JAKARTA - Upaya meningkatkan akses layanan kesehatan di Indonesia kembali menjadi perhatian utama pemerintah. Dalam pertemuan di Istana Kepresidenan Jakarta, Presiden Prabowo Subianto secara tegas meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk memperbanyak jumlah dokter gigi di berbagai puskesmas. Arahan ini disampaikan setelah Presiden menerima laporan hasil pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang belakangan ini digelar secara masif.
Dalam keterangannya kepada wartawan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi menjelaskan bahwa masalah kesehatan gigi masih menjadi tantangan besar yang perlu mendapat perhatian khusus. Temuan dari program CKG menunjukkan bahwa keluhan kesehatan gigi menempati posisi teratas dari berbagai keluhan lain yang dialami masyarakat. Data juga mengungkapkan bahwa dari sekitar 10.000 puskesmas di seluruh Indonesia, terdapat sekitar 600 yang masih belum memiliki dokter umum. Lebih memprihatinkan lagi, sekitar 4.000 puskesmas belum memiliki dokter gigi.
Menurut Budi, Presiden secara langsung menekankan pentingnya peningkatan kualitas dan ketersediaan tenaga kesehatan di lini pelayanan terdepan. Hal ini dinilai sangat krusial, tidak hanya untuk anak-anak usia sekolah, tetapi juga bagi kalangan dewasa dan lansia. Mewujudkan masyarakat yang sehat secara menyeluruh, termasuk kesehatan gigi dan mulut, menjadi target pemerintah yang ingin dicapai melalui pemerataan tenaga dokter.
Prioritas Pemerintah dalam Peningkatan Fasilitas Medis
Selain membahas kebutuhan tenaga medis, dalam rapat tersebut Presiden dan Menteri Kesehatan juga mendiskusikan progres pembangunan sejumlah rumah sakit besar yang akan segera diresmikan. Salah satu di antaranya adalah rumah sakit di Jayapura yang kini menjadi bagian dari jaringan rumah sakit Kementerian Kesehatan. Presiden pun menyampaikan kesediaannya untuk meresmikan langsung fasilitas tersebut dalam waktu dekat.
Pemerintah juga tengah menyiapkan peresmian Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof. Dr. Mahar Mardjono yang berlokasi di Cawang, Jakarta Timur. Fasilitas kesehatan ini dirancang untuk menjadi pusat layanan medis, pendidikan, dan riset yang berfokus pada neurologi atau kesehatan otak. Keberadaan rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi lompatan besar dalam pelayanan spesialis neurologi di Indonesia.
Dengan luas lahan mencapai 116.000 meter persegi dan tiga bangunan utama setinggi 11 lantai, RS PON telah dilengkapi berbagai teknologi canggih untuk mendukung layanan neurologi yang menyeluruh. Rumah sakit ini juga akan menjadi simbol kerja sama internasional dalam dunia kesehatan, karena pembangunannya turut melibatkan kolaborasi antara Kementerian Kesehatan RI dan Kementerian Perdagangan Luar Negeri serta Pembangunan Belanda.
Hibah Internasional dan Dukungan Presiden
Selain RS PON, rumah sakit khusus jantung yang berlokasi di Solo juga menjadi salah satu fasilitas medis yang akan segera diresmikan. Rumah sakit ini merupakan hibah dari Raja Uni Emirat Arab (UAE) kepada Indonesia, yang menunjukkan adanya dukungan dan hubungan bilateral yang erat dalam sektor kesehatan.
Pemerintah menargetkan agar rumah sakit-rumah sakit ini tidak hanya menjadi tempat layanan kesehatan, tetapi juga pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi medis, serta pelatihan tenaga kesehatan yang kompeten. Upaya tersebut tentu sejalan dengan arahan Presiden untuk memperkuat layanan kesehatan primer hingga layanan rujukan yang lebih spesifik dan mendalam.
Program Kesehatan yang Terus Diperluas
Dalam agenda yang lebih luas, pemerintah menargetkan program Cek Kesehatan Gratis dapat menjangkau hingga 20 juta penduduk Indonesia. Program ini dirancang untuk menjadi gerakan nasional dalam mengedukasi dan memfasilitasi masyarakat agar lebih peduli terhadap kondisi kesehatannya secara menyeluruh, termasuk dalam hal pencegahan dan deteksi dini penyakit.
Langkah strategis ini mencerminkan komitmen kuat pemerintah dalam membangun sistem kesehatan nasional yang tangguh. Presiden secara langsung menaruh perhatian terhadap hasil lapangan dari program-program kesehatan seperti CKG, dan terus memantau kebutuhan yang muncul agar solusi yang diberikan bersifat konkret serta tepat sasaran.
Khusus dalam hal ketersediaan dokter, Presiden menyoroti kebutuhan mendesak akan peningkatan jumlah tenaga medis di berbagai daerah. Pemerataan dokter, khususnya dokter gigi, dipandang penting demi memastikan setiap lapisan masyarakat memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang layak, terjangkau, dan berkualitas.
Dukungan Penuh untuk Tenaga Kesehatan
Menteri Kesehatan juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya menyusun strategi terbaik untuk mengatasi kekurangan dokter, baik umum maupun spesialis, di berbagai fasilitas kesehatan. Pemerintah membuka peluang kolaborasi lintas sektor dan internasional untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan tersebut.
Langkah-langkah seperti penambahan kuota pendidikan kedokteran, insentif bagi dokter untuk bertugas di daerah terpencil, serta peningkatan kapasitas puskesmas dan rumah sakit, menjadi bagian dari strategi jangka panjang. Tujuannya jelas: menjadikan layanan kesehatan, termasuk layanan gigi dan mulut, sebagai kebutuhan dasar yang mudah dijangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Melalui dukungan penuh dari Presiden dan komitmen Kementerian Kesehatan, diharapkan visi mewujudkan sistem kesehatan nasional yang inklusif dan berkelanjutan dapat segera terwujud. Masyarakat Indonesia pun akan merasakan manfaat nyata dari layanan kesehatan yang lebih merata, modern, dan responsif terhadap kebutuhan zaman.