Wisata Seaplane Buka Peluang Baru di Raja Ampat dan Sulsel

Rabu, 06 Agustus 2025 | 07:24:41 WIB
Wisata Seaplane Buka Peluang Baru di Raja Ampat dan Sulsel

JAKARTA - Upaya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk terus memperluas konektivitas di wilayah-wilayah potensial pariwisata tampaknya terus berlanjut. Salah satu inisiatif terbarunya adalah rencana pengembangan transportasi udara berbasis pesawat amfibi atau seaplane di Misool Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, serta di sejumlah titik di Provinsi Sulawesi Selatan. Langkah ini tidak hanya mendorong konektivitas, tetapi juga dinilai mampu mengangkat potensi wisata di daerah-daerah tersebut.

“Sekarang kita mencoba untuk mengembangkan di Misool Selatan, Kabupaten Raja Ampat dan juga di Sulawesi Selatan,” ungkap Direktur Navigasi Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Syamsu Rizal dalam agenda press background di Jakarta, Selasa.

Rencana tersebut, menurutnya, memang secara khusus didorong untuk mendukung sektor wisata. Ia menegaskan bahwa potensi kawasan seperti Raja Ampat sangat besar untuk menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Oleh karena itu, kehadiran seaplane akan memperluas akses ke destinasi yang selama ini sulit dijangkau.

Menyasar Daerah Wisata Potensial

Bukan tanpa alasan Kemenhub melirik wilayah Misool Selatan dan Sulawesi Selatan. Keduanya merupakan daerah dengan kekayaan laut dan lanskap alam yang eksotis, tetapi terkadang memiliki keterbatasan akses transportasi konvensional. Pengembangan moda seaplane menjadi solusi strategis untuk menghubungkan titik-titik wisata yang selama ini belum terjangkau secara langsung.

Menurut Syamsu Rizal, wilayah Misool Selatan merupakan salah satu bagian dari gugusan Raja Ampat yang memiliki potensi wisata bahari luar biasa. Sementara itu, kawasan Sulawesi Selatan juga menyimpan daya tarik serupa yang belum sepenuhnya terakses oleh wisatawan.

Dengan adanya seaplane, wisatawan dapat menjangkau lokasi-lokasi terpencil secara langsung dari laut tanpa perlu infrastruktur bandara yang besar. Ini juga diharapkan mendorong investasi sektor pariwisata secara lebih luas, terutama di kawasan yang belum berkembang maksimal.

Belajar dari Keberhasilan Wilayah Lain

Konsep seaplane sebenarnya bukan hal baru di Indonesia. Beberapa wilayah seperti Nusa Tenggara Barat (NTB), Pulau Bawah di Kepulauan Riau, serta Merauke di Papua Selatan sudah lebih dulu menerapkannya. Pengalaman dari ketiga wilayah tersebut menjadi acuan bagi pengembangan lebih lanjut.

“Mudah-mudahan dengan adanya penyediaan seaplane atau waterbase ini juga membuka daerah-daerah yang belum terkoneksi,” ujar Syamsu. Ia menambahkan bahwa pada tahap awal, jumlah titik yang dikembangkan tidak akan banyak. Namun, jika potensinya terbukti kuat, maka jumlah titik operasi seaplane akan terus diperluas.

Pengembangan moda ini akan beriringan dengan studi kelayakan yang kini sedang dilakukan. Studi tersebut mencakup kajian teknis, lingkungan, serta potensi ekonomi di setiap lokasi. Rencana awalnya adalah menyelesaikan studi ini dalam waktu dekat agar bisa segera direalisasikan, bahkan diintegrasikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 hingga 2029.

Seaplane, Solusi Mobilitas Pulau ke Pulau

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di wilayah maritim yang luas. Tantangan mobilitas antar-pulau tentu tidak bisa diselesaikan dengan moda darat maupun udara konvensional saja. Di sinilah pesawat amfibi mengambil peran penting sebagai alternatif transportasi.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Lukman F. Laisa, menjelaskan bahwa kondisi geografis Indonesia menghadirkan tantangan logistik, namun sekaligus peluang besar untuk menghadirkan inovasi. Menurutnya, pengembangan industri seaplane merupakan salah satu opsi paling menjanjikan dalam menjawab kebutuhan konektivitas antarpulau.

“Ini adalah moda penerbangan yang dapat menjembatani daerah-daerah terpencil, meningkatkan mobilitas, aksesibilitas, dan membuka peluang ekonomi baru,” ujar Lukman.

Kehadiran seaplane juga diyakini akan mempercepat pertumbuhan sektor pariwisata karena akses yang lebih cepat dan fleksibel ke destinasi-destinasi unggulan. Tidak hanya memperkuat konektivitas, tetapi juga memberi nilai tambah dalam pengalaman wisata.

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Manfaat dari pengembangan seaplane tidak berhenti pada aspek wisata semata. Dalam jangka panjang, hal ini akan turut menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat. Mulai dari sektor transportasi pendukung, penginapan, hingga penyedia jasa wisata lokal akan mendapatkan efek positif dari peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.

Jika moda transportasi ini berkembang luas, maka ke depan kawasan-kawasan terpencil bisa menjadi pusat pertumbuhan baru. Dalam banyak diskusi internal, sejumlah lokasi yang awalnya sulit dijangkau kini dinilai sangat berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

Dengan terbukanya akses ke titik-titik yang selama ini tidak terhubung oleh infrastruktur darat maupun udara, wisatawan akan memiliki lebih banyak opsi untuk menikmati keindahan Indonesia. Di sisi lain, masyarakat lokal pun mendapatkan peluang untuk mengembangkan usaha dan menciptakan lapangan kerja baru.

Proyeksi dalam Jangka Menengah

Syamsu Rizal memastikan bahwa pengembangan awal seaplane di Raja Ampat dan Sulawesi Selatan akan melalui proses kajian yang matang. Penunjukan lokasi dan persiapan infrastruktur akan dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan potensi kawasan masing-masing. Harapannya, proses ini dapat rampung dalam waktu dekat.

“Jadi saat ini kami sedang dalam proses studi untuk dua lokasi dan mudah-mudahan akan dapat diselesaikan di tahun ini atau paling tidak dalam proses atau waktu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 hingga 2029,” katanya.

Dengan dukungan infrastruktur dan kebijakan yang tepat, seaplane diyakini akan menjadi pelengkap penting dalam sistem transportasi nasional yang tidak hanya efektif, tapi juga menyatu dengan misi pengembangan wisata berkelanjutan.

Rencana pengembangan ini membuka cakrawala baru bagi dunia pariwisata Indonesia, khususnya dalam menciptakan akses transportasi inovatif ke destinasi unggulan. Jika terlaksana dengan baik, inisiatif ini tidak hanya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan wisata bahari kelas dunia.

Terkini