JAKARTA - Setelah sempat mengalami penghentian sementara, aktivitas penyeberangan dari Pelabuhan Sanur menuju Nusa Penida kini telah kembali dibuka. Kegiatan ini dimulai pagi hari dengan keberangkatan sejumlah boat yang melayani rute tersebut. Pembukaan kembali penyeberangan ini menandai kelancaran aktivitas transportasi laut di wilayah tersebut, di tengah kondisi cuaca yang mulai membaik.
Komang Sunarka, Kepala Wilayah Kerja Sanur di KSOP Kelas II Benoa, menyampaikan bahwa cuaca saat ini cukup kondusif untuk melanjutkan pelayaran. Dengan gelombang laut yang tidak terlalu tinggi, otoritas pelabuhan memberikan izin kepada operator kapal untuk memulai kembali aktivitas penyeberangan demi melayani kebutuhan masyarakat dan wisatawan.
Protokol Keselamatan Tetap Diutamakan
Meski penyeberangan sudah diizinkan, Komang Sunarka menegaskan bahwa setiap operator harus tetap memperhatikan keselamatan penumpang dan mematuhi aturan yang berlaku. Keselamatan menjadi prioritas utama agar kejadian yang tidak diinginkan tidak terulang kembali.
“Kami terus melakukan pengawasan dan memastikan bahwa Anak Buah Kapal (ABK) mematuhi seluruh imbauan dari KSOP dan BMKG. Keselamatan adalah hal yang tidak bisa ditawar,” ujarnya.
Pengawasan ketat ini juga bertujuan untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang dapat terjadi secara tiba-tiba. Jika kondisi laut kembali memburuk, penyeberangan bisa kembali ditunda demi keamanan bersama.
Aktivitas Pelabuhan Kembali Normal
Pagi hari pembukaan penyeberangan sudah memberangkatkan 30 boat dari Sanur ke Nusa Penida. Meski begitu, tidak semua operator langsung beroperasi, seperti Fast Boat Bali Dolphin Cruise 2 yang memilih menunggu dengan pertimbangan tertentu.
Jumlah trip yang berangkat ini menjadi tanda bahwa pelayaran antar pulau kembali berjalan normal secara bertahap. Namun, untuk perjalanan balik, jumlah trip diperkirakan sekitar setengah dari keberangkatan pagi tersebut.
Waspadai Potensi Banjir Pesisir dan Gelombang Tinggi
Bersamaan dengan dibukanya kembali penyeberangan, masyarakat di pesisir Bali juga diimbau untuk waspada terhadap potensi banjir pesisir atau rob yang bisa terjadi dalam waktu dekat. Fenomena alam berupa fase bulan purnama dan jarak bulan yang lebih dekat ke bumi diperkirakan akan meningkatkan ketinggian air laut.
Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar menjelaskan bahwa potensi rob ini akan berdampak pada beberapa wilayah pesisir di Bali, yang meliputi aktivitas pelabuhan, pemukiman, serta tambak garam dan perikanan darat. Oleh karena itu, kewaspadaan dan kesiagaan masyarakat sangat diperlukan untuk menghadapi kondisi tersebut.
Selain itu, potensi gelombang tinggi dengan ketinggian hingga empat meter juga diperkirakan terjadi di beberapa perairan sekitar Bali. Pola angin yang kuat akan mempengaruhi situasi maritim di sekitar pelabuhan dan jalur penyeberangan. Informasi cuaca maritim secara berkala disediakan oleh BMKG untuk mendukung keselamatan pelayaran.
Sinergi Antara Operator dan Otoritas Pelabuhan
Keterbukaan operator dalam mengikuti panduan keselamatan dari otoritas pelabuhan dan BMKG menjadi kunci utama dalam menjaga kelancaran serta keamanan penyeberangan. Komang Sunarka menegaskan bahwa sinergi ini penting agar semua pihak dapat beroperasi dengan aman dan memberikan pelayanan terbaik.
“Kami menghargai keputusan operator yang memilih untuk menunda operasional demi keselamatan. Ini adalah bentuk tanggung jawab yang patut diapresiasi,” jelasnya.
Dengan kondisi cuaca yang terus dipantau, serta penerapan protokol keselamatan yang ketat, diharapkan penyeberangan dari Sanur ke Nusa Penida dapat berjalan lancar tanpa hambatan. Masyarakat dan wisatawan pun dapat menikmati perjalanan dengan rasa aman dan nyaman.