Fungsi Kolam Pemberokan Ikan, Jenis, dan Cara Melakukannya

Bru
Senin, 11 Agustus 2025 | 07:09:24 WIB
fungsi kolam pemberokan ikan

Fungsi kolam pemberokan ikan penting dalam budidaya karena membantu bersihkan sistem cerna dan tingkatkan kualitas ikan.

Meski bagi sebagian orang terdengar asing, kolam jenis ini sangat dibutuhkan oleh para pembudidaya ikan yang ingin memastikan mutu panennya tetap terjaga.

Kolam ini bukan hanya sekadar lokasi sementara sebelum ikan dijual. 

Justru, di sinilah tahap akhir yang sangat menentukan kualitas ikan saat diterima oleh pembeli. Di kolam ini, ikan akan “diistirahatkan” sejenak, sehingga sistem pencernaannya menjadi lebih bersih, aroma lumpur berkurang, dan tekstur dagingnya meningkat dari segi mutu.

Jadi, sangat penting bagi siapa pun yang berkecimpung di bidang perikanan untuk memahami secara menyeluruh fungsi kolam pemberokan ikan dan manfaatnya dalam menjaga kualitas hasil budidaya.

Pengertian Kolam Pemberokan

Kolam jenis ini dirancang khusus sebagai tempat sementara untuk menempatkan ikan setelah dipanen dari kolam utama, sebelum akhirnya dipasarkan atau dikirim ke konsumen. 

Tujuan utamanya adalah membantu membersihkan sistem pencernaan ikan dari sisa makanan serta kotoran, sekaligus mengurangi bau tanah atau rasa tak sedap yang mungkin terdapat pada dagingnya. 

Supaya peran kolam ini berjalan optimal, ada beberapa syarat teknis yang perlu diperhatikan:

Air Bersih dan Mengalir Diperlukan

Kondisi air harus terjaga kebersihannya, bebas dari kontaminasi, dan sebaiknya selalu mengalir. Air yang tidak mengalir dapat menyebabkan tekanan pada ikan dan justru memperburuk kondisi ikan. 

Aliran air yang baik membantu mempercepat proses pengosongan saluran pencernaan dan memperbaiki mutu ikan secara keseluruhan.

Tanpa Pemberian Pakan Selama Proses

Dalam masa penempatan ini, yang biasanya berlangsung selama satu hingga tiga hari, ikan tidak diberi makan. Tujuannya adalah untuk memastikan seluruh isi perut dikeluarkan secara alami. 

Perut yang kosong dapat memperpanjang kesegaran ikan dan mencegah pembusukan lebih cepat setelah pengemasan.

Jumlah Ikan Harus Sesuai Ukuran Kolam

Populasi ikan dalam kolam harus disesuaikan dengan ukuran wadahnya. Jika terlalu padat, ikan bisa mengalami stres atau kekurangan oksigen akibat saling berebut ruang gerak. 

Idealnya, jumlah ikan diatur agar mereka tetap bisa berenang dengan leluasa dan tidak bertumpuk di satu tempat.

Durasi Disesuaikan Berdasarkan Spesies

Berapa lama ikan berada di kolam ini bergantung pada jenisnya. Misalnya, ikan lele cukup satu hari, sedangkan jenis seperti nila atau gurame mungkin memerlukan dua hingga tiga hari. 

Waktu yang terlalu lama bisa berdampak negatif pada kualitas ikan, seperti menyebabkan tekanan berlebih atau daging yang menjadi kurang segar.

Material Kolam Bisa Bervariasi

Tidak ada jenis kolam yang mutlak harus digunakan. Kolam bisa dibuat dari tanah, terpal, atau beton, asalkan mudah dibersihkan dan dapat menjaga kondisi air tetap baik. 

Terpal dan beton sering kali dipilih karena perawatannya lebih mudah, sementara kolam tanah cenderung menyimpan aroma lumpur yang tidak diinginkan.

Perbedaan Antara Kolam Pemberokan dan Kolam Pemeliharaan Biasa

Masih banyak orang yang belum bisa membedakan antara tempat pemeliharaan ikan dan kolam untuk pemberokan. Padahal, keduanya memiliki tujuan, perlakuan, serta cara kerja yang sangat berbeda.

Untuk menghindari kekeliruan, berikut penjabaran perbedaan di antara keduanya secara terperinci:

Tujuan Penggunaan

Tempat pemeliharaan berfungsi sebagai lokasi untuk membesarkan ikan dari tahap kecil hingga mencapai ukuran panen. 

Segala proses seperti pemberian makan, pengawasan pertumbuhan, hingga penanganan penyakit berlangsung di tempat ini.

Sementara itu, kolam pemberokan digunakan setelah ikan dipanen, bukan untuk meningkatkan ukuran tubuhnya, melainkan untuk membersihkan saluran pencernaan dan meningkatkan mutu daging sebelum didistribusikan ke pasar.

Waktu Pemakaian

Kolam pemeliharaan digunakan dalam jangka panjang, bisa mencapai beberapa bulan, tergantung pada spesies yang dibudidayakan. Seluruh siklus hidup ikan, mulai dari benih hingga masa panen, terjadi di kolam ini. 

Sebaliknya, kolam pemberokan hanya digunakan dalam waktu singkat, biasanya antara satu hingga tiga hari menjelang pengemasan atau pengiriman ikan.

Perlakuan Terhadap Ikan

Di kolam pemeliharaan, ikan diberikan pakan secara teratur, pertumbuhannya dipantau, dan lingkungan air diatur agar menunjang pertumbuhan optimal. Berbeda dengan itu, ikan di kolam pemberokan tidak diberi makanan sama sekali. 

Ini dimaksudkan agar isi perut ikan kosong, mengurangi sisa kotoran, dan memperbaiki rasa serta aroma dagingnya agar lebih layak konsumsi.

Kondisi dan Aliran Air

Meski kedua kolam membutuhkan air berkualitas, kolam pemberokan membutuhkan air yang jauh lebih bersih dan sebaiknya mengalir. Aliran air ini mempercepat pengeluaran sisa zat dalam tubuh ikan. 

Sedangkan di kolam pemeliharaan, kualitas air tetap harus baik, tetapi masih bisa ditoleransi sedikit sisa pakan dan limbah, asalkan dikelola secara rutin.

Jumlah Ikan dalam Kolam

Tempat pembesaran ikan biasanya diisi dengan populasi yang cukup padat untuk efisiensi biaya, selama pengelolaan air dan makanan berjalan baik. 

Di sisi lain, kolam pemberokan perlu populasi yang lebih sedikit, karena ikan sudah berada dalam kondisi hampir stres dan memerlukan ketenangan agar tidak membuang energi yang tersisa.

Dengan memahami perbedaan peran antara kedua jenis kolam ini, hasil budidaya bisa menjadi lebih optimal. Masing-masing memiliki fungsi krusial dalam menciptakan sistem budidaya ikan yang sehat dan menghasilkan panen berkualitas.

Jenis-Jenis Kolam Pemberokan

Setelah memahami secara menyeluruh mengenai kolam khusus untuk proses pembersihan ikan pasca panen, sekarang saatnya mengeksplorasi beragam jenis kolam yang lazim digunakan dalam praktiknya. 

Terdapat beberapa pilihan kolam yang dibedakan berdasarkan bahan pembuatannya, seperti dari tanah, bahan terpal, hingga konstruksi beton. 

Masing-masing tipe ini memiliki keunggulan dan kekurangannya sendiri, tergantung dari tujuan, kapasitas, serta kondisi lingkungan budidaya. Untuk itu, mari kita ulas satu per satu secara menyeluruh:

1. Kolam Berbasis Tanah

Tipe ini dibuat langsung dengan menggali tanah tanpa pelapis buatan. Biasanya memanfaatkan aliran alami seperti sungai kecil, saluran irigasi, atau mata air sebagai sumber air.

Keunggulan:

  • Biaya pembangunan rendah karena tidak memerlukan material tambahan.
  • Memberikan suasana alami yang menyerupai habitat asli ikan.
  • Mikroorganisme alami cenderung tumbuh subur dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan tambahan.

Kelemahan:

  • Rawan menimbulkan bau lumpur yang dapat meresap ke tubuh ikan, terutama jika sirkulasi air kurang optimal.
  • Sulit dikendalikan dalam hal kebersihan dan kualitas air.
  • Rentan terhadap kebocoran serta mudah terkontaminasi jika tanah terlalu gembur atau berpasir.

Simpulan:

Penggunaan jenis ini untuk proses pembersihan ikan sebaiknya dipertimbangkan ulang, kecuali aliran airnya benar-benar bersih dan lancar. Jika tidak, alih-alih meningkatkan mutu ikan, justru bisa menurunkan kualitas rasa dan aroma.

2. Kolam dari Terpal

Kolam ini menggunakan kerangka dari bahan seperti besi atau kayu, yang kemudian dilapisi oleh lembaran terpal berbahan plastik atau karet. Sangat populer karena mudah digunakan dan fleksibel.

Keunggulan:

  • Volume serta kejernihan air dapat dikontrol dengan lebih mudah.
  • Permukaan terpal tidak menyerap bau atau kotoran sehingga mempercepat proses pembersihan ikan.
  • Sangat cocok untuk lokasi sempit atau skala produksi kecil hingga menengah.
  • Mudah dipindahkan atau dibongkar-pasang sesuai kebutuhan.

Kelemahan:

  • Suhu air dapat meningkat dengan cepat jika terpapar matahari langsung, yang bisa mengganggu kenyamanan ikan.
  • Umur material terbatas dan rentan sobek bila tidak dijaga dengan baik.
  • Diperlukan penggantian air secara rutin untuk menjaga kesegaran.

Simpulan:

Tipe ini sangat direkomendasikan untuk keperluan pembersihan ikan dalam skala kecil hingga menengah. Praktis, ekonomis, dan perawatannya cukup sederhana.

3. Kolam dari Beton

Kolam ini dibuat secara permanen dengan campuran semen, batu bata, atau material bangunan lainnya. Biasanya digunakan dalam skala besar atau profesional.

Keunggulan:

  • Sangat mudah dibersihkan karena permukaannya padat dan tidak berpori.
  • Pengelolaan kualitas air lebih akurat, terutama jika memiliki sistem pengaturan air masuk dan keluar.
  • Konstruksi kokoh, tahan lama, dan tidak mudah bocor.
  • Sangat cocok untuk kegiatan pemberokan berskala besar atau komersial.

Kelemahan:

  • Biaya pembangunan relatif tinggi dan waktu pembuatannya lebih lama.
  • Bila tidak ada atap atau pelindung, suhu air bisa melonjak tinggi pada siang hari.
  • Tidak fleksibel karena sifatnya permanen dan sulit dipindahkan.

Simpulan:

Pilihan terbaik untuk kegiatan pembersihan ikan dalam jangka panjang dan volume besar. Meski investasi awal cukup besar, keuntungannya terasa dalam jangka panjang karena hasil lebih stabil dan profesional.

Fungsi Kolam Pemberokan Ikan

Fungsi kolam pemberokan ikan memiliki peranan penting dalam kegiatan budidaya, terutama pada fase terakhir sebelum ikan dijual ke pasar. 

Walaupun kerap kali dianggap tidak terlalu penting, kolam ini justru sangat berpengaruh terhadap kualitas akhir dari ikan yang dihasilkan. Inilah beberapa manfaat utama dari kolam pemberokan yang perlu kamu ketahui:

Membersihkan Sistem Pencernaan Ikan

Salah satu manfaat utama dari kolam khusus ini adalah membersihkan isi perut ikan dari sisa makanan dan kotoran yang masih tersisa setelah panen. Umumnya, ikan yang baru diangkat dari kolam utama masih membawa sisa pakan dalam tubuhnya.

Jika langsung dikemas dan dipasarkan, kotoran yang masih ada dapat keluar selama proses distribusi, membuat air dalam wadah menjadi keruh dan menurunkan mutu serta kesegarannya.

Dengan menempatkan ikan di kolam ini tanpa makanan selama satu hingga tiga hari, tubuh ikan akan mengeluarkan kotoran secara alami. Ikan menjadi lebih bersih, tidak cepat busuk, dan tampil lebih menarik di mata konsumen.

Mengurangi Aroma Tanah dan Rasa Pahit

Ikan yang dibesarkan di kolam tanah atau tambak sering kali menyimpan aroma tidak sedap seperti bau lumpur atau rasa pahit yang tertinggal pada dagingnya. 

Hal ini dapat menurunkan minat beli karena banyak pembeli yang tidak menyukai cita rasa semacam itu. Proses perendaman di air bersih dan mengalir selama beberapa hari mampu mengurangi bau dan rasa tersebut. 

Ikan akan mengalami proses pembersihan alami sehingga rasa dan aroma daging menjadi lebih netral dan segar, sesuai dengan standar konsumsi rumahan maupun industri.

Mengurangi Tingkat Stres pada Ikan

Setelah dipanen, ikan biasanya berada dalam kondisi tertekan akibat penangkapan dan perubahan lingkungan secara tiba-tiba.

Apabila langsung dikemas, tekanan tersebut bisa menyebabkan kematian lebih cepat atau kualitas daging yang menurun. Dengan menempatkan ikan pada kolam yang tenang dan minim gangguan, tingkat stres dapat ditekan.

Tanpa persaingan pakan dan dengan air bersih yang mengalir, suasana kolam memungkinkan ikan untuk kembali tenang sehingga lebih siap menghadapi proses pengemasan dan pengiriman.

Memperpanjang Daya Simpan Ikan Segar

Ikan yang telah melalui proses ini umumnya memiliki masa simpan lebih lama. Karena saluran pencernaannya sudah kosong, potensi pembusukan dari dalam tubuh ikan jauh lebih kecil.

Hal ini menjadi sangat penting jika produk akan dikirim ke lokasi yang jauh atau disimpan dalam waktu lama sebelum dijual ke konsumen. 

Dengan daya tahan yang lebih baik, risiko kerusakan menurun dan pembudidaya bisa menjaga kualitas produknya lebih lama.

Meningkatkan Harga Jual Ikan

Ikan yang tampak bersih, segar, bebas aroma tidak sedap, serta memiliki tekstur daging yang baik biasanya lebih diminati oleh konsumen.

Baik untuk pasar ritel, restoran, maupun industri pengolahan, kualitas yang lebih baik memberikan daya tarik tersendiri.

Bagi pelaku usaha, peningkatan kualitas ini berarti potensi keuntungan lebih besar karena produk memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan dipercaya oleh pembeli.

Cara Melakukan Pemberokan yang Benar

Agar ikan yang akan dipasarkan memiliki mutu terbaik, bebas dari bau tidak sedap, dan tampil bersih, proses pembersihan akhir sebelum distribusi perlu dilakukan dengan prosedur yang benar. Langkah ini tidak bisa dijalankan sembarangan. 

Berikut ini merupakan tahapan teknis serta panduan praktis yang harus diperhatikan dalam pelaksanaannya:

Siapkan Wadah Khusus dengan Aliran Air Bersih

Langkah pertama adalah mempersiapkan tempat yang memang diperuntukkan untuk tahap akhir ini. 

Bisa menggunakan kolam berbahan terpal, beton, atau alternatif lain yang mudah dibersihkan. Hal terpenting adalah memastikan airnya dalam kondisi jernih dan mengalir.

Air yang terus bergerak berperan penting untuk membuang sisa kotoran dari tubuh ikan serta menjaga tingkat oksigen tetap stabil, sehingga kondisi ikan tetap sehat dan tidak mengalami tekanan.

Hentikan Pemberian Pakan Selama Proses

Pada tahap ini, ikan tidak boleh menerima makanan sama sekali. Tujuannya agar seluruh isi pencernaan dapat dikeluarkan secara alami. Bila masih diberi makan, maka usaha membersihkan sistem pencernaan menjadi tidak efektif. 

Lama waktu yang dibutuhkan bervariasi tergantung jenisnya. Misalnya, untuk ikan lele cukup satu hari, sedangkan jenis seperti nila atau gurame memerlukan waktu sekitar dua hingga tiga hari.

Atur Jumlah Ikan dalam Wadah dengan Cermat

Jangan memenuhi kolam dengan terlalu banyak ikan. Kepadatan yang tinggi justru membuat mereka mudah tertekan, kekurangan oksigen, dan saling bertubrukan, yang dapat menyebabkan luka. 

Sebaiknya, jumlah ikan yang dimasukkan hanya sekitar setengah dari kapasitas kolam saat digunakan untuk pemeliharaan. Biarkan ikan berenang dengan tenang agar proses pembersihan tubuhnya berlangsung secara optimal.

Lakukan Penggantian Air Secara Teratur Bila Tidak Ada Aliran

Jika wadah yang digunakan tidak memiliki sistem aliran air, maka penggantian air harus dilakukan secara rutin, minimal dua kali dalam sehari. 

Hal ini penting agar limbah yang dikeluarkan selama proses berlangsung tidak mengotori air dan memengaruhi kondisi ikan. Bila air dibiarkan terlalu kotor, proses pembersihan menjadi tidak efektif dan bisa merugikan hasil akhirnya.

Perhatikan Perilaku Ikan dan Stabilitas Suhu Kolam

Selama proses pemberokan berlangsung, ikan seharusnya menunjukkan gerakan yang tenang namun tetap aktif bergerak perlahan. 

Bila terlihat ada ikan yang mengapung atau sulit bernapas di permukaan, itu bisa menjadi tanda bahwa kualitas air memburuk atau kandungan oksigennya menurun. 

Penting juga untuk selalu memantau suhu air—kisaran ideal berada antara 26 hingga 30 derajat Celsius, menyesuaikan dengan spesies yang dibudidayakan. 

Jangan sampai air di kolam menjadi terlalu dingin atau panas, karena kondisi tersebut dapat menyebabkan ikan mengalami stres bahkan gangguan kesehatan.

Penyesuaian Durasi Pemberokan Berdasarkan Jenis Ikan

Waktu pemberokan tidak boleh disamakan untuk semua jenis ikan, sebab tiap spesies memiliki laju metabolisme yang berbeda-beda.

  • Untuk ikan lele, waktu yang dibutuhkan berkisar antara 12 hingga 24 jam.
  • Pada ikan nila dan patin, durasinya berkisar antara 24 sampai 48 jam.
  • Sementara itu, ikan gurame membutuhkan waktu pemberokan yang lebih lama, bisa mencapai 72 jam.

Hindari memperpanjang waktu terlalu lama karena kondisi tanpa pakan yang berkepanjangan justru dapat membuat ikan lemah dan kehilangan vitalitas sebelum proses pengemasan.

Penanganan Ikan Setelah Pemberokan Secara Aman dan Bersih

Setelah tahap pemberokan selesai, ikan harus diangkat dengan cara yang hati-hati, menggunakan alat seperti serokan yang bersih untuk mencegah terjadinya luka pada tubuh ikan.

Pastikan proses pemindahan berlangsung cepat dan efisien agar ikan tidak mengalami tekanan berlebih saat menuju tahapan pengemasan atau pengiriman. 

Penanganan yang lembut dan higienis sangat penting untuk menjaga kualitas ikan tetap prima hingga sampai ke tangan konsumen.

Sebagai penutup, dengan memahami fungsi kolam pemberokan ikan, kualitas hasil panen bisa ditingkatkan dan daya tahan ikan selama distribusi tetap terjaga.

Terkini