JAKARTA - Sektor perbankan diyakini akan memainkan peran vital dalam mendorong laju pertumbuhan pasar modal Indonesia hingga mencapai target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level 8.000. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan keyakinan tersebut seiring momentum kinerja semester I-2025 dari para emiten perbankan yang mulai dirilis ke publik.
Kondisi ini dianggap sebagai peluang besar bagi sektor perbankan untuk memperkuat pengaruhnya di lantai bursa. Saat ini, perhatian pelaku pasar tertuju pada laporan keuangan emiten, khususnya dari industri perbankan, yang secara historis memiliki kontribusi signifikan terhadap penguatan indeks.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, menjelaskan bahwa sektor perbankan selama ini belum menunjukkan pergerakan yang dominan. Namun, ia optimistis bahwa momentum yang ada akan dimanfaatkan oleh para emiten bank untuk menunjukkan performa terbaiknya.
“Kalau kita perhatikan, bank belum banyak bergerak ya. Nah, makanya mudah-mudahan bank-nya akan jadi motor pergerakan indeks,” ujar Irvan.
Lebih lanjut, Irvan menyampaikan bahwa faktor eksternal turut mendukung optimisme BEI terhadap pencapaian IHSG ke level 8.000. Salah satunya adalah adanya penurunan tarif resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat yang turun dari 32 persen menjadi 19 persen. Kebijakan tersebut diperkirakan akan memberikan dampak positif terhadap pasar keuangan domestik.
“Mudah-mudahan tidak ada perubahan (kesepakatan tarif), ini juga bisa nge-boost indeks. Hari ini juga naik lumayan,” tambahnya.
Selain sektor perbankan, Irvan juga melihat kinerja emiten secara keseluruhan di pasar modal Indonesia menunjukkan tren positif. Rilis laporan keuangan semester pertama menjadi indikator penting yang memperkuat ekspektasi bahwa indeks dapat terus bertumbuh hingga menyentuh rekor baru.
“Kita berharap kondisi emiten kita juga bagus, ya. Jadi mudah-mudahan itu bisa nge-boost,” kata Irvan menegaskan.
Optimisme serupa juga disampaikan oleh Direktur Utama BEI, Iman Rachman. Ia berharap IHSG dapat mencapai angka 8.000 pada momen perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia yang jatuh pada tahun ini. Harapan tersebut bukan tanpa dasar, mengingat adanya pertumbuhan signifikan dari sisi partisipasi investor di pasar modal.
"Tolong doakan sama-sama di ulang tahun ke-80 Republik Indonesia, indeks kita (IHSG) bisa mencapai 8.000. Amin,” ujar Iman.
Ia menambahkan, transformasi strategis yang dilakukan oleh BEI selama beberapa tahun terakhir telah menunjukkan hasil nyata, terutama dari sisi pertumbuhan jumlah investor. Dalam kurun waktu enam tahun, jumlah investor mengalami lonjakan hingga lima kali lipat menjadi 17,4 juta, dengan kontribusi besar dari investor retail domestik.
Transformasi BEI sebagai bursa multi-aset melalui pengembangan berbagai produk berbasis ekuitas, surat utang, hingga unit karbon disebut menjadi salah satu faktor pendorong utama dalam menarik minat investor baru. Hal ini sekaligus menjadi sinyal bahwa BEI berkomitmen menghadirkan beragam pilihan instrumen investasi yang relevan dengan perkembangan global.
Pertumbuhan investor dan kepercayaan yang meningkat terhadap pasar modal Indonesia diharapkan dapat menciptakan ekosistem investasi yang sehat dan berkelanjutan. BEI melihat bahwa kontribusi sektor perbankan sangat penting dalam menciptakan momentum pertumbuhan tersebut.
Data perdagangan juga mencerminkan sentimen positif yang tengah berkembang. Berdasarkan penutupan perdagangan Jumat sore, IHSG ditutup menguat sebesar 53,43 poin atau 0,71 persen ke posisi 7.537,77. Sementara itu, kelompok saham unggulan dalam indeks LQ45 turut menunjukkan penguatan dengan kenaikan 6,35 poin atau 0,80 persen ke level 796,82.
Pergerakan positif ini dinilai sebagai sinyal bahwa pasar mulai merespons baik rilis laporan keuangan emiten, serta prospek ekonomi dan perdagangan yang semakin kondusif. Dalam konteks ini, sektor perbankan berpotensi besar menjadi katalis utama penguatan indeks sepanjang semester kedua tahun ini.
Dengan berbagai indikator yang mendukung, optimisme terhadap pencapaian IHSG ke level 8.000 menjadi semakin realistis. Fokus pasar yang kini tertuju pada sektor perbankan mencerminkan harapan bahwa industri ini akan tetap menjadi pilar utama dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional dan dinamika pasar modal.
Kinerja keuangan yang solid dari perbankan, stabilitas makroekonomi, serta kebijakan strategis yang adaptif dari regulator pasar menjadi landasan kuat bagi proyeksi positif ini. Di sisi lain, peningkatan jumlah investor juga memberi sinyal bahwa kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia terus tumbuh, menciptakan ekosistem yang semakin inklusif dan dinamis.
Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat investor, diharapkan mampu mendorong terciptanya pasar modal yang lebih tangguh dan berdaya saing tinggi. Dengan perbankan sebagai motor penggeraknya, capaian IHSG menuju 8.000 bukan sekadar target angka, tetapi representasi kemajuan dan stabilitas ekonomi nasional.