JAKARTA - Komunitas menjadi pintu masuk strategis untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, khususnya di sektor pasar modal. Hal ini terlihat dari upaya yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) yang menghadirkan pendekatan kreatif dengan menyasar komunitas generasi muda yang aktif dan dinamis.
Melalui kegiatan bertajuk Capital Market Goes to Community (CMGTC), ratusan anggota komunitas bikers dari wilayah Jabodetabek dilibatkan dalam upaya mengedukasi publik mengenai pentingnya menjadi investor yang cerdas dan bertanggung jawab. Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari perayaan ulang tahun ke-47 diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia.
Kegiatan dimulai dengan agenda Sunday Morning Ride (Sunmori) yang berlangsung. Rombongan yang terdiri atas lebih dari 400 bikers memulai perjalanan dari Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dan berakhir di Idemitsu Motolounge, Jakarta Selatan. Tak sekadar berkendara, mereka hadir sebagai peserta edukasi pasar modal dan langsung menyatakan diri sebagai investor baru.
OJK menilai, keterlibatan generasi muda sangat penting dalam membangun pasar modal yang inklusif dan berkelanjutan. Data yang dimiliki menyebutkan, dari total lebih dari 17 juta investor saat ini, sekitar 79 persen di antaranya berasal dari kelompok usia di bawah 40 tahun. Ini menandakan bahwa anak muda memiliki peran strategis dalam pertumbuhan pasar modal nasional.
“Generasi muda harus menjadi investor yang cerdas dan bijak guna menghindari berbagai modus penipuan seperti penggandaan uang, money game, janji bonus tinggi dari penjualan produk, hingga scamming. Pegang prinsip 2L: Legal dan Logis,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, dalam sambutannya di Jakarta.
Ia menambahkan bahwa pemahaman yang benar terhadap karakteristik produk investasi, termasuk potensi risikonya, akan membuat masyarakat tidak mudah tergoda oleh tawaran-tawaran yang tampak menggiurkan namun tidak masuk akal. Oleh karena itu, edukasi yang dilakukan langsung di tengah komunitas seperti bikers ini dinilai sangat efektif.
Sebagai bentuk nyata dari partisipasi para bikers, sebanyak 452 Single Investor Identification (SID) baru tercatat dalam kegiatan tersebut. Ini menjadi bukti tingginya antusiasme komunitas otomotif terhadap pasar modal, sekaligus menjadi sinyal positif bahwa pendekatan komunitas mampu menjangkau segmen yang sebelumnya kurang tereksplorasi oleh program literasi keuangan.
Para peserta juga menyatakan deklarasi kesiapan untuk menjadi investor yang legal dan logis. Langkah ini menegaskan bahwa mereka tidak hanya hadir sebagai peserta sosialisasi, namun juga siap terlibat aktif dalam pengembangan pasar modal nasional.
CEO Indoclub Championship, Deny Wajonk, yang menjadi mitra penyelenggara dalam kegiatan ini, memberikan apresiasi terhadap inisiatif OJK dan SRO. Ia menyampaikan bahwa para bikers yang terlibat sebagian besar merupakan anak muda dengan semangat tinggi dan gaya hidup yang aktif.
“Para bikers yang hadir hari ini sebagian besar merupakan anak muda yang aktif dan produktif. Kami berharap mereka dapat menjadi contoh positif bagi komunitas lain dalam membangun kebiasaan berinvestasi yang aman dan bertanggung jawab,” ujar Deny.
Ia juga menekankan bahwa kegiatan semacam ini membuka perspektif baru di kalangan komunitas, bahwa investasi di pasar modal bukan hanya untuk kalangan tertentu, tapi juga sangat relevan bagi siapa saja yang ingin mengelola keuangannya secara cerdas.
Lebih jauh, kegiatan CMGTC dinilai berhasil mematahkan anggapan bahwa edukasi pasar modal hanya cocok untuk pelajar, mahasiswa, atau pekerja kantoran. Dengan melibatkan komunitas yang aktif di bidang otomotif, kegiatan ini memperluas cakupan sasaran literasi keuangan dan mempertegas bahwa edukasi dapat dilakukan secara lintas segmen dan gaya hidup.
OJK dan SRO memandang pentingnya membangun ekosistem pasar modal yang tidak hanya inklusif tetapi juga berkelanjutan. Upaya ini dilakukan seiring dengan strategi nasional dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui partisipasi masyarakat dalam investasi yang sehat dan legal.
“Pastikan pihak yang menawarkan investasi memiliki izin resmi, dan pastikan imbal hasil yang dijanjikan masuk akal,” imbuh Inarno, mengingatkan kembali pentingnya prinsip Legal dan Logis kepada seluruh peserta.
Melalui inisiatif ini, semangat untuk menjadikan pasar modal sebagai bagian dari gaya hidup modern anak muda semakin kuat. Pasar modal tidak lagi identik dengan kerumitan atau eksklusivitas, melainkan menjadi wadah yang terbuka untuk semua, termasuk mereka yang berkegiatan di luar ruang formal.
Langkah OJK dan SRO melalui CMGTC membuktikan bahwa literasi pasar modal dapat dikemas dengan cara menyenangkan tanpa mengurangi substansi edukasi. Kombinasi antara pendekatan komunitas, semangat kebersamaan, dan edukasi finansial terbukti mampu menarik minat dan membangun kesadaran investasi sejak dini.
Dengan makin banyaknya generasi muda yang terlibat, pasar modal Indonesia diharapkan dapat terus tumbuh sehat, inklusif, dan menjadi motor penggerak ekonomi yang berkelanjutan.