta teh hangat.

Lontong Sayur

Lontong sayur juga termasuk kuliner khas Jakarta yang familiar, terutama saat hari raya lebaran. Di DKI Jakarta, penjual lontong sayur mudah ditemukan baik siang maupun sore hari. 

Hidangan ini terdiri dari lontong yang disiram kuah santan kental berisi berbagai sayur dan rempah, ada yang kuahnya kuning mirip kari, ada pula yang agak merah karena cabai dan rempah. 

Cabai di sini tidak membuat pedas, tetapi menambah rasa gurih kuah. Isi kuah biasanya labu siam, tempe, pepaya muda, bihun, dan terkadang tahu, telur rebus, atau potongan ayam sesuai resep penjual. 

Lontong sayur lazim dijadikan menu sarapan atau makan malam dan porsinya yang cukup banyak membuat kenyang.

Soto Tangkar

Soto tangkar sering kali disamakan dengan soto betawi, namun keduanya berbeda dalam rempah. 

Soto tangkar menggunakan rempah dasar seperti daun salam, sereh, dan lengkuas, sama seperti soto betawi, tetapi tambahan jinten dan kapulaga membuat rasanya berbeda. 

Meskipun mirip, kedua soto ini tetap jadi favorit masyarakat karena rasa gurihnya yang khas. Soto tangkar paling pas disajikan dengan nasi hangat, jeruk limau atau jeruk nipis, sambal, dan emping sebagai pelengkap. 

Hidangan ini mudah ditemui di berbagai daerah, sama populer dan nikmatnya dengan soto betawi.

Semur Jengkol

Semur jengkol sering dihindari karena aromanya yang tajam. Namun, jika dimasak dengan tepat, baunya bisa hilang sepenuhnya. 

Salah satu cara adalah merendam jengkol semalaman dengan air dan bubuk kopi, kemudian merebusnya lagi bersama daun salam, daun sereh, dan kopi. 

Teknik ini membuat jengkol lebih empuk sekaligus mengurangi bau yang kurang sedap, sehingga rasanya lebih nikmat dan tetap mempertahankan cita rasa khasnya.

Tape Uli

Tape uli merupakan kuliner khas Jakarta yang biasanya hadir saat perayaan lebaran, melambangkan persaudaraan dan kebersamaan. 

Tape terbuat dari beras ketan hitam yang dikukus, dicampur ragi, lalu difermentasi hingga memiliki rasa asam, manis, dan sedikit berair. 

Sementara uli dibuat dari beras ketan putih yang dikukus, ditumbuk halus, dicampur parutan kelapa, direbus kembali, dan dibentuk sebelum dibungkus daun pisang. 

Tape dan uli bisa dinikmati terpisah atau disatukan; uli dapat dibakar atau digoreng, dan jika dipadukan dengan tape, menciptakan kombinasi rasa yang sempurna. 

Rasanya yang unik dan teksturnya yang gurih membuat banyak orang langsung jatuh cinta dengan tape uli.

Dodol Betawi

Dodol adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang memiliki banyak varian, termasuk dodol Garut dan dodol Betawi. Dodol identik dengan warna coklat dan rasa manis yang khas. 

Tekstur dodol yang legit dan kenyal membuatnya mudah dikenali oleh masyarakat, baik lokal maupun mancanegara. 

Di Jakarta, dodol Betawi memiliki makna simbolis sebagai lambang gotong royong karena proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni sekitar tujuh hingga sepuluh jam.

Perbedaan utama antara dodol Betawi dan dodol Garut terletak pada proses akhir pembuatannya. Dodol Garut setelah selesai dibuat akan dicetak, kemudian dicelup ke dalam cairan gula putih sebelum dibungkus atau dikemas. 

Proses pencelupan ini bertujuan menambah tekstur dodol sehingga bagian luar terlihat lebih keras dan saat digigit terasa berbeda. 

Sementara dodol Betawi langsung dicetak dan dibungkus tanpa melalui pencelupan gula, sehingga teksturnya lebih lengket dan kenyal dibandingkan dodol Garut.

Saat ini, dodol Betawi termasuk kuliner khas Jakarta yang sulit ditemukan. Produksinya biasanya hanya dilakukan untuk acara tertentu dengan skala perayaan yang besar atau bersifat nasional. 

Meskipun demikian, masih ada banyak komunitas yang memproduksi dodol, salah satunya adalah masyarakat Tionghoa yang tetap membuat dodol untuk keperluan acara adat seperti Imlek atau perayaan lainnya.

Apakah kamu sudah pernah mencicipi kelezatan dodol Betawi dan merasakan legitnya tekstur khas dari makanan tradisional Jakarta ini?

Sebagai penutup, makanan khas Jakarta menyimpan beragam rasa unik dan tradisi, membuat setiap suapan menjadi pengalaman kuliner yang tak terlupakan di ibu kota.

Terkini